Mohon tunggu...
Yudha Adi Nugraha
Yudha Adi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penggiat Alam Bebas

Saya adalah seorang individu yang memiliki kepribadian yang ramah dan terbuka. Saya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu tertarik untuk mempelajari hal-hal baru. Dalam waktu luang, saya menikmati membaca buku-buku non-fiksi, hukum serta teknologi dan saya sangat menyukai pendakian gunung. Saya menganggap kemampuan komunikasi sebagai kelebihan utama saya. Saya selalu berusaha untuk menjelaskan hal-hal dengan jelas dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Sisi lain dari saya adalah bahwa saya bisa terlalu keras pada diri sendiri dan memiliki tendensi untuk mengabaikan istirahat dan keseimbangan hidup. Visi saya adalah untuk terus berkembang dalam karier saya dan menjadi seseorang yang berpengaruh. Saya juga ingin memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan saya untuk membantu masyarakat dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Uang Vs Suara Rakyat, Bagamana Ekonomi Mempengaruhi Pemilihan Umum

19 November 2024   20:10 Diperbarui: 19 November 2024   21:02 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/@iluvatar

Politik uang, penyakit kronis yang menjangkiti tubuh demokrasi,  sulit  diberantas.  Praktik ini  menyeruak di setiap pemilihan umum,  membelah  keadilan  dan  menodai  suara  rakyat. Banyak faktor yang  menyebabkan  politik uang  berkembang subur.  Namun,  di balik  faktor  lainnya,  tersimpan  sebuah  kunci  yang  perlu  dipahami:  kekuatan  ekonomi  masyarakat.

 
Masyarakat yang  miskin  dan  terhimpit  kebutuhan  seringkali  mudah  tergoda  oleh  iming-iming  uang.  Mereka  terpaksa  memilih  pragmatis,  menukar  hak  suara  dengan  sejumlah  uang,  tanpa  mempertimbangkan  visi  dan  misi  calon  yang  akan  mereka  pilih. 

Sebaliknya,  masyarakat  yang  memiliki  daya  beli  kuat  akan  lebih  kritis  dalam  memilih  pemimpin.  Mereka  tidak  akan  mudah  terpengaruh  oleh  iming-iming  uang  dan  akan  lebih  memilih  calon  yang  memiliki  program  yang  bermanfaat  bagi  mereka.
 
Jadi,  meningkatkan  kekuatan  ekonomi  masyarakat  adalah  kunci  untuk  memperkuat  demokrasi  dan  mengurai  politik uang.  Ketika  masyarakat  tidak  lagi  terbebani  oleh  kemiskinan,  mereka  akan  lebih  bebas  menentukan  pilihan  politiknya  tanpa  terpengaruh  oleh  uang.

 Perjuangan  melawan  politik uang  bukan  hanya  tugas  aparatur  penegak  hukum.  Masyarakat  juga  harus  berperan  aktif  dalam  meningkatkan  kesadaran  politik  dan  memperkuat  ekonomi  mereka.
 
Dengan  kekuatan  ekonomi  yang  solid,  masyarakat  akan  lebih  berdikari  dan  mampu  menentukan  nasib  politik  mereka  sendiri  tanpa  tergantung  pada  uang.  Politik uang  akan  semakin  terpinggirkan  dan  demokrasi  akan  berjalan  dengan  lebih  bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun