Mohon tunggu...
Tu-ngang Iskandar
Tu-ngang Iskandar Mohon Tunggu... -

mahasiswa seni rupa, penganut kebebasan berfikir dan pecinta kopi Aceh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Kebudayaan Memperingati Sewindu Tsunami Aceh

26 Desember 2012   05:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

26 Desember 8 (delapan) tahun yang lalu, tsunami meluluhlantakkan Aceh. Kini situasi telah jauh berubah, Aceh telah berkembang pesat. Aceh telah menjadi gampong donya dan kembali menjadi episentrum bagi dunia.  Aceh yang dulunya terisolasi kini telah menjadi lahan bagi pertarungan nilai-nilai.

Kondisi  yang berubah sedemikian cepat juga membawa pengaruh negatif. Telah terjadi degradasi nilai di masyarakat Aceh. Pembangunan yang berorientasi fisik ikut memperparah kondisi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari memudarnya budaya gotong royong, berganti dengan budaya cash for work. Fenomena tersebut bermuara pada keresahan-keresahan sosial.

Keresahan-keresahan tersebutlah yang menginjeksi mahasiswa Aceh di Yogyakarta untuk melahirkan sebuah gerakan kebudayaan, melalui momentum peringatan sewindu tsunami. Kepedulian ini merupakan gelombang semangat dari rantau, sebuah usaha untuk merekonstruksi nilai-nilai ke-Acehan. Peringatan tsunami selayaknya tidak lagi mengurai air mata, akan tetapi menjadi tonggak penyemangat untuk kerja-kerja bagi Aceh yang lebih baik.

Pemaparan diatas menjadi landasan bagi pelaksanaan kegiatan ini. Refleksi yang dihadirkan dalam bentuk hikayat, tidak sekedar menjadi pengingat dahsyatnya bencana, namun juga menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan didalamnya. Doa yang dipersembahkan dalam bait-bait puisi tidak sekedar ditujukan untuk menggugah empati, akan tetapi juga untuk mempertegas kefanaan hakikat manusia dan kekalnya kuasa Illahi. Tari dan pertunjukan seni lainnya bukan hanya penanda keberagaman budaya  dan simbolisasi ke-Acehan. Akan tetapi juga mengeksplorasi nilai-nilai yang menjadi stimulus bagi usaha rekonstruksi kebudayaan yang dimaksud.

Acara yang berupa long march dan performance arts tersebut dimulai pada jam 2 siang dari Asrama Aceh Merapi dua menuju Malioboro dan berakhir di titik nol kilometer. peserta merupakan mahasiswa, seniman muda dan orang-orang yang simpatik terhadap Aceh. Tergabung semuanya tersebut dalam wadah Taman Pelajar Aceh Yogyakarta. yaitu sebuah wadah besar tempat belajar dan berkumpulnya seniman muda, intelektual, masyarakat, dan mahasiswa Aceh Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun