Anas yang mengemudi mobil, langsung belok kanan dari GOR, berbalik arah ke pusat kota Meulaboh.
Pas tiba di gerbang Masjid Agung Baitul Makmur, Jalan Imam Bonjol No.100, Drien Rampak, Kec. Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, mobil masuk pekarangan masjid itu.
Zuhur sekalian jamak qasar takdim di situ. Sebagai masjid agung, suasananya tertata rapi dan disiplin.
Imam dan muazin pakai baju khusus. Pun deretan bupati dan pejabat penting, punya tempat khusus di shaf depan bagian tengahnya.
Shaf khusus yang ditandai dengan papan jabatan. Artinya, siapa pun yang menjabat, kedudukannya dalam masjid, tetap di situ.
Penat juga mutar-mutar di Banda Aceh mencari homestay. Semua yang dituju penuh. Maklum, PON diikuti seluruh provinsi di Indonesia.
Hari kian kelam. Siang dan malam sebentar lagi serah terima. Berhenti di sebuah warung mie Aceh, ternyata akan tutup sebentar, karena Magrib menjelang.
"Tutup, Magrib dulu di masjid depan itu, pak," kata pemilik warung sambil menutup warungnya.
Kami pun terus naik mobil kembali, lanjut ke depan untuk mutar balik ke arah masjid.
Magrib di masjid itu sekalian jamak qasar takdim dengan Insya. Sehabis shalat lanjut ke warung tadi, tak jauh masjid.
Ternyata mie Aceh warung itu enak benar. Sepanjang jalan, kami sering makan mie Aceh, tapi tak ada seenak di kota Banda Aceh itu.