Mohon tunggu...
Aa
Aa Mohon Tunggu... Peneliti -

asdhashd

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beberapa Alasan Mengapa PTN berkualitas itu harus Otonom?!

12 Mei 2014   01:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Meskipun UI adalah universitas negeri, total dana pemerintah di anggaran UI hanya sekitar 20-25%. Sisanya UI menggunakan dana masyarakat atau nama lain pendapatan operasional. SPP mahasiswa S1, S2, dan S3 adalah salah satu pos penerimaan. Saya tidak setuju kalau UI dikatakan mandiri kalau pos penerimaan Ventura (danus) UI lebih dari 30%, yang saya sepakati adalah UI mengelola seluruh pos penerimaannya baik dari operasional, pemerintah, ventura dan danus UI secara akutanbel dan bertanggung jawab. Laporan keuangan UI audited yang dipublikasi adalah contoh UI bertanggung jawab atas pengelolaan aset kasnya.

Dalam tweet-tweet pribadi saya, seringkali saya berucap bahwa UI dari struktur anggaran dan pengelolaannya memiliki orientasi bukan untuk kepentingan laba. UI mengalami rugi operasional pada tahun 2011, rugi operasional adalah rugi akibat penerimaan operasional lebih kecil dibanding pengeuaran operasional. Operasional artinya pelayanan pendidikan tinggi.

Apa yang dibutuhkan satu orang mahasiswa untuk belajar/kuliah dengan kondusif? Harus ada dosen yang mengajari (biaya gaji dosen), ada ruangan (biaya gedung), Papan tulis, alat tulis untuk papan tulis, Komputer dan LCD jika nantinya ada pembelajaran dalam bentuk presentasi (biaya fasilitas pendidikan), listrik untuk pencahayaan ruangan, air (Overhead cost), dan biaya lain lain termasuk pekerja tidak langsung (petugas keamanan, cleaning service,dll). Semua biaya yang barusan saya sebutkan, adalah Biaya Operasional.

Tahun 2011, biaya operasional bengkak. ”Bengkak” untuk perguruan tinggi negeri itu adalah sesuatu yang bagus, artinya PTN terkait memiliki fokus untuk pelayanan pendidikan yang berkualitas. Tahun tahun beikutnya menunjukkan trend yang sama, UI selalu boros di biaya operasional. Nah kalau begitu, UI itu nirlaba bukan?

Menyiasati Mahalnya Biaya Kuliah

Kita beli smartphone iPhone 6s pastinya tidak sedikit biaya yang kita keluarkan, semua dibayar untuk kualitas smartphone yang akan kita gunakan. Menyewa satu kamar di Hotel berbintang 5 jelas juga beda kualitas yang diterima dengan menyewa satu kamar di penginapan biasa, jelas dengan harga yang juga jauh berbeda.

Sama, kuliah di universitas yang diajari oleh Dosen bertitel professor dan S3, ruangan full AC, dilengkapi fasilitas LCD dan Komputer, keamanan dan kebersihan terjamin, serta fasilitas lainnya yang juga pastinya kita bayar mahal, semua untuk kualitas. Disini jelas, antara harga dan kualitas, itu sebuah trade-off.

Realita biaya kuliah mahal adalah sesuatu keniscayaan, namun PTN dapat merancang sistem agar dapat tetap mengakomodir mereka yang kurang mampu untuk tetap kuliah. Sistem ini kemudian akan menempatkan siapa saja mahasiswa yang bayar penuh, yang biayanya disubsidi, dan yang digratiskan. Subsidi silang, untuk menghindari anak menteri dan anak petugas keamanan membayar biaya yang sama, jelas itu adil. Studi kasus UI, hipotesis saya UI menggunakan 3 jenis subsidi silang:

1. Fasilitas pembayaran BOPB (Bantuan Operasional Pendidikan Berkeadilan), dengan batas 0-5.1 juta. Mereka yang membayar 4-5 juta jelas akan memberikan subsidi silang kepada yang bayar kurang dari 1 juta. Penelitian mahasiswa membuktikan 5 juta batas maksimal yang diberikan UI adalah batasan termurah jika dibandingkan dengan batasan yang diberikan Universitas lain di Indonesia. Untuk PTN sekelas UI, membayar 5 juta dan sebagai imbalan mendapatkan seubret fasilitas yang diberikan adalah hal yang tidak sebanding, price

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun