Sebagian besar masyarakat Indonesia masih asing mendengar istilah fisioterapi. Mereka beranggapan bahwa Fisioterapi sama saja dengan tukang pijat. Masyarakat Indonesia banyak yang berasumsi bahwa "Percuma kuliah susah, bayar UKT mahal, eh ternyata setelah lulus hanya jadi tukang pijat, buang-buang waktu aja". Â Persepsi ini yang membuat sebagian orang meganggap bahwa prodi Fisioterapi bukan pilihan terbaik ketika memasuki dunia perkuliahan. Masyarakat ternyata juga berasumsi bahwasannya ruang lingkup dunia pekerjaan Fisioterapi pasti kerjanya hanya di rumah sakit karena berhubungan dengan medis. Padahal itu semua tidaklah benar, pola pikir yang menganggap bahwa lulusan Fisioterapi hanya menjadi tukang pijat harus diubah. Lulusan Fisioterapi belum tentu juga hanya bekerja di rumah sakit, tetapi Fisioterapi itu juga bisa saja terdapat pada pusat kecantikan. Sebenarnya apa sih Fisioterapi itu?
Menurut World Confederation of  Physical Therapy, Fisioterapi adalah suatu ilmu atau kiat untuk melakukan suatu pengobatan dengan memanfatkan khasiat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan-latihan dan manual. Sedangkan menurut  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2015, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan fisik, elektroterapeutis, dan mekanis pelatihan fungsi dan komunikasi.
Fisioterapi memiliki peranan penting yang berkaitan dengan gerak dan fungsi tubuh dari segala aktivitas yang dilakukan manusia. Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh individu, karena manusia pada hakikatnya bergerak sepanjang hidupnya. Pada umumnya, gangguan gerak dan hambatan beraktivitas dapat diakibatkan oleh cidera, penyakit, proses penuaan atau kondisi tertentu.
Menurut Rahmadani dan Mujiyono (2017), Fisioterapi terdiri dari berbagai spesialisasi, yaitu:
- Fisioterapi Muskuloskeletal, menangani masalah yang berkaitan dengan otot dan tulang serta jaringan pada sekitarnya seperti ketika patah tulang, postur yang buruk dan pengeroposan tulang.
- Fisioterapi Neuromuskular, menangani masalah yang berkaitan dengan kerusakan pada sisem saraf seperti penyakit stroke dan vertigo.
- Fisioterapi Pediatrik, menangani masalah yang berkaitan dengan pasien anak. Seperti ketika anak mengalami keterlambatan perkembangan gerak motorik baik motorik kasar dan halus.
- Fisioterapi Olahraga, layanan yang ditujukan pada bidang olahraga terutama bagi atlet. Mencegah dan menangani adanya cedera pada saat melakukan olahraga dan peningkatan kebugaran melalui olahraga.
- Fisioterapi Kesehatan Wanita, menangani masalah yang berkaitan dengan kesehatan khusus wanita. Seperti masalah kesuburan, kehamilan dan pasca melahirkan serta pemulihan pasca operasi organ kewanitaan ketika terkena penyakit kanker payudara.
- Fisioterapi Kardiovaskular, menangani masalah yang berkaitan dengan jantung dan paru-paru, terutama ketika dalam masa sebelum dan setelah operasi rongga dada serta jantung.
- Fisioterapi Geriatrik, menangani masalah yang berkaitan dengan penuaan. Seperti pasien lanjut usia yang memiliki penyakit stroke atau ginjal.Â
- Fisioterapi Kulit Kecantikan dan Kebugaran, untuk meningkatkan kebugaran serta mendukung gaya hidup. Seperti sindrom kebiasaan wanita yang membawa tas besar dengan satu lengan yang terlipat padahal bisa berakibat membuat peredaran pada lengan terhambat dan menimbulkan rasa nyeri
Tenaga medis profesional yang bergerak dibidang ini disebut dengan fisioterapis. Fisioterapis bertugas untuk mendiagnosis, memperbaiki, mengobati dan memelihara berbagai gangguan kesehatan yang mempengaruhi gerakan dan kemampuan fungsi maksimal pada tubuh untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan mencapai kualitas hidup yang baik, dengan melalui berbagai bentuk pelayanan seperti promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitatif (pemulihan). Untuk mencapai kualitas kesehatan yang baik bisa diatasi dengan olahraga khusus, macam-macam teknik Fisioterapi dan menggunakan berbagai alat khusus dalam Fisioterapi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.Â
Menjadi seorang Fisioterapis tidaklah mudah karena harus melalui berbagai tahapan untuk bisa menjadi ahli seperti, menyelesaikan program pendidikan fisioterapi (S1/D4), mempunyai kewenangan, legalisasi dan perizinan untuk membuka praktik.  Menurut Rujito (seorang praktisi Fisioterapis), Pendekatan profesi dari Fisioterapis dan tenaga medis  selalu berdasarkan evidence based, dan sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Fisioterapis dan di ujikan secara medis.
Fisioterapi menjadi salah satu ilmu medis yang dibutuhkan pada saat ini, baik dalam aktivitas keolahragaan maupun aktivitas sehari-hari. Adanya beberapa ajang pertandingan olahraga antar negara seperti SEA Games dan Asian Games menjadikan Fisioterapi Olahraga menjadi populer. Karena ajang pertandingan olahraga ini sangat memerlukan adanya campur tangan langsung dari seorang ahli Fisioterapi. Fisioterapis ditugaskan untuk melatih gerak dan fungsi tubuh para atlet untuk bisa menghindari terjadinya cidera saat berlangsungnya pertandingan. Dalam penanganan cidera olahraga, peranan Fisioterapi menjadi ujung tombak yang memberikan pelayanan pertama pada cidera olahraga dan menjadikan Fisioterapi Olahraga sebagai penanganan yang tepat dalam mengatasi masalah yang ada.
Pada masa pandemi ini, Fisioterapi juga dibutuhkan untuk membantu tenaga medis mengatasi masalah yang terjadi. Selama masa pandemi ini bisa mengakibatkan meningkatnya gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal disorder/MSD). Karena masyarakat dituntut untuk melakukan isolasi sosial dengan melaksanakan segala kegiatan di rumah serta banyak mmelakukan aktivitas secara daring di depan layar gadget. Dengan adanya peningkatan kejadian MSD ini menjadikan suatu tantangan tersendiri bagi fisioterapis dalam menyediakan telekonsultasi untuk penanganan gangguan gerak dan fungsi tubuh. Fisioterapis juga berperan dalam mencegah atau memulihkan gangguan pernafasan dan keterbatasan aktivitas fungsional, serta komplikasi akibat virus Covid -19.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H