Mohon tunggu...
tri septiyani
tri septiyani Mohon Tunggu... -

ilmu kesehatan masyarakat universitas indonesia 2013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa

22 Agustus 2013   22:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:57 2161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Plagiarisme didefinisikan sebagai kegiatan menjiplak atau mereproduksi karya ilmiah dengan cara meringkas, direct copying (mereproduksi tulisan atau karya orang lain secara persis lama), paraphrasing (mengambil ide inti suatu karya lalu dinarasikan dalam bentuk berbeda tanpa menyebutkan dan tanpa sepengetahuan ide aslinya), dan yang paling paling parah adalah derivative writing (menulis ide orang lain). Derivative writing ditujukan untuk memberi sebuah kesan kepada pembaca / penilai bahwa karya tersebut adalah ide murni yang ia ciptakan sendiri, meskipun sebenarnya adalah hasil pemikiran orang lain. Orang yang melakukan plagiarisme disebut plagiaris atau plagiator. Jadi dapat disimpulkan bahwa plagiarisme adalah pencurian (bahasa kasarnya adalah pembajakan) dan plagiaris adalah pencuri (bisa disebut juga pembajak).

Plagiarisme memiliki beberapa jenis yaitu, plagiarisme lengkap, plagiarisme parsial, dan plagiarisme minimalis. Plagiarisme lengkap adalah isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada perubahan yang dibuat untuk bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca dikenal sebagai plagiarisme penuh. Banyak akademisi percaya bahwa umumnya pekerjaan orang-orang yang tidak kompeten dalam mata pelajaran tertentu, atau sekadar malas untuk berusaha.Plagiarisme parsialadalah ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai tiga sumber yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim merajalela, maka dikenal sebagai plagiarisme parsial. Di sini, penulis menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial. Plagiarisme minimalis ketika penulis plagiator orang lain konsep, gagasan, pikiran, atau pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang berbeda. Meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme, Itu dianggap sebagai mencuri ide atau pikiran orang lain. Plagiarisme minimalis melibatkan banyak parafrase.

Plagiarisme adalah sebuah pelanggaran norma yang sangat serius baik secara akademis ataupun non akademis. Sangat disayangkan, kegiatan plagiarisme sudah menjadi sebuah tradisi di dalam dunia kemahasiswa yang tidak bisa atau mustahil untuk dihilangkan dan ditinggalkan oleh mahasiswa baik mahasiswa S1, mahasiswa S2, bahkan mahasiswa S3.

Kegiatan plagiarisme sudah sangat mendarah daging di Indonesia khususnya dikalangan mahasiswa S1. Kegiatan ini mudah sekali terjadi salah satu pemicunya adalahkontrol yang tidak ketat. Ketidaketatan kontrol bersumber dari kualitas pembimbing yang relatif rendah, jumlah pembimbing yang tidak seimbang atau lebih rendah dibanding dengan jumlah mahasiswa,dedikasi perguruan tinggi ( PT )yang masih berorientasi pada keuntungan ekonomi semata , sikap tidak konsekuen dari perguruan tinggi yang bersangkutan, sumber pustaka yang tidak mutakhir,akses ke sumber informasi yang sulit dijangkau, serta sanksi yang tidak jelas atau bahkan tidak ada terhadap para plagiaris.

Hal ini sedikit berbeda dengan kondisi mahasiswa S2 dan S3. Control masih ada dan relatif ketat. Kontrol terjadi karena kualitas pembimbing yang relatif tinggi, dedikasi perguruan tinggi terhadap dunia ilmiah dan atas hak kekayaan intelektual (HAKI), pengembangan evaluasi berkelanjutan terhadap tulisan serta adanya sanksi yang jelas terhadap plagiaris. Salah satu sanksi yang pernah terjadi di perguruan tinggi yang ada di Indonesia adalah membatalkan gelar Magister atau Doktor terhadap plagiaris yang dinyatakan bersalah dengan bukti-bukti yangjelas dan dapat dipertanggung jawabkan.

Selain itu plagiaris juga dipicu oleh dua faktor lain. Pertama, mahasiswa malas dan mencari cara mudah dan praktis untuk menhasilkan tulisan tanpa harus bekerja keras dengan ide pemikiran sendiri. Kedua, mahasiswa tidak menguasai teknik pengacuan dan pengutipan pustaka atau perujukan terhadap karya orang lain. Sepanjang tidak sengaja, kedua alasan ini dapat ditoleransi. Namun, apabila disengaja ceritanya lain lagi.

Sumber :

http://www.fisip.uinjkt.ac.id/index.php?option=com content&view=article&id=157:sanksi-akademis-terhadap-plagiarisme&catid=62:distribusi-mata-kuliah

http://www.dikti.go.id/?p=8281&lang=id

essensi :

Essensi dari essai plagiarisme ini adalah kita dapat mengetahui pengertian plagiarisme, jenis-jenisnya, faktor penyebabnya, dan akibat yang akan kita dapat apabila kita melakukan plagiarisme. Sehingga nantinya apabila kita akan melakukan kegiatan plagiarisme kita dapat berpikir dua kali sebelum melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun