Di pojok kebun terlihat ada sebuah balai yang berukuran kecil yang berfungsi untuk beristirahat atau bisa juga digunakan untuk duduk-duduk menikmati pemandangan di pagi atau sore hari. Pak giran mengajak rina duduk di balai untuk mememandangi pemandangan pagi ini sedang ibu mengajari anak-anak untuk belajar menanam. Rina yang pagi itu mengenakan kebaya yang biasa dikenakan oleh oleh anak bu giran, rambut panjangnya dibiarkan tergerai dan lipstik tipis mewarnai bibirnya yang indah.
"coba lihat kesana nduk " ? ujar pak giran sembari menunjuk kearah matahari yang sedang terbit.
rina mengikuti arah yang di tunjuk oleh pak giran, matanya sejenak terdiam mencoba mengabadikan apa yang sedang dilihat saat ini. Pak giran yang duduk di samping rina melirik ke arahnya dan tersenyum karena mengetahui apa yang dirasakan oleh rina saat ini.
"indah banget ya pak" ujar rina yang masih fokus memandang ke arah terbit matahari dan mengeluarkan hapenya untuk memotret.
"iya nduk, sama indahnya dengan kamu" balas pak giran spontan yang juga sedang menikmati pemandangan wanita manis disampingnya.
"... maksudnya pak?" ujar rina yang terkaget mendengar jawaban pak giran sembari melirik kearah pemilik suara itu.
Pak giran tak mencoba menjawab terlebih dahulu namun pak giran menatap mata rina dan tangan kirinya dengan pelan mengelus rambut panjang yang tergerai.
"iya nduk.. kamu memang indah" tegas pak giran
"aura keindahan yang terpancar dari kesederhanaan dan kepribadian mu yang menarik bagi bapak". tambah pak giran
"... masak iya, pak ?" rina kikuk sejenak.