Mohon tunggu...
wiezkf
wiezkf Mohon Tunggu... Human Resources - Open Observer

Pengamat bebas dengan imajinasi liar, penulis lepas yang tangannya sering nyasar ke keyboard, data analyst yang suka ngulik angka sampai mau minta cuti, dan reviewer jurnal bereputasi yang hobi debat sama teori!. Cukup dengan laptop, kopi, dan rasa ingin tahu, analisis data serta ulasan jurnal jadi petualangan epik penuh plot twist, di mana statistik sering menyerah bilang, “Skip, aku nyerah!” 😂☕

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Suripto: Diplomasi Berbasis Intelijen dan Operasi Rahasia Global

15 Januari 2025   03:47 Diperbarui: 15 Januari 2025   04:17 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secret agents (Pexels/Anete Lusina)

Prolog

"Artikel ini bertujuan untuk mengulas secara singkat dan sederhana perjalanan hidup seorang Agen Intelijen Legendaris Indonesia, sekaligus mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik kiprahnya. Terinspirasi dari Podcast Madilog Forum Keadilan, tulisan ini disusun dengan pendekatan akademis yang sistematis, disertai gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Melalui ulasan ini, pembaca dari berbagai kalangan diajak untuk mendalami lebih jauh peran Bapak Suripto dalam dunia intelijen, diplomasi, dan operasi rahasia global, yang penuh dengan dinamika dan strategi cemerlang." ~ &wiezkf'

A. Pendahuluan

Bapak Soeripto (Suripto, SH.) merupakan figur penting dalam lanskap intelijen Indonesia pada era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Kiprahnya mencerminkan peran strategis intelijen dalam menghadapi tantangan domestik dan internasional, termasuk kerusuhan anti-Tionghoa pada tahun 1963 dan operasi penyelundupan senjata ke Bosnia. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Suripto dengan pendekatan sistematis berdasarkan kaidah penulisan jurnal ilmiah.

1. Latar Belakang Sejarah Kerusuhan Anti-Tionghoa 1963

Kerusuhan anti-Tionghoa yang terjadi di Bandung tahun 1963 merupakan salah satu episode kelam dalam sejarah hubungan antaretnis di Indonesia. Kerusuhan ini tidak hanya melibatkan sentimen sosial-ekonomi, tetapi juga dimanfaatkan dalam permainan politik internasional. Suripto dituding sebagai penggerak massa dalam kerusuhan ini, meski kemudian ia juga menjadi aktor penting dalam merekonsiliasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok. Menurut Cribb dan Kahin (2004), dinamika kerusuhan anti-Tionghoa sering dipengaruhi oleh kebijakan domestik yang memandang minoritas etnis sebagai ancaman potensial.

2. Analisis Peran Suripto dalam Diplomasi dan Intelijen

Setelah peristiwa kerusuhan 1963, Suripto beralih menjadi agen rekonsiliasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok. Hal ini menandai transformasi dari seorang yang dituduh sebagai agitator menjadi aktor kunci dalam stabilisasi hubungan internasional. Pendekatan Suripto dalam merekonsiliasi kedua negara menggarisbawahi pentingnya diplomasi berbasis intelijen untuk meredakan ketegangan bilateral.

Selanjutnya, operasi penyelundupan senjata ke Bosnia yang dipercayakan Presiden Soeharto kepada Suripto menunjukkan dimensi strategis intelijen Indonesia dalam politik global. Operasi ini bertujuan mendukung Bosnia dalam konflik Balkan (1992-1995) dan mencerminkan solidaritas Indonesia terhadap negara-negara Muslim. Menurut laporan United Nations Arms Embargo (1996), penyelundupan senjata ke Bosnia sering melibatkan jalur diplomasi rahasia yang dikemas dalam misi kemanusiaan.

Agents of Data Seeks (Pexels/cottonbro studio)
Agents of Data Seeks (Pexels/cottonbro studio)

3. Metode dan Pendekatan Intelijen

Berdasarkan dari dua (2) kasus atau kejadian di atas, pendekatan intelijen yang diterapkan Bapak Suripto dapat dianalisis melalui tiga (3) aspek utama, diantaranya adalah:

  • Pemanfaatan Jaringan Diplomatik: Suripto mengandalkan jaringan diplomatik untuk mengelola konflik domestik maupun internasional. Dalam kerusuhan anti-Tionghoa, kemampuan membangun kepercayaan antara Indonesia dan Tiongkok menjadi kunci keberhasilan diplomasi.
  • Operasi Rahasia: Operasi penyelundupan senjata ke Bosnia mencerminkan penggunaan strategi covert operation. Dalam konteks ini, Suripto bertindak sebagai penghubung antara kebutuhan geopolitik Indonesia dan solidaritas terhadap negara-negara Muslim.
  • Adaptasi terhadap Situasi Dinamis: Kemampuan Suripto untuk berpindah peran dari seorang "tersangka" menjadi agen diplomasi menunjukkan fleksibilitas yang esensial dalam dunia intelijen.

