"Bintang Kecil dengan Cahaya Besar: Setiap anak memiliki keunikan tersendiri, membawa cerita yang berbeda dalam perjalanan hidupnya. Salah satunya keponakanku, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya, mengajarkan arti ketulusan sejati."
Kisah Awal - Perjalanan Pendidikan
Setiap anak memiliki kisah uniknya sendiri. Begitu pula dengan keponakanku, seorang anak luar biasa yang lahir dengan spektrum autisme. Ia memiliki karakter yang ceria, cerdas, dan penuh energi. Namun, perjalanan pendidikannya tidaklah biasa seperti anak-anak lain. Jika pada usianya kini ia seharusnya sudah duduk di kelas 3 atau 4 Sekolah Dasar (SD).
Dia baru saja memulai perjalanannya di dunia pendidikan. Uniknya, ia tidak melalui pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) terlebih dahulu, tapi langsung masuk ke Sekolah Dasar (SD) yang menjadi tantangan tersendiri. Justru dari sinilah keistimewaannya semakin terlihat.
Penyesuaian Diri dan Tantangan Sosial
Meski memulai sekolah lebih lambat dibanding teman-teman sebayanya, keponakanku cepat menyesuaikan diri. Ia memiliki daya tangkap yang tinggi dan mampu memahami pelajaran dengan baik. Namun, tantangan sosial yang ia hadapi tidaklah mudah. Beberapa teman sekelasnya yang usil kerap memperlakukannya dengan kurang baik, bahkan mendiskriminasinya karena perbedaan yang ia miliki.
Meskipun begitu, ia tetap bersikap ceria dan tidak pernah menunjukkan kesedihan di hadapan mereka. Ada sesuatu yang lebih besar dalam dirinya: empati yang luar biasa.
Sifat Tulus dan Empati
Ketulusan dan Empati yang Mendalam merupakan salah satu hal yang membuatku begitu kagum adalah betapa besar rasa sayangnya terhadap orang-orang di sekitarnya, terutama kakaknya. Ketika ia pulang sekolah lebih dulu, ia tidak akan langsung makan siang sampai kakaknya tiba di rumah. Ia memilih menunggu, seolah ingin berbagi kebersamaan dalam setiap waktu makan mereka.
Sikap penuh kasih seperti ini seringkali membuat kami terharu, sebab di balik keterbatasan yang ia miliki, dia mungkin salah satu anak yang tergolong memiliki hati yang lebih besar daripada banyak orang.
Ciri Khas Kebiasaan
Kebiasaan berbagi telah menjadi ciri khas dia. Tentu tidak hanya itu, ia juga memiliki kebiasaan unik yang membuatnya semakin istimewa. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia selalu meminta ibunya untuk membawakannya bekal makanan, seperti roti, wafer, atau jajanan lainnya. Namun, yang menarik bukanlah sekadar keinginannya untuk membawa bekal, melainkan bagaimana ia membagikannya kepada teman-temannya di kelas.
Dia selalu menyisakan satu untuk dirinya sendiri, sementara sisanya ia berikan kepada teman-temannya, seolah ingin berbagi kebahagiaan dengan cara sederhana.
Rutinitas Keponakanku
Rutinitas ini menjadi bagian tak terpisahkan dari harinya. Jika suatu pagi bekalnya tidak tersedia, ia akan menunjukkan ketidaksenangannya dengan diam seribu bahasa dan enggan berangkat ke sekolah.
Baginya, berbagi bukan sekadar kebiasaan, melainkan kebutuhan emosional yang harus ia lakukan.
Foto seorang anak laki-laki sedang bermain di pinggir Danau (Sumber: Pixabay/qimono)
![Foto seorang anak laki-laki sedang bermain di pinggir Danau (Sumber: Pixabay/qimono)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2025/02/09/child-1440526-1280-67a7b39aed641551d264a172.jpg?t=o&v=770)
Cahaya di Tengah Tantangan
Melihat bagaimana ia tumbuh dengan keceriaan dan ketulusan yang begitu murni, aku semakin menyadari bahwa kecerdasan tidak hanya diukur dari aspek akademik, tetapi juga dari cara seseorang memperlakukan orang lain. Keponakanku mengajarkanku bahwa keistimewaan bukanlah sebuah hambatan, melainkan anugerah yang memperkaya dan mewarnai kehidupan.
Dalam dirinya, aku melihat cahaya yang berbeda---cahaya seorang anak luar biasa yang meskipun memiliki tantangan, tetap mampu memberi kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya.
Intisari
Keponakan saya adalah bukti nyata bahwa setiap anak memiliki keunikan dan potensi luar biasa, terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya. Meskipun menghadapi tantangan dalam pendidikan dan kehidupan sosial, ia tetap menunjukkan kecerdasan, ketahanan mental, serta empati yang mendalam terhadap keluarga dan teman-temannya. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak seperti dia dapat tumbuh menjadi individu berharga yang memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masa depan mereka.
Penulis: ~ 'wiekf tuara ~
That's all from me today. See you in the next article!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI