"Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang akan ditemukannya: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu Robbnya" (Muttafaqun a'alaih)*****************************************
[caption id="attachment_333329" align="aligncenter" width="480" caption="Apem, kuliner sajian berbuka puasa"][/caption]
Semua kompasianer yang melakukan ibadah puasa tentulah sepakat, betapa nikmatnya suasana saat berbuka puasa. Maka sangat wajar bila orang tua, atau istri selalu berupaya menyajikan hidangan yang terbaik saat berbuka. Walau sejatinya berbuka dengan apapun bagi mereka yang berpuasa adalah kenikmatan tiada tara.
Setiap daerah memiliki makanan khas pembuka puasa, demikian juga dengan daerah saya Pandeglang. Salah satu kuliner yang biasa muncul pada bulan puasa adalah Apem putih yang merupakan salah satu kuliner favorit Sultan Banten di masa lalu, dan biasanya akan selalu disediakan pada acara khaul Sultan.
Pada bulan puasa akan muncul pedagang kue ini lebih banyak dari biasanya, karena pada hari biasa sangat jarang dan harus memesan bila kita menghendakinya.
[caption id="attachment_333330" align="aligncenter" width="512" caption="Pedagang apem di sekitar pasar Cimanuk, Pandeglang"]
Salah satu sentra apem yang rasanya terkenal adalah apem yang berasal dari kampung kadubumbang, sebuah daerah yang berada di wilayah kecamatan Cimanuk Pandeglang. Bagi mereka yang sudah pernah berkunjung ke Cibulakan atau pemandian Cikoromoy tentunya tak asing mendengar nama daerah Cimanuk.
Kue apem ini terbuat dari olahan beras yang telah digiling menjadi tepung beras dan tape (peuyeum) yang difrementasikan sehingga saat menikmatinya akan terasa ada sensasi rasa asam yang dihasilkan dari rasa tapenya. Â Juga karena terbuat dari beras maka sensasi adem saat memakannya begitu terasa.
[caption id="attachment_333335" align="aligncenter" width="378" caption="Suami siaga, sedang membeli apem hehehehehe"]
Kuliner ini biasanya akan terasa nikmat bila disajikan dengan cairan gula merah sebagai pendampingnya, biasanya orang Pandegang menyebutnya dengan kinca. Namun bagi mereka yang tidak menyukai gula biasanya menggunakan madu atau sirup yang juga banyak dikonsumsi saat bulan puasa.
Pada bulan puasa, pedagang apem akan bermunculan di pinggir-pingir jalan raya dan hanya dijimpai di pasar Cimanuk Pandeglang. Biasanya mereka akan bergerombol menawarkan kepada pengendara yang melewati jalur tersebut antara pukul pukul 14.00 -17.00 wib.
[caption id="attachment_333331" align="aligncenter" width="378" caption="Beberapa pembeli sedang menawar apem Cimanuk"]
Mereka menawarkan kuliner ini dalam kemasan daun pisang yang akan diacungkan dengan segera bila pengendara mulai berhenti atau memperlambat saat melewat pasar tersebut.
Harganya lumayan terjangkau, yaitu sebesar 600 rupiah/pc-nya atau 12.000 rupiah perbungkus yang berisi dua puluh biji/pieces. Namun bila kita lihai menawar biasanya akan bisa kita dapatkan dengan harga sepuluh ribu/bungkus yang berisi 20 pcs tidak termasuk kinca atau cairan gulanya.
[caption id="attachment_333333" align="aligncenter" width="560" caption="Suasana pasar Cimanuk menjeang sore "]
Banyak pula apem yang dijual murah dari kampung lain namun rasanya kurang mengigit karena olahan berasnya sepertinya sudah tidak murni karena ada campuran tepung lain sebagai bahan utamanya.
Bila kita sedikit menengok ke daerah Cirebon yang merupakan wilayah yang memiliki nilai historis dengan Banten kita akan menemukan kegiatan yang biasanya  diakukan pada bulan puasa, yaitu Ngapem (berasal dari kalimat Apem), Ngirab dan Rebo Wekasan.
Tradisi ngapem ini berasal dari keraton yang sering membagi-bagikan apem di bulan ini, ada juga diartikan pada masa penjajahan belanda di Cirebon bahwa apem melambangkan belanda yang harus di musnahkan dari cirebon dengan memasukan apem ke dalam kinca.
[caption id="attachment_333334" align="aligncenter" width="378" caption="Penjual apem"]
Hubungan persaudaraan antara kesultanan Cirebon dan Banten di masa lalu bisa jadi memunculkan kuliner apem yang juga ada di daerah Pandeglang.
Bagi kompasianer yang berkunjung ke arah Pandeglang kemudian melanjutkan ke pantai Carita atau Tanjung Lesung melaui jalur keamatan Cimanuk, sesekali layak mencoba kuliner khas pandeglang ini. Dijamin anda kekenyangan bila menikmati dalam jumah yang banyak heheheheheh....
Salam apem...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H