B. Operasi Mendapatkan Senjata dan Konfrontasi Mafia Rusia

Dalam salah satu operasi rahasia, Suripto dihadapkan pada tantangan berat untuk memperoleh senjata yang dibutuhkan untuk mendukung misi Indonesia. Sumber utama senjata ini diperoleh melalui jaringan pasar gelap internasional, dengan negosiasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pedagang senjata di Eropa Timur. Suripto memanfaatkan keahliannya dalam negosiasi dan kepercayaan yang dibangun selama bertahun-tahun untuk mengamankan pengiriman senjata tanpa jejak resmi.

Top Secret Archives (Pixabay/Caleb Oquendo)
Top Secret Archives (Pixabay/Caleb Oquendo)

Salah satu misi paling berbahaya melibatkan infiltrasi ke sebuah hotel yang dikuasai mafia Rusia, yang dikenal sebagai salah satu sindikat kriminal paling kejam di dunia. Keahliannya dalam penyamaran yang teliti dan informasi intelijen yang akurat, Suripto berhasil masuk ke hotel tersebut untuk mengamankan dokumen penting dan menjalin kesepakatan rahasia. Namun, operasi ini tidak berjalan mulus, dan beliau harus menghadapi ancaman langsung dari pihak mafia. Berkat pelatihan militer dan penguasaan taktik bertahan, Suripto mampu meloloskan diri dari situasi tersebut.

1. Teror yang Menghantui

Pengalaman Suripto dalam misi-misi berbahaya ini meninggalkan jejak psikologis yang mendalam. Ancaman terhadap dirinya dan keluarganya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Suripto sering kali menerima pesan ancaman dari pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh aksinya. Meski demikian, ia tetap teguh menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, menunjukkan ketahanan mental yang luar biasa.

2. Dampak dan Implikasi

Kiprah Suripto memberikan dampak signifikan, baik pada hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok maupun posisi Indonesia dalam geopolitik global. Namun, tindakan-tindakan ini juga menimbulkan kontroversi, terutama terkait dengan etika operasi rahasia yang sering kali melibatkan pelanggaran hukum internasional.

Dalam konteks kerusuhan anti-Tionghoa, keterlibatan Suripto menunjukkan bagaimana isu sosial dapat dimanfaatkan oleh kekuatan politik untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, operasi penyelundupan senjata ke Bosnia menjadi bukti bahwa kebijakan luar negeri Indonesia pada era Soeharto tidak hanya didasarkan pada kepentingan nasional, tetapi juga pada solidaritas ideologis.

Top Secret Agents (Pexels/Caleb Oquendo)
Top Secret Agents (Pexels/Caleb Oquendo)

C. Kesimpulan

Bapak Soeripto (Suripto, SH.) merupakan figur kompleks dalam sejarah intelijen Indonesia. Perannya dalam kerusuhan anti-Tionghoa dan penyelundupan senjata ke Bosnia menunjukkan dimensi multifaset dari tugas seorang agen intelijen. Melalui pendekatan diplomasi berbasis intelijen dan operasi rahasia, Suripto memberikan kontribusi penting dalam menghadapi tantangan domestik dan internasional. Namun, kiprahnya juga menimbulkan pertanyaan etis dan hukum yang relevan untuk dikaji lebih lanjut.

Bibliografi 

  • Burg, S. L., & Shoup, P. S. (2000). The war in Bosnia-Herzegovina: Ethnic conflict and international intervention. M.E. Sharpe. ISBN: 978-1563243080.
  • Cribb, R., & Kahin, A. (2004). Historical dictionary of Indonesia. Scarecrow Press. ISBN: 978-0810849358.
  • Farah, D. (2004). Blood From Stones: The Secret Financial Network of Terror. Broadway Books. ISBN-13: 978-0767911785.
  • Galeotti, M. (2018). The vory: Russia's super mafia. Yale University Press. ISBN: 978-0300186826.
  • Glenny, M. (2008). McMafia: A journey through the global criminal underworld. Alfred A. Knopf. ISBN: 978-1400078782
  • Herman, J. L. (1997). Trauma and recovery: The aftermath of violence---from domestic abuse to political terror. Basic Books. ISBN: 978-0465061716.
  • Ricklefs, M. C. (2008). A history of modern Indonesia since c. 1200 (4th ed.). Palgrave Macmillan. ISBN: 978-0230546868.
  • United Nations. (1996). Report of the Arms Embargo on Bosnia-Herzegovina. United Nations Publications.
  • Vatikiotis, M. (1998). Indonesian politics under Suharto: Order, development, and pressure for change (2nd ed.). Routledge. ISBN: 978-0415171948.
  • van der Kolk, B. A. (2014). The body keeps the score: Brain, mind, and body in the healing of trauma. Viking. ISBN: 978-0670785933.

Catatan Penutup: 

Ulasan dalam artikel ini diharapkan memberikan perspektif yang mendalam tentang peran intelijen dalam sejarah Indonesia, khususnya melalui tokoh seperti Bapak Suripto. Menggunakan analisis berbasis data dan referensi terpercaya, artikel ini merupakan bagian dari kajian ilmiah (studi) yang akan mungkin menjadi kontribusi terhadap literatur tentang sejarah diplomasi dan operasi rahasia di Asia Tenggara. 

Terima kasih & Salam Literasi. :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun