Mohon tunggu...
QOMARIYATUN TSANIYAH
QOMARIYATUN TSANIYAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

setiap manusia memiliki ceritanya masing-masing. So, tulislah cerita untuk hidupmu!

Selanjutnya

Tutup

Financial

BI Tegaskan Covid-19 Tidak Memengaruhi Kesehatan Perbankan Indonesia

13 Mei 2020   14:53 Diperbarui: 13 Mei 2020   15:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam briefing perkembangan ekonomi terkini. Selasa 30 maret 2020, Perry menyatakan bahwa Covid-19 tidak mempengaruhi kesehatan perbankan nasional. Menurutnya, Covid-19 adalah masalah kemanusiaan dan kesehatan. Perry juga menegaskan bahwa kondisi saat ini tidak dapat disamakan dengan kondisi saat krisis tahun 1998. Saat ini perbankan RI sudah menjadi jauh lebih kuat dibandingkan dengan tahun 1998 dahulu.

Perry mengakui bahwa memang ada beberapa isu yang harus dijadikan perhatian yaitu risiko NPL (Non-Performing Loan) karena perlambatan ekonomi yang menyebabkan kinerja perusahaan dan UMKM ikut turun. Beberapa debitur kecil mengalami gangguan karena Covid-19. Oleh karena itu, UMKM tidak dapat beroperasi sehingga pendapatan pun berkurang.

Namun, untuk menyikapi hal tersebut pemerintah telah menyiapkan stimulus fiskal yaitu dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Bukan hanya itu, OJK juga telah memutuskan untuk memberikan relaksasi pembayaran kredit yang berlaku satu tahun serta stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.

Perry juga mengatakan bahwa Covid-19 tidak berdampak ke kesehatan perbankan RI karena kondisi perbankan Indonesia sangat sehat. Saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berada di 23%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2,5% gross atau 1,3% nett.

Sebelumnya BI juga telah merevisi proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini jadi 6%-8% dari semula sebesar 9%-11%. Hal ini diikuti oleh beberapa perbankan yang menurunkan target pembiayaan, sejalan dengan revisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0%-5,4% menjadi 4,2%-4,6%. Namun, hal ini dapat diatasi dengan berbagai strategi yang diterapkan oleh masing-masing perbankan. Seperti halnya, Bank BCA Syariah yang tetap bertahan untuk tidak menurunkan target pembiayaan. Tahun ini, bank syariah ini mematok target pembiayaan tumbuh sekitar 10%-15%.

John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah mengatakan, pertumbuhan aset bank ini masih kuat mencapai 20% secara year on year (YoY) dengan pembiayaan meningkat 19,8% YoY pada bulan Maret 2020. Menurutnya, penyaluran pembiayaan tetap harus dilakukan meskipun selektif dengan menyasar sektor industri kimia untuk desinfektan maupun industri masker.

Dalam kondisi ekonomi saat ini yang mengalami perlambatan. Manajemen adalah hal utama yang menjadi titik tumpu sebuah bank. Baik dari sisi Asset and Liablity Management maupun dari sisi Risk Management. Demikian, dampak Covid-19 terhadap perbankan dapat dimitigasi.

Nama : Qomariyatun Tsaniyah

Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal Fasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun