Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Edisi Khusus: Kompas 100 Halaman dalam Bingkai Menatap Masa Depan 2015

28 November 2014   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:36 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_356572" align="aligncenter" width="640" caption="Kompas hari ini, dengan edisi 100 halaman "][/caption]

Selepas mengantar anak ke TK seperti biasa saya akan mampir ke loper koran langganan, maksudnya langganan numpang baca. Ada yang berbeda pada koran Kompas hari ini, terbit dengan 100 halaman penuh dan dengan harga tetap sebagaimana biasanya. Rupanya Kompas edisi hari Jum'at, 28/11/14 adalah edisi khusus 100 halaman dalam bingkai 'Menatap Indonesia 2015".

Pada halaman muka menampilkan artikel tentang "Optimisme di tengah kegaduhan politik", membicarakan suasana panasnya dunia politik saat ini serta pelaku kegaduhan itu sendiri yang cenderung menganggap enteng terhadap kegaduhan yang diciptakannya, tak peduli bagaimana rakyat melihatnya dengan kecemasan akan masa depan Indonesia itu sendiri.

[caption id="attachment_356596" align="aligncenter" width="770" caption="Tampilan halaman-halaman edisi khusus hari ini (dokpri)"]

1417149740589870991
1417149740589870991
[/caption]

Tampilnya Jokowi-JK yang sejatinya menjadi harapan segar bangsa ini, terancam meredup dan oleng bila jika proses pembangunan kedodoran akibat komplikasi dari kegaduhan politik. Ini yang coba diamati oleh Rikad Bagun dalam artikel pada judul headline Kompas hari ini.

Pada Halaman 41 memuat pengantar redaksi yang menulis tentang pidato Presiden Joko Widodo pada forum Kompas CEO 100 7 November lalu di Jakarta. Dalam pidato tersebut presiden berbicara tentang sikap pemerintahannya yang mengalihkan anggaran negara untuk subsidi BBM ke mata anggaran yang lebih produktif.

1417149898826109721
1417149898826109721
Dunia pendidikan serta kesiapan lulusan perguruan tinggi Indonesia untuk sukses ambil bagian dari terbukanya pasar tenaga kerja terampil di antara negara-negara ASEAN. Isu ini terus berkembang seiring dengan sejauh mana kemampuan masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015, berita ini muncul pada halaman 77  dari edisi khusus Kompas hari ini.

14171498101389544697
14171498101389544697
Kemampuan Indonesia pada 2015 untuk dapat ambil bagian dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tentu saja akan menjadi pertanyaan besar bila kondisi perpolitikan saat ini tidak berjalan sesuai harapan dan lebih mengetengahkan ego dari para elit politik.

Tentu saja pembaca akan merasa lebih jelas dan tuntas mengetahui bagaimana  Indonesia menghadapi MEA 2015, silahkan mampir sejenak ke toko majalah dan loper koran yang menjual Kompas edisi khusus hari ini. Ingat, jangan numpang baca kayak saya, enaknya lengsung beli dan segera baca di kantor atau rumah pembaca.

Salam Kompasiana......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun