Mohon tunggu...
Tuanmuda Kasan
Tuanmuda Kasan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

biasa..mungkin sebagian orang menilai.... namun [luar biasa] bagi yang bisa mnegenal dan melihat akan diri saya. tak punya masadepan impian itu yang mereka lihat,,, tapi semua itu hanya te0ri... iinilah saya....bukan mutaara yang begitu berkilau hanya batu yang tak bernilai.....namun punya guna....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ikan Lele Membuka Jalan Menuju Perubahan

25 September 2013   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HOHON DUKUNGAN NYA DENGAN bit.ly/18kYr40

Kepekaan hati seorang Eko Mulyadi membantunya menemukan titik terang untuk membantu para tuna grahita dapat hidup mandiri dan tidak bergantung kepada bantuan semata. Keterlibatan laki-laki kelahiran tahun 1982 asal Ponorogo ini pada awalnya hanya mengajak teman-temanya untuk membantu mencari donatur yang mau memberikan makanan untuk warga terbelakang di Desa Karangpatihan. Banyaknya warga yang mengidap keterbelakangan mental (tuna grahita) membuat Eko Mulyadi prihatin akan kelangsungan hidup mereka. Namun, prinsip bahwa kelemahan fisik bukan alasan menjadi minder membuat dirinya menemukan cara untuk memberdayakan warga terbelakang tersebut. Dana CSR yang diberikan oleh Bank Indonesia sebesar 3 juta rupiah dibuatkan kolam lele sebesar 5,5 x 24 meter dengan asumsi kolam tersebut dapat menampung 24 ribu ekor ikan lele dan diharapkan akan mendapatkan laba sekitar 3-4 juta per panen. Pemilihan budidaya lele didasarkan pada kontur tanah desa yang kering sehingga lebih cocok untuk dijadikan kolam dibandingkan lahan pertanian. Hasil awal dari panen ikan lele tersebut selanjutnya digunakan oleh Eko untuk membangun 12 kolam kecil berukuran 1 x 2 meter untuk menampung 1000 ekor ikan lele di 12 rumah warga. Selanjutnya Eko juga akan mengajarkan para tuna grahita cara membudidayakan ikan lele dari memberi makan hingga panen. Harapan tidak sama dengan kenyataan, para warga tuna grahita tersebut ternyata sangat sulit menangkap pelajaran, namun dengan sabar Eko terus memberikan pelatihan dan pengajaran. Salah satu cara khusus yang dilakukannya adalah meminta warga yang normal untuk membantunya memberikan pengarahan dan bimbingan. Selama kegiatan tersebut berjalan hingga saat ini pengaruh yang dirasakan adalah para tuna grahita di desa telah memiliki penghasilan sendiri dari penjualan lele, mereka pun dapat hidup mandiri tanpa harus diberi donasi dan adanya peningkatan penghasilan seiring dengan bertambahnya jumlah kolam. Targetnya paling tidak ada 50% warga binaan yang sudah mampu mandiri. Selanjutnya untuk antisipasi dan diversifikasi bisnis Eko berencana untuk membudidayakan ikan nila dan telah mengirim 2 orang ke Sukabumi untuk mendapatkan pelatihan budidaya ikan lele dan nila yang akan diterapkan di desa tersebut. (DSEA’13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun