Mohon tunggu...
Tri Satrio Wicaksono
Tri Satrio Wicaksono Mohon Tunggu... Pegawai kontrak BUMN -

who am i ? jus a simple man with a million idea, but no one execution 😔

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fase Kehidupan

11 Februari 2016   18:34 Diperbarui: 11 Februari 2016   22:32 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hidup belasan atau puluhan tahun, begitu banyak fase kehidupan yg telah kita lewati dng suka cita. Diantaranya :

  • Mulai saat hari kelahiran kita, bgtu banyak kerabat/rekan/sodara dari orang tua kita yg mengucapkan selamat dan harapan baik atas lahirnya kita kedunia. Seluruh kerabat dekat kita bergembira.
  • Kita beranjak tumbuh menjadi anak kecil, remaja, dewasa, yg didalam prosesnya terdapat ulang tahun, kenaikan kelas, mendapat peringkat kelas, sweet 17, lulus sekolah, wisuda, dimana semua orang2 terdekat kita memberikan pujian, selamat, dan harapan kpd kita. Semua orang pun senang dng apa yg telah kita capai.
  • Menjadi dewasa dan siap menikah, kita pun mendapatkan kembali doa dan harapan dari orang2 terkasih di sekeliling kita.
  • Akhirnya kita mendapatkan buah hati, dan lagi2 pujian, harapan, doa terlontar dari kerabat2 kita utk si kecil, kita pun bahagia atas moment ini (maklum baru ngerasain😁😁)
  • Memasuki 10 sd 20 tahun pernikahan, lagi lagi ucapan selamat dan harapan terlontar dari teman teman kita.
  • Anak kita beranjak dewasa, dan menuju ke mahligai pernikahan, ucapan selamat pun datang dari berbagai kalangan luas krn smkn banyaknya relasi kita.
  • Lalu fase kehidupan terus berlanjut lanjut dan lanjut.

Semua fase2 kehidupan diatas akan nyata adanya. Tp apakah kita mampu melewati semua fase baik itu? Bukan kah ada 1 fase yg terlewatkan? Di mana semua orang yg tau kamu akan mendoakanmu, semua orang yg benci kamu akan memberi harapan baik, bahkan tak jarang bnyk teman kita yg dtg jauh2 dari kota bahkan negara lain hanya utk melihat, mendoakan, dan memberi harapan padamu. Fase dimana semua orang menyayangimu, mengasihimu, memperdulikanmu tanpa pamrih apapun. Fase ini bisa saja terselip di antara fase2 bahagia kita. Ya ini lah fase kematian, dimana kita tdk tahu kapan itu terjadi, kita tdk tahu, dimana kita akan mati, kita tidak tahu dalam keadaan apa kita akan mati, yg jelas kematian benar adanya dan pasti datangnya.

Persiapkan diri teman2 semua, teruslah beriman kpd allah swt, ikuti apa yg dilakukan nabi muhammad saw, usahakan shalat berjamaah dan tepat waktu, berbuat baik pada siapapun, rendah diri, bersedekah walau sedikit yg penting istiqomah, baca alquran dan pahami artinya, belajarlah dng giat, entah belajar agama, akademik, atau belajar pergaulan yg positif, dan amalkanlah semua ilmu yg teman teman punya ke masyarakat. Krn tujuan kita belajar, goalnya adalah peduli di kehidupan masyarakat.

Kadang peduli itu mudah, cuma ego kita yg bikin sulit. 😊☺️😊☺️

Mudah2an fase terakhir ini datang ketika kita sudah benar2 siap menghadap sang khalik. Amin

(tulisan ini muncul di pemikiran saya sesaat setelah putri pertama saya "rayyana rakshandrina wicaksono" lahir ke dunia)

Maaf bukan bermaksud menggurui atau mengajarkan, tp hanya sekedar share aja. Makasih kompasiana. Gbu

 

Salam

Tsatriow

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun