Adalah John Hendri Tuanku Labai, Afrizal Arif Tuanku Mudo, Heri Firmansyah Tuanku Khalifah, Tuanku Syafii, dan alumni lainnya.
Mereka ini alumni pertama pesantren itu, dan sampai sekarang tetap menjadi kekuatan utama dalam kelanjutan pembangunan fisik dan non fisik di Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua.
Belakangan, Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua sudah dinaungi oleh Yayasan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum. Sebuah yayasan yang namanya tidak disandarkan kepada orang perorang, tetapi kepada nama lembaga pendidikan itu sendiri.
Ini artinya, Ahmad Yusuf punya konsep kebersamaan yang harus terus dijalankan di pondok itu. Yayasan itu didirikan lima tahun menjelang kepergian Ahmad Yusuf.
Dia yang jadi pendiri yayasan itu. Diambilnya nama pesantren sebagai nama yayasan, tentu Ahmad Yusuf tak ingin ada kultus seseorang di Lubuak Pua.
Meskipun Lubuak Pua tak bisa dilepaskan dari kebesaran Tuanku Bagindo. Bagi generasi yang ditinggalkan Ahmad Yusuf, setidaknya ini menjadi pelajaran penting, betapa Ahmad Yusuf telah mewariskan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan.
Lewat kebersamaan itu pula barangkali terletaknya kemandirian pondok, menuju masa depan yang cerah.
Lima tahun lalu, tepatnya 2019, Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas berdiri di pesantren itu. Adalah BLK Komunitas pertama di lingkungan pesantren di Kabupaten Padang Pariaman.
Ahmad Yusuf dan seluruh pengurus Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua tahu dan mengerti akan arti sebuah skill dan keterampilan bagi santrinya.
Sebab, seluruh santri yang belajar di pondok, tak bisa disamakan profesinya setelah tidak lagi jadi santri.
Penting artinya kesiapan segala lini, demi untuk masa depan santri yang sedang menuntut ilmu.