Mohon tunggu...
tsamaroh annabila
tsamaroh annabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah Mahasiswi semester 3 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Riset Terbaru Mengungkap Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat di Lingkungan SMA Negeri X di Jakarta

29 Mei 2023   13:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   13:37 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) telah menjadi salah satu masalah yang semakin memprihatinkan di era digital saat ini. SMA Negeri X di Jakarta, sebuah sekolah menengah atas yang identitasnya akan kami samarkan, juga tidak luput dari dampak fenomena ini. Riset terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Terkemuka di Jakarta mengungkapkan bahwa KBGO mengalami peningkatan signifikan di lingkungan SMA tersebut.

Riset ini melibatkan sejumlah siswi dari SMA Negeri X di Jakarta. Dalam rangka mengidentifikasi prevalensi, bentuk, serta dampak KBGO, sekitar 5 orang siswi terlibat sebagai narasumber dalam penelitian ini. Tujuan utama riset adalah untuk menggali informasi yang akurat dan mendalam tentang KBGO di SMA Negeri X serta menemukan langkah-langkah yang efektif untuk menghadapinya.

Hasil riset menunjukkan bahwa 4 dari 5 siswi yang berpartisipasi dalam penelitian ini mengakui telah mengalami atau menyaksikan KBGO di lingkungan SMA mereka. Bentuk KBGO yang paling umum mencakup penghinaan dan pelecehan verbal, penyebaran foto atau video yang mempermalukan secara tidak sah, dan ancaman kekerasan. Kejadian-kejadian ini umumnya terjadi melalui platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan WhatsApp.
Riset juga mengungkapkan bahwa KBGO memberikan dampak yang serius terhadap kesejahteraan siswa. Narasumber mengaku mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri, mengalami stres berkepanjangan, dan mengalami penurunan performa akademik sebagai akibat dari KBGO. Tidak hanya itu, beberapa siswi juga mengungkapkan adanya gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi.

Kami sebagai peneliti juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap prevalensi KBGO di SMA Negeri X. Faktor-faktor tersebut meliputi kurangnya kesadaran tentang dampak KBGO, kurangnya pemahaman tentang etika digital, dan kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan orang tua terhadap aktivitas online siswa. Selain itu, beberapa siswa juga melaporkan ketidakmampuan untuk melaporkan atau menghadapi kekerasan tersebut karena takut akan stigma sosial atau represalias.

Untuk mengatasi masalah ini, riset menyarankan langkah-langkah yang perlu diambil oleh sekolah, orang tua, dan masyarakat. Pertama, sekolah harus meningkatkan kesadaran tentang KBGO melalui pelatihan dan program edukasi yang terintegrasi dalam kurikulum. 

Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda KBGO, memberikan bimbingan kepada siswa, serta melibatkan orang tua dalam mendukung penanganan KBGO.
Keterlibatan orang tua juga merupakan factor penting dalam mengatasi KBGO di SMA Negeri X. Orang tua perlu dilibatkan dalam mendukung pendidikan tentang etika digital dan kesadaran akan KBGO kepada anak-anak mereka. Mereka juga harus memantau aktivitas online anak-anak mereka dan memberikan perlindungan serta dukungan yang diperlukan.

Selain itu, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi KBGO. Kampanye kesadaran publik tentang KBGO perlu dilakukan secara aktif melalui media massa, acara komunitas, dan program pendidikan. Kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah, ahli psikologi, dan lembaga penegak hukum juga diperlukan untuk memberikan pendampingan dan perlindungan bagi korban KBGO serta menindak tegas pelaku kekerasan berbasis gender online.

SMA Negeri X juga harus menerapkan kebijakan dan peraturan yang tegas terkait KBGO. Pendidikan tentang etika digital dan kesadaran KBGO harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Selain itu, upaya perlindungan harus dilakukan melalui pembentukan tim khusus yang bertanggung jawab untuk menangani kasus-kasus KBGO, menyediakan saluran laporan yang aman dan rahasia, serta memberikan dukungan psikologis kepada korban.

Dalam menghadapi KBGO, kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat sangatlah penting. Hanya dengan upaya bersama dan kesadaran yang tinggi tentang kekerasan berbasis gender online, SMA Negeri X di Jakarta dapat menjadi lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari KBGO. Melalui langkah-langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan KBGO dapat diminimalisir dan siswa dapat mengakses pendidikan yang berkualitas tanpa rasa takut dan diskriminasi di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun