Mohon tunggu...
Tsuroyya Rizqi
Tsuroyya Rizqi Mohon Tunggu... Guru - Muslimah

seseorang yang pesimis akan melihat kesempitan dalam kesempatan, tapi seseorang yang optimis akan melihat kesempatan dalam kesempitan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ternyata Aku Rindu

6 Juni 2020   12:22 Diperbarui: 6 Juni 2020   12:22 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


kriingg,, kriinggg,, kriingg,,

Suara khas gawai mungil yang menandakan satu pesan telah sampai

Seketika, Kutujukan mataku untuk melirik cahaya merah yang berkedip-kedip tanda notifikasi  
Ahhh nanti saja bisikku dalam hati

Tapi, siapa ?
Pagi buta begini bercengkerama dengan hembusan angin pagi
Berkomunikasi dengan udara dingin yang menyelimuti
Ahhh sial, penasaran hati ini

Kutarik selimut tebal yang melindungi
Ku ambil dan perlahan kubuka gawai yang telah membangunkan diri
Benar ternyata pesan pribadi
Pesan dari sebuah nomor yang tak kukenali
Siapa ? Kembali kubertanya dalam hati

Sebuah video pendek berdurasi 60 detik lengkap dengan kata-kata panjang yang diawali ucapan "Selamat Pagi" telah dikirim oleh seseorang berfoto profil wanita yang menundukkan diri

Tak tertahan lagi, penasaran hati
Jemari lentikku segera mengklik untuk membuka tanpa membaca kata yang tertera

Kaget, senang, terharu,
Entah kata apa yang pantas untuk kusematkan untuk mewakili hati
Aku diam, termenung dalam sepi dan sunyi
Hati ini semakin memberontak tak kuasa menahan rindu yang semakin hari semakin menggebu

"Iya, hampir tiga bulan sudah nak kita tak saling temu, hanya beradu lewat bayang semu"

Jawabku pendek kepadanya yang mengusik lamunanku melalui video yang membuat pagi terasa indah
Video yang menyusun memori-memori kenangan yang sempat tertutupi
Lengkap dengan backsound lagu kesayangan mereka
"Guruku tersayang, guruku tercinta tanpamu apa jadinya aku"
Lirik terfavoritnya

Sebuah kerinduan yang saling beradu
Antara aku dan para malaikat kecilku
Kupandangi gambar demi gambar itu
Yang membuatku semakin tersadar bahwa aku merindu
Amat sangat merindu
Merindu aktivitas dan mereka yang mengelilingiku
Mereka yang menjadi bagian perjalananku
Mereka yang selalu mengingat dan berdoa untukku walau tak sempat bertemu
Hay pandemi, segeralah berlalu
Agar raga ini segera menemukan obat rindu
"Bertemu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun