Mohon tunggu...
Una Kapita
Una Kapita Mohon Tunggu... Human Resources - Open Observer

Una Kapita, komunitas pemuda Ternate Barat, sering mengadakan atau terlibat dalam kegiatan pelatihan, aksi sosial dan kreatif serta kegiatan menarik lainnya seperti petualangan ala Jack Sparrow (Pirates of Caribbean).😄 Akun ini dikelola seorang pengamat lepas, penulis bebas, interdisciplinary science, data analyst, dan reviewer jurnal bereputasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dark Matter & Dark Energy: Rahasia Alam Semesta yang belum Terpecahkan

10 Januari 2025   14:42 Diperbarui: 10 Januari 2025   16:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dark Energy Illustrate (Pexels/Alexandre P. Junior)

Materi dan Energi Gelap: Misteri Kosmologis Terbesar

Alam semesta yang kita amati hari ini adalah hasil dari miliaran tahun evolusi kosmologis yang kompleks. Dari planet, bintang, hingga galaksi, semua terbentuk dalam struktur yang luar biasa teratur. Namun, penelitian astrofisika modern menunjukkan bahwa semua materi yang dapat kita lihat hanya mencakup sekitar 5% dari total energi dan massa di alam semesta. Sisanya terdiri dari dua entitas misterius: materi gelap (dark matter) dan energi gelap (dark energy). Meskipun keduanya tidak dapat dideteksi secara langsung, dampaknya terhadap dinamika kosmos sangatlah signifikan. Tulisan sederhana ini mencoba mengulas konsep, bukti observasi, dan tantangan yang dihadapi dalam memahami dua komponen terbesar alam semesta.

1. Apa itu Materi Gelap?

Materi gelap adalah materi yang tidak memancarkan, menyerap, atau memantulkan cahaya, sehingga mustahil dideteksi menggunakan teleskop konvensional. Keberadaan materi gelap pertama kali diusulkan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1933 saat ia mengamati pergerakan galaksi dalam Gugus Coma. Kecepatan galaksi-galaksi tersebut terlalu tinggi untuk dijelaskan oleh massa yang terlihat. Fenomena ini menunjukkan adanya massa tambahan yang tidak terlihat, yang dikenal sebagai materi gelap.

Simulasi komputer menunjukkan bahwa tanpa materi gelap, galaksi tidak akan memiliki gravitasi yang cukup untuk mempertahankan bentuknya. Studi lebih lanjut, seperti pengukuran rotasi galaksi oleh Vera Rubin pada tahun 1970-an, memperkuat hipotesis ini. Rubin menemukan bahwa kecepatan rotasi bintang-bintang di pinggiran galaksi tetap konstan, berlawanan dengan prediksi berdasarkan hukum gravitasi Newton jika hanya materi tampak yang ada.

  • Kandidat Materi Gelap

Beberapa kandidat partikel telah diusulkan untuk menjelaskan materi gelap. Partikel masif yang hanya berinteraksi lemah (Weakly Interacting Massive Particles/WIMPs) adalah salah satu kandidat utama. WIMPs diprediksi berinteraksi melalui gaya nuklir lemah dan gravitasi, membuatnya sulit dideteksi. Selain itu, ada juga axions, partikel hipotetis yang sangat ringan, serta teori tentang materi gelap berbentuk neutrino steril.

Namun, eksperimen langsung seperti Large Underground Xenon (LUX) dan Xenon1T belum berhasil mendeteksi WIMPs, meskipun sensitivitasnya terus meningkat. Pengamatan tidak langsung melalui pencarian sinyal radiasi yang dihasilkan dari anihilasi materi gelap juga belum memberikan bukti definitif.

Dark Matter Illustrate (Pexels/Alberlan Barros)
Dark Matter Illustrate (Pexels/Alberlan Barros)

2. Apa itu Energi Gelap?

Energi gelap adalah entitas yang jauh lebih misterius dibandingkan materi gelap. Keberadaan energi gelap pertama kali diidentifikasi pada akhir 1990-an melalui pengamatan supernova tipe Ia oleh tim yang dipimpin Saul Perlmutter, Brian Schmidt, dan Adam Riess. Mereka menemukan bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tetapi juga mengembang dengan percepatan. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan oleh gravitasi saja, sehingga energi gelap menjadi kandidat utama.

Energi gelap diperkirakan mencakup sekitar 68% dari total komposisi alam semesta dan berhubungan erat dengan konsep konstanta kosmologis  yang pertama kali diperkenalkan oleh Albert Einstein dalam Teori Relativitas Umum. Konstanta ini dianggap sebagai bentuk energi vakum yang meresap ke seluruh ruang dan memiliki tekanan negatif, yang menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta.

  • Hipotesis dan Model Energi Gelap

Berbagai model telah diajukan untuk menjelaskan energi gelap. Model -CDM (-Cold Dark Matter) adalah model standar kosmologi saat ini, yang menggabungkan konstanta kosmologis dengan materi gelap dingin. Alternatif lainnya adalah teori kuintessens, yang menganggap energi gelap sebagai medan dinamis yang berubah seiring waktu. Namun, tantangan utama dalam memahami energi gelap adalah kurangnya alat observasi langsung. Observasi seperti survei gelombang akustik baryon (Baryon Acoustic Oscillations/BAO) dan misi seperti Euclid dari Badan Antariksa Eropa bertujuan untuk memetakan distribusi materi dan energi di alam semesta dengan presisi tinggi untuk memberikan wawasan lebih lanjut.

Dark Energy Illustrate (Pexels/Alexandre P. Junior)
Dark Energy Illustrate (Pexels/Alexandre P. Junior)

3. Bukti Observasional untuk Materi dan Energi Gelap

Selain rotasi galaksi dan supernova tipe Ia, bukti tambahan untuk keberadaan materi dan energi gelap datang dari:

  • Radiasi Latar Kosmik Gelombang Mikro (CMB): Pengamatan CMB oleh satelit Planck menunjukkan pola fluktuasi yang mencerminkan distribusi materi gelap di alam semesta awal.
  • Lensa Gravitasi: Efek lensa gravitasi yang dihasilkan oleh materi gelap memungkinkan kita untuk memetakan distribusi massa tak terlihat di sekitar galaksi dan gugus galaksi.
  • Struktur Skala Besar: Pola distribusi galaksi di alam semesta menunjukkan pengaruh gravitasi dari materi gelap dalam membentuk struktur kosmik.
  • Hasil Pengukuran Percepatan Ekspansi Alam Semesta: Melalui kombinasi data supernova dan BAO, pengaruh energi gelap dapat dikarakterisasi dengan lebih baik.

5. Tantangan dan Paradigma Baru

Meskipun bukti observasional cukup kuat, sifat fundamental materi dan energi gelap tetap menjadi misteri. Beberapa fisikawan teoretis telah mengusulkan revisi hukum gravitasi, seperti Modifikasi Dinamika Newtonian (MOND) dan teori gravitasi entropik, sebagai alternatif untuk menjelaskan fenomena yang dikaitkan dengan materi gelap. Namun, model ini belum mampu menjelaskan semua data observasional dengan baik. Eksperimen seperti Large Hadron Collider (LHC) terus mencari petunjuk partikel baru yang dapat menjelaskan materi gelap. Di sisi lain, pengamatan yang lebih canggih, termasuk teleskop ruang angkasa James Webb, menawarkan peluang untuk memahami fenomena energi gelap melalui pengamatan galaksi yang lebih jauh dan lebih tua.

6. Kesimpulan

Materi gelap dan energi gelap adalah dua misteri terbesar dalam kosmologi modern. Meskipun kita memiliki banyak bukti tidak langsung tentang keberadaannya, sifat fundamental keduanya tetap tidak diketahui. Penelitian lebih lanjut di bidang ini tidak hanya akan membantu kita memahami komposisi alam semesta, tetapi juga dapat merevolusi pemahaman kita tentang hukum fisika itu sendiri. Adanya teknologi observasi yang terus berkembang, harapan untuk menjawab misteri ini semakin dekat, namun tetap memerlukan kerja keras kolaboratif dari komunitas ilmiah global.

Bibliografi

  • Zwicky, F. (1933). Die Rotverschiebung von extragalaktischen Nebeln. Helvetica Physica Acta.
  • Rubin, V. C., & Ford, W. K. (1970). Rotation of the Andromeda Nebula from a Spectroscopic Survey of Emission Regions. The Astrophysical Journal.
  • Perlmutter, S., et al. (1999). Measurements of and from 42 High-Redshift Supernovae. The Astrophysical Journal.
  • Planck Collaboration. (2018). Planck 2018 results. Astronomy & Astrophysics.
  • LUX Collaboration. (2016). Results from a Search for Dark Matter in the Complete LUX Exposure. Physical Review Letters.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun