Mohon tunggu...
Yudha Adi Nugraha
Yudha Adi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penggiat Alam Bebas

Saya adalah seorang individu yang memiliki kepribadian yang ramah dan terbuka. Saya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu tertarik untuk mempelajari hal-hal baru. Dalam waktu luang, saya menikmati membaca buku-buku non-fiksi, hukum serta teknologi dan saya sangat menyukai pendakian gunung. Saya menganggap kemampuan komunikasi sebagai kelebihan utama saya. Saya selalu berusaha untuk menjelaskan hal-hal dengan jelas dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Sisi lain dari saya adalah bahwa saya bisa terlalu keras pada diri sendiri dan memiliki tendensi untuk mengabaikan istirahat dan keseimbangan hidup. Visi saya adalah untuk terus berkembang dalam karier saya dan menjadi seseorang yang berpengaruh. Saya juga ingin memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan saya untuk membantu masyarakat dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Waspada!!! Anjing Penjaga Kekuasaan, Saat Politik Mengorbankan Sahabat, Keluarga dan Orang Terdekat

26 November 2024   03:03 Diperbarui: 26 November 2024   04:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
greek-mythology.org

Dalam dunia politik yang dinamis, sering kali kita dihadapkan pada ungkapan yang menyatakan bahwa "Tak ada kawan, hanya lawan." Kalimat ini, meskipun terdengar sinis dan penuh keputusasaan, mencerminkan realitas yang dialami oleh banyak individu dalam arena politik. Pertanyaannya adalah, di mana batas antara ideologi dan kepentingan pribadi? Mengapa perbedaan pendapat sering kali berujung pada permusuhan? Dan mengapa persahabatan bisa hancur akibat ambisi politik?

Dalam pertarungan politik, tampak jelas adanya jurang pemisah yang dalam antara mereka yang memiliki pandangan politik yang berbeda. Diskusi yang seharusnya produktif sering kali berubah menjadi perdebatan yang penuh emosi, amarah, dan kebencian. Hubungan yang telah terjalin selama bertahun-tahun bisa runtuh hanya karena perbedaan pandangan politik. Hal ini bisa kita lihat dalam contoh sepasang sahabat yang dulunya berbagi cerita dan tawa, namun terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik. Keluarga yang biasanya harmonis pun bisa terfragmentasi akibat perbedaan pandangan ini.

Apakah politik memang sekejam itu? Apakah perbedaan pilihan politik harus selalu berujung pada permusuhan? Jawabannya adalah tidak. Politik seharusnya menjadi arena yang memungkinkan lahirnya gagasan-gagasan inovatif, ide-ide segar, dan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat. Perbedaan pendapat seharusnya menjadi bahan diskusi yang konstruktif, bukan sumber konflik yang merusak. Namun, ketika politik dijalankan dengan cara yang salah, di mana kepentingan pribadi dan ambisi kekuasaan lebih diutamakan, politik bisa berubah menjadi alat pemecah belah. Di sinilah muncul peran "anjing penjaga kekuasaan." Mereka adalah individu-individu yang tidak peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Fokus utama mereka adalah mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat dan hubungan antar individu.

"Anjing penjaga kekuasaan" memiliki beberapa ciri khas yang perlu diwaspadai. Pertama, mereka cenderung egois dan pragmatis. Dalam pandangan mereka, kepentingan pribadi selalu lebih penting daripada kesejahteraan orang lain. Kedua, mereka tidak memiliki komitmen pada prinsip. Dengan mudahnya mereka berpindah-pindah partai politik atau ideologi hanya demi keuntungan. Ketiga, mereka memanfaatkan perbedaan untuk memecah belah. Dengan sengaja, mereka memprovokasi dan memperkeruh suasana untuk melihat masyarakat terpecah. Keempat, mereka tidak peduli dengan moralitas. Dalam mencapai tujuan, mereka tidak ragu untuk menjatuhkan orang lain atau menyebarkan fitnah. "Anjing penjaga kekuasaan" ini merupakan musuh sejati rakyat. Mereka berupaya terus-menerus untuk memecah belah dan menghancurkan persatuan. Namun, kita tidak boleh menyerah pada permainan kotor mereka. Kita harus tetap berjuang untuk persatuan dan persaudaraan, meskipun ada perbedaan pilihan politik.

Lantas, bagaimana cara kita melawan pengaruh negatif ini? Pertama, kita perlu menumbuhkan toleransi dan saling menghargai. Menghargai perbedaan pendapat dan berdiskusi dengan cara yang santun adalah langkah awal yang penting. Kedua, memperkuat ikatan persaudaraan juga sangat krusial. Kita harus menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan komunitas, tanpa memandang perbedaan pandangan politik. Ketiga, memilih pemimpin yang berintegritas adalah langkah yang tidak bisa diabaikan. Kita perlu memilih pemimpin yang memiliki komitmen pada prinsip dan nilai-nilai luhur, serta tidak bersikap egois dan pragmatis. Keempat, kita harus menolak politik yang memecah belah. Melawan politik yang menggunakan isu SARA dan kebencian untuk meraih kekuasaan adalah tanggung jawab kita bersama.

Ingatlah, politik tidak seharusnya menjadi mesin pemutus persatuan. Kita memiliki pilihan untuk menjadikan politik sebagai alat untuk membangun bangsa yang damai, sejahtera, dan adil. Jangan biarkan "anjing penjaga kekuasaan" merusak hubungan antar manusia. Mari kita terus memperjuangkan persatuan dan persaudaraan, meskipun kita memiliki perbedaan pilihan politik. Pada akhirnya, kita adalah saudara sebangsa dan setanah air. Kita harus saling mendukung dan bersatu dalam membangun negara. Politik seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bukan untuk menciptakan perpecahan. Dengan saling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun