Mohon tunggu...
Tu-ngang Iskandar
Tu-ngang Iskandar Mohon Tunggu... -

mahasiswa seni rupa, penganut kebebasan berfikir dan pecinta kopi Aceh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa Aceh di Jogja Bakar Meriam Bambu Untuk Menyambut Lebaran Dan Mengecam Premanisme

15 Oktober 2013   00:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Puluhan mahasiswa Aceh di Yogyakarta (14/10/2013) menyambut datangnya lebaran dengan mengadakan aksi bakar meriam bambu (beude trieng) dan makan bu prang (nasi perang) di Bale Gadeng yang beralamat di jalan Kartini No.1a Sagan Yogyakarta.

Tidak seperti biasa, karena selain untuk memeriahkan malam lebaran, Sebanyak 10 meriam bambu yang menggunakan bahan bakar karbit dan makanan perang ala Aceh yang dibungkus daun pisang tersebut sengaja disediakan dalam rangka menolak aksi premanisme yang marak terjadi di Yogyakarta. salah satunya yang terjadi di wisma Aceh Iskandar Muda yang terletak di jalan Poncowinatan baru-baru ini.

Pemilihan beude trieng dan bu prang yang merupakan peninggalan budaya zaman perang menurut kordinator acara Iskandar Ishak dimaksudkan sebagai tanda bahwa mahasiswa Aceh sangat mengecam praktek-praktek premanisme di kota pelajar Yogyakarta. “meriam pada malam ini kami namakan meriam anti preman, karena fungsinya untuk mengecam premanisme” ungkapnya saat aksi sedang berlangsung.

Sementara Kaisar Julizar salah seorang mahasiswa pascasarjana jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada yang hadir pada acara tersebut menjelaskan "orang Aceh itu pantang digertak, karena pada dasarnya mereka hidup tidak suka mengganggu orang lain, hidup mereka di Jogja seperti dalam pepatah Aceh, yaitu jak be lot tapak, duek be lot punggong (berjalan semuat telapak, duduk  semuat bokong)” ungkapnya dengan wajah serius.

Diprakarsai oleh Tu-ngang Syndicate (TS), yaitu sebuah komunitas  untuk kajian seni dan budaya Aceh di Yogyakarta, acara ini berlangsung meriah dan mendapat perhatian warga Yogyakarta yang sedang berpawai di jalan Kartini Sagan Yogyakarta. Meski beberapa mobil yang sedang diparkir di depan hotel Sagan sempat mengeluarkan suara alarmnya akibat getaran dari suara meriam bambu tersebut yang keras, namun acara berlangsung tertip dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun