Mohon tunggu...
Tsany Diana Assyifa
Tsany Diana Assyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Administrasi Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pelatihan Pembuatan Souvenir dengan Memanfaatkan Limbah Kayu di Desa Minggirsari Blitar Oleh Mahasiswa UNTAG Surabaya Dalam Program Hibah Matching Fund

17 Desember 2022   10:16 Diperbarui: 17 Desember 2022   12:24 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Produk Lampu Hias, dok. pribadi

Kegiatan Matching Fund merupakan salah satu rangkaian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud-Ristek. Program studi Administrasi Bisnis merupakan salah satu yang prodi yang menerima hibah kegiatan ini. Kegiatan Matching Fund 2021 berlangsung selama 3 bulan terhitung sejak bulan Oktober hingga Desember 2021 dan dilaksanakan di desa Minggirsari Kecamatan Kanigoro Blitar. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya adalah kelompok Pelatihan Pembuatan Souvenir yang Merepresentasikan Identitas Desa Minggirsari yang beranggotakan 11 orang.

Saya Tsany Diana Assyifa Mahasiswi universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di bawah bimbingan pak Dr. IGN Anom Maruta, M.M, Dra. Yulyar Kartika Wiyanti, M.M, dan Putu Eka Dewi Karunia Wati, ST, MT. Keberangkatan kelompok dibagi menjadi 2 kloter. Kloter pertama pada tanggal 16-10-2021 dan kloter kedua pada tanggal 27-11-2021.

Desa Minggirsari merupakan sebuah desa yang memiliki banyak potensi untuk dapat menjadi desa yang maju dan mandiri dalam perekonomian masyarakatnya, keaktifan warga masyarakat dari desa Minggirsari untuk mewujudkan pembangunan ekonomi kreatif guna memberdayakan masyarakatnya pun bisa tidak bisa diremehkan, semangat daripada lapisan masyarakat yang menggelora mampu menunjukkan kekuatan dan kekompakan tersendiri. Melalui program ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengamati secara langsung kegiatan di desa dan juga di beberapa UKM yang terdapat di Desa Minggirsari, salah satunya yaitu di CV Maharani Abadi.

CV. Maharani Abadi yang merupakan tempat produksi alat musik perkusi berupa kendang jimbe berbahan baku kayu mahoni. Dalam pengamatan yang dilakukan pada UKM tersebut ditemukan sebuah permasalahan, di mana terdapat banyak sisa bahan produksi yang tidak terpakai dan cukup menguras area produksi. "Beberapa kayu sisa produksi yang tidak terpakai sudah kami manfaatkan untuk bahan bakar, tetapi terdapat kayu balok dan gelondong yang masih menumpuk dan belum tahu ingin di olah mejadi apa" ujar pak Basuki selaku pemilik UKM. Dari permasalahan yang ada tersebut dapat ditemukan sebuah solusi untuk pengembangan produk di antaranya yaitu berupa lampu tidur, hiasan dinding hingga jam dinding yang memiliki nilai jual yang tinggi.

Gambar Produk Lampu Hias, dok. pribadi
Gambar Produk Lampu Hias, dok. pribadi

Gambar Produk Jam Dinding, dok. pribadi
Gambar Produk Jam Dinding, dok. pribadi
Gambar Produk Pigura Lampu Kolase, dok. pribadi
Gambar Produk Pigura Lampu Kolase, dok. pribadi

Selain mengembangkan limbah dari proses produksi kendang jimbe menjadi sebuah produk, saya juga memberikan pelatihan mengenai hasil pengembangan produk souvenir yang telah dikembangkan kepada masyarakat Desa Minggirsari. Hal tersebut dilakukan guna menarik minat dan antusisame masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi potensi seperti limbah yang ada di sekitar mereka guna menjadi produk yang lebih bernilai dan dapat dijual di pasar sehingga dapat membantu pendapatan bagi masyarakat sekitar.


#UntagSurabaya
#KitaUntagSurabaya
#UntukIndonesia
#UntagSurabayaKeren
#EcoCampus
#KampusKompeten

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun