Di jaman yang serba canggih ini, minat baca dikalangan remaja maupun anak anak mulai menurun. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, namun juga pada bidang hiburan yang bertujuan menenangkan pikiran sejenak bagi orang tertentu. Kurangnya kemampuan dalam menulis karya juga disebabkan jumlah bacaan yang minim, begitupun sebaliknya. Kurangnya minat membaca dikarenakan terlalu sedikit keinginan menulis.
Seperti yang diuraikan di atas tadi, kejadian ini juga terjadi pada diri saya dan teman-teman sebaya. Maka dari itu, kami diutus untuk berusaha menaikkan minat baca dan tulis kami tehadap sesuatu yang kami suka. Seperti sekarang ini, saya dan teman-teman saya mempraktikkan 4 kemampuan berbahasa. Yang pertama adalah berbicara. Kami saling bertukar cerita tentang film, novel, ataupun komik favorit yang kami baca ataupun tonton. Yang kedua adalah mendengar. Tentu saja setelah kita bercerita kita akan mendengar cerita orang lain. Kemudian yang ketiga ada menulis. Setelah kami bercerita dan mendengar, kami menuliskan apa yang kami dapatkan dari cerita teman kami dengan versi kami sendiri. Dan yang terakhir adalah membaca. Kami kembali membaca tulisan kami dan teman kami untuk melihat kesalahan yang terbuat dalam karya kami.
Contohnya adalah tulisan milik saya ini. Disini saya mencoba menuliskan kembali dan menanggapi cerita yang teman saya ceritakan. Ia menceritakan sebuah cerita dari novel online di aplikasi bernama wattpad. Judul dari cerita yang ia baca ialah 'Pangeran Pesantren', dimana tokoh utamanya ialah seorang laki laki bernama pangeran yang memiliki kekasih bernama Agnes. Diceritakan bahwa kekasih hati Pangeran ini berbeda kepercayaan dengan Pangeran. Pada dasarnya kebanyakan hubungan dengan agama yang berbeda memang tak memungkinkan. Maka, setelah kedua orang tua Pangeran tidak merestui hubungan anaknya dan berinisiatif menjodohkan putranya dengan putri temannya yang bernama Aila.
Di awal pernikahan mereka, Pangeran menjalaninya dengan setengah hati. Aila pun menerima perlakuan Pangeran yang agak kasar baik itu perbuatan maupun perkataan. Suatu waktu Pangeran dituduh asal meninggalnya ayah sang istri, karena ia terbilang cukup dekat dengan ayah mertuanya itu. Ia pun mengelak karena bukan Pangeran yang melakukannya. Banyak orang yang tak percaya dengan ucapannya, terkecuali kedua orang tua dan istri Pangeran. Aila mengaku sangat sedih karena kepergian ayahnya, namun ia sudah mengikhlaskannya. Setelah dilakukannya penyelidikan, terbukti bahwa Pangeran benar benar tidak bersalah.
Beberapa waktu setelah kejadian menegangkan itu, Pangeran memutuskan untuk bertemu dan berbincang mengenai hubungannya dengan Agnes. Bertemulah mereka disalah satu cafe, Agnes tidak menerima apa yang dijelaskan oleh Pangeran bahwa ia telah dijodohi. Mereka memutuskan untuk tetap berhubungan tanpa sepengetahuan kedua orang tua Pangeran. Namun ternyata ibu Pangeran mengetahuinya. Niat jahat dalam diri ibu Pangeran pun muncul. Ia membayar orang untuk mencelakakan Agnes saat diperjalanan. Tentu saja Pangeran murka dan tidak terima dengan semua ini. Aila menjadi orang pertama yang menenangkan Pangeran.Â
Waktu terus berjalan seperti biasa dengan Pangeran yang masih mengaku mencintai Agnes dan Aila yang selalu melayani suaminya dengan baik. Kesabaran Aila selama ini tidak sia-sia, karena ternyata akhir akhir ini Pangeran telah menaruh hatinya pada sang istri, hanya saja ia terlalu denial untuk mengutarakannya. Cerita berhenti sampai disini. Sang penulis belum melanjutkan kembali ceritanya. Jika kalian ini tau kelanjutannya, kalian dapat melihat di aplikasi wattpad dan mencari judul yang tertera tadi.
Menurut teman saya, cerita Pangeran pesantren ini bagus untuk orang yang ingin merasakan hatinya dicampur aduk. Penulisan yang baik dan mudah dipahami digunakan dalam teknik penulisan pada novel online satu ini. Untuk tanggapan dari saya sendiri, saya pun belum memahami bagaimana cara penulisan narasi yang baik karena saya lebih sering membaca cerita bergambar atau biasa disebut komik. Hanya sepenggal kisah itu saja yang dapat saya pahami dari pengalaman membaca teman saya. Semoga para pembaca dapat memahami apa yang saya tuliskan kembali disini.Â
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan ini. Terima kasih atas waktunya. Terus semangat dalam membaca juga membuat karya untuk semuanya. ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H