Mohon tunggu...
Tsamara Amany
Tsamara Amany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Universitas Paramadina | @TsamaraDKI on Twitter

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teror yang Tak Laku

15 Januari 2016   20:25 Diperbarui: 15 Januari 2016   20:36 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden Jokowi didampingi Menkopolhukam dan Gubernur DKI meninjau lokasi pengeboman "][/caption]Aksi teror yang terjadi di Sarinah sempat membuat kepanikan di Ibu kota. Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana mungkin kawasan yang begitu dekat dengan Istana Negara dan Kedutaan Besar Amerika Serikat dibom dengan mudahnya? Namun di benak sebagian orang juga ada pertanyaan tersendiri, mengapa tidak melakukan ledakan yang begitu besar? Apakah Sarinah bukanlah sasaran utama?

Saya sendiri termasuk orang yang percaya bahwa pengeboman di Sarinah hanyalah message. Sebuah pesan tegas bahwa ISIS sudah mampu menembus pertahanan Indonesia. Hal ini pun menjadi kepercayaan pihak keamanan. Itulah mengapa sejumlah tempat penting seperti Istana Negara, Sekretariat Wapres kantor Gubernur DKI, Kedutaan Besar AS, dan lainnya memperketat keamanan dengan asumsi ada sasaran lain yang lebih besar dan menjadi target utama serangan ISIS.

Kami Tidak Takut

Presiden Jokowi kemudian memberikan pernyataan resmi ke awak media mengenai peristiwa menyedihkan tersebut. "Negara, bangsa, dan rakyat tidak boleh takut, tidak boleh kalah oleh aksi teror seperti ini," ujarnya sebagaimana dikutip Detik.com (14/01).

Setelah pernyataan resmi Presiden, rakyat yang sempat panik seolah-olah mulai meninggalkan ketakutannya. Hashtag di Twitter yang menunjukkan ketakutan tak lagi ditunjukkan. Mulai muncul hashtag yang justru menantang kelompok teroris ISIS seperti #KamiTidakTakut, #JakartaBerani, dan #WeAreNotAfraid.

Presiden pun mempersingkat kunjungan kerjanya di Cirebon dan segera kembali ke Jakarta untuk meninjau langsung lokasi pengeboman. Presiden Jokowi ditemani Menkopulham Luhut Pandjaitan serta Gubernur DKI Jakarta, datang ke lokasi tersebut tanpa menggunakan rompi anti peluru. Tak terlihat ketakutan sedikit pun di raut wajah ketiganya.

Setelah kedatangan Presiden ini, hashtag #KamiTidakTakut pun langsung mendunia. Kehadiran Presiden di lokasi memberi efek psikologis yang begitu hebat. Tidak ada lagi rasa ketakutan dan pertanyaan "Di mana Presiden? Keadaan genting!". Sebab Presiden justru mendatangi lokasi tersebut hanya beberapa jam setelah aksi teror. Rakyat pun merasa