Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Part IV] Di Balik Sebuah Cerita

28 November 2016   05:41 Diperbarui: 1 Desember 2016   21:50 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa ini memang jauh dari perkotaan, di selimuti pepohan, dikeliling oleh ladang dan pertanian. Desa ini menawarkan kenyamanan yang berselimut dengan karismatik pemandangan yang tersaji dan rasa keingintahuan bagi yang berkunjung.

Sebuah keluarga sederhana yang hidup jauh diperkotaan yang kini singgah di pedesaan ini mulai merasakan keinginan lebih untuk menetap lebih lama.

Mereka telah membuktikan ada sebuah keunikan dan ketertarikan yang mengugah rasa di hati untuk tetap mencari, rasa keingintahuan dan kenyamanan yang ditawarkan desa ini telah mengelitik alam sadar mereka untuk mencari sesuatu hal yang tersembunyi lainnya.

**

Ilustrasi mbah giran (sumber : http://rikyarisandi.blog.widyatama.ac.id/)
Ilustrasi mbah giran (sumber : http://rikyarisandi.blog.widyatama.ac.id/)
Rina tahu tangan siapa yang sedang "bekerja" di punggungnya saat ini, tangan tua namun agak kasar karena sang empu tangan adalah pekerja keras walaupun usia sudah beranjak senja itu yang sedang mengelus punggungnya kadang tanpa sengaja menyerempet ke arah pinggul hingga elusan itu menuju bongkahan pantatnya terasa remasan lembut namun tegas. Bau khas kretek dari bibir tua itu mulai membaui leher jenjang di balik rambut panjangnya.

" pak.. emmm.. " terdengar lenguhan rina

" jangaaaaaan .. pak " sambung rina, kala tubuhnya tak mampu menolak.

Tangan itu mulai merabai perut yang sedikit berlemak namun rata yang masih berbalut kebaya, tangan yang sedang "bekerja" itu seakan memiliki mata untuk melihat arah dalam bergerak dan menari-nari dengan lembut  di area perut rina, sesekali tangan itu mulai menelusup ke atas bermain di pinggiran dan lereng gunung kembar yang indah.

Rina merasakan ada sesuatu yang menganggu pikirannya di area bongkahan pantat, seperti ada yang sedang menyundul dengan pelan dan menggodanya.

Tanpa terasa tangan rina yang semula sedang membilas piring, kini tangannya mulai bergerak ke arah belakang untuk mengikuti naluri dari rasa penasaran yang di timbulkan oleh hatinya karena mencari apa yang dari tadi mengganggunya. 

"ugh... emmm" hanya suara lenguhan yang terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun