Mohon tunggu...
Tsamarah Rifqah
Tsamarah Rifqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Syiah Kuala

Mahasiswa Psikologi- USK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pola Asuh Orangtua terhadap Kecemasan Sosial pada Remaja

28 Februari 2023   20:14 Diperbarui: 28 Februari 2023   20:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan mahluk sosial, setiap individu pasti akan melakukan interaksi dengan individu lainnya. Sebagai kebutuhan utama manusia yaitu  merasakan kenyamanan dan keamanan. Namun tidak semua orang bisa merasakan kenyamanan dan  keamanan tersebut. Tidak sedikit individu yang merasakan kegelisahan, kecemasan, dan ketakutan saat berada pada ruang lingkup sosial.

Hal ini biasa disebut dengan kecemasan sosial. Kecemasan sosial  adalah ketakutan akan situasi sosial yang menetap pada diri individu yang melibatkan interaksi dengan orang lain, dimana akan muncul perasaan takut ketika dihadapkan dengan kegiatan sosial (Tuppak Hutagaol,2019) seperti presentasi, berpidato ataupun aktivitas lainnya yang memerlukan perhatian dari orang sekitar. 

Bahkan yang lebih parah nya lagi remaja bisa saja merasakan stress yang ekstrem, kecenderungan untuk selalu waspada, bahkan bisa saja menarik diri dari lingkungan sosialnya dikarenakan ketakutan yang ia rasakan. Sulit memulai interaksi, takut bertemu orang asing, takut melakukan percakapan langsung maupun melalui telepon, dan masih banyak ketakutan lainnya. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan sosial.

Remaja yang diasuh oleh orang tua yang lengkap cenderung memiliki kognitif dan juga emosi yang lebih baik dibandingkan dengan remaja yang di asuh oleh salah satu dari kedua orangtua nya (parenting.orami.co.id,2022). Tidak hanya itu, orangtua juga memiliki banyak sekali cara untuk mengasuh anak nya. Nah, pola pengasuhan orangtua inilah yang dapat menjadi faktor pendorong terjadinya kecemasan sosial pada remaja, diantara nya yaitu :

  • permissive indifferent (pengabaian)

Pada pola ini adalah pengasuhan dimana orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, remaja yang dibesarkan dengan pola asuh ini akan merasa memiliki harga diri yang rendah, cenderung merasa kurang percaya diri, serta pengendalian yang buruk atas dirinya sendiri.

Pengasuhan yang menekan anak agar mengikuti aturan tanpa berdiskusi atau menanyakan persetujuan dari sang anak. Orang tua yang menerapkan pola ini berharap agar anak tunduk dan patuh atas perintah mereka, orang tua akan bersikap keras, memaksa, lalu mengabaikan emosi sang anak. Pada umumnya orangtua akan membuat peraturan yang ketat dan menuntut anak untuk mematuhi aturan tersebut namun orangtua tidak responsif Banyak orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan otoriter karena adanya peran budaya dan lingkungan yang sangat berpengaruh, dan orangtua merasa bahwa memerintah anak adalah hal yang tepat dilakukan agar anak bisa patuh terhadap mereka.

  • Pola asuh permisif

Pola ini merupakan pola asuh yang sangat men-tolerir hal apapun yang dilakukan remaja baik di dalam maupun diluar rumah, biasa peraturan yang ditetapkan oleh orang tua tidak konsisiten, dan tidak ada peraturan yang tetap. Pola asuh ini dapat memicu kurangnya rasa tanggung jawab dan disiplin pada remaja.

Orang tua perlu mengetahui bahwa pemilihan pola asuh ini sangat amat penting untuk masa perkembangan anak. Jika orangtua salah dalam menerapkan pola asuh, maka bisa saja menjadi boomerang dikemudian hari. orangtua dapat memahami bahwa mengabaikan, memberi kebeasan, menekan, bahkan memaksa anak bukan lah hal yang tepat untuk diterapkan kepada anak. 

Orang tua bisa saja mengubah pola asuh untuk mengurangi timbulnya rasa kecemasan pada remaja. Treatment yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan kualitas pengasuhan orang tua terhadap remaja dengan cara mendengarkan apa yang ingin disampaikan, berdiskusi sebelum menetapkan suatu keputusan atau peraturan-peraturan rumah, serta tidak mengabaikan pendapat, agar remaja terhindar dari gangguan kecemasan sosial akibat terjadinya penolakan-penolakan yang terjadi didalan keluarga. 

Orangtua bisa mengajak remaja bertukar cerita atau menanyakan tentang keseharian nya, untuk membangun kedekatan antara anak dan orang tua. Pola asuh ini disebut dengan pola asuh demokratis, dengan menerapkan pola ini, diharapan dapat meningkatkan kognitif remaja, emosi yang stabil, dapat menumbuhkan rasa percaya diri, dan yang terpenting dapat meminimalisir remaja  mengalami gangguan kecemasan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun