Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam briefing perkembangan ekonomi terkini. Selasa 30 maret 2020, Perry menyatakan bahwa Covid-19 tidak mempengaruhi kesehatan perbankan nasional. Menurutnya, Covid-19 adalah masalah kemanusiaan dan kesehatan. Perry juga menegaskan bahwa kondisi saat ini tidak dapat disamakan dengan kondisi saat krisis tahun 1998. Saat ini perbankan RI sudah menjadi jauh lebih kuat dibandingkan dengan tahun 1998 dahulu.
Perry mengakui bahwa memang ada beberapa isu yang harus dijadikan perhatian yaitu risiko NPL (Non-Performing Loan) karena perlambatan ekonomi yang menyebabkan kinerja perusahaan dan UMKM ikut turun. Beberapa debitur kecil mengalami gangguan karena Covid-19. Oleh karena itu, UMKM tidak dapat beroperasi sehingga pendapatan pun berkurang.
Namun, untuk menyikapi hal tersebut pemerintah telah menyiapkan stimulus fiskal yaitu dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Bukan hanya itu, OJK juga telah memutuskan untuk memberikan relaksasi pembayaran kredit yang berlaku satu tahun serta stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
Perry juga mengatakan bahwa Covid-19 tidak berdampak ke kesehatan perbankan RI karena kondisi perbankan Indonesia sangat sehat. Saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berada di 23%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2,5% gross atau 1,3% nett.
Sebelumnya BI juga telah merevisi proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini jadi 6%-8% dari semula sebesar 9%-11%. Hal ini diikuti oleh beberapa perbankan yang menurunkan target pembiayaan, sejalan dengan revisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0%-5,4% menjadi 4,2%-4,6%. Namun, hal ini dapat diatasi dengan berbagai strategi yang diterapkan oleh masing-masing perbankan. Seperti halnya, Bank BCA Syariah yang tetap bertahan untuk tidak menurunkan target pembiayaan. Tahun ini, bank syariah ini mematok target pembiayaan tumbuh sekitar 10%-15%.
John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah mengatakan, pertumbuhan aset bank ini masih kuat mencapai 20% secara year on year (YoY) dengan pembiayaan meningkat 19,8% YoY pada bulan Maret 2020. Menurutnya, penyaluran pembiayaan tetap harus dilakukan meskipun selektif dengan menyasar sektor industri kimia untuk desinfektan maupun industri masker.
Dalam kondisi ekonomi saat ini yang mengalami perlambatan. Manajemen adalah hal utama yang menjadi titik tumpu sebuah bank. Baik dari sisi Asset and Liablity Management maupun dari sisi Risk Management. Demikian, dampak Covid-19 terhadap perbankan dapat dimitigasi.
Nama : Qomariyatun Tsaniyah
Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung
Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal Fasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H