Sejak dahulu, Indonesia tidak pernah luput dari krisis demokrasi bahkan hingga kini dibeberapa tempat demokrasi sudah jauh dari harapan, banyaknya elemen masyarakat yang memilih bungkam demi menghindari "cap" pembela kelompok tertentu.
Demokrasi sendiri merupakan suatu sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyat untuk mengambil keputusan secara bersama melalui pemilihan umum dan berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan politik dan publik. Prinsip demokrasi juga menjamin hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat serta menyuarakan kepentingannya.
Zamroni dalam Pendidikan untuk Demokrasi (2007:50) mengutip pendapat John Dewey mengatakan bahwa demokrasi itu memiliki nilai-nilai inti seperti, toleransi, menghormati pendapat, memahami dan menyadari keberagaman masyarakat, menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta patuh terhadap peraturan yang berlaku.
Nilai-nilai demokrasi di atas dapat diwujudkan melalui generasi milenial, karena demokrasi memiliki peran yang begitu penting dalam menjaga kebebasan hak asasi manusia, menjamin keadilan dan kesetaraan dalam lingkungan sosial dan politik, serta memajukan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peran demokrasi dalam kaitannya dengan generasi milenial dapat digambarkan sebagai berikut :
Pertama, mendukung kebebasan berekspresi dan membela kepentingan masyarakat, terutama ketika berhadapan dengan masalah sosial dan politik yang kompleks.
Kedua, membangun dialog dan diskusi yang efektif dalam memecahkan persoalan sosial dan politik, serta menghormati pendapat lawan bicara.
Ketiga, membangun kesadaran politik dan memperkuat pengawasan sosial agar generasi milenial dapat lebih memahami dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik dan publik.
Namun di sisi lain, generasi milenial juga kerap dianggap enggan terlibat dalam urusan politik dan publik, apalagi menjadi figur demokrasi. Hal ini tentunya dapat dilihat dari minimnya partisipasi dalam pemilu dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan pejabat publik. Padahal, menjadi figur demokrasi bukan hanya sekadar menjadi pengambil keputusan politik, namun juga mewujudkan sosok warga negara yang bertanggung jawab dan peduli dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya.
Itulah mengapa penting bagi generasi milenial untuk memperkuat pemahaman mereka tentang demokrasi dan berpartisipasi dalam proses demokrasi di negeri ini. Menjadi figur demokrasi memang tidak mudah, namun berpartisipasi aktif dan ikut serta dalam menjaga kelestarian demokrasi merupakan langkah awal yang baik.
Generasi milenial saat ini memiliki akses ke platform digital dan media sosial yang dapat digunakan kapan saja untuk menyebarkan perhatian politik dan sosial. Mereka harus menggunakan keahlian dan teknologi mereka untuk meningkatkan kesadaran politik di kalangan rekan sebaya dan meningkatkan partisipasi pemilih. Selain itu, di zaman yang semakin kompleks dan dinamis ini, dibutuhkan pribadi-pribadi demokratis yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan sosial dan politik. Mereka harus menunjukkan kearifan dan kepemimpinan yang baik untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan membangun dialog yang efektif untuk kemajuan bangsa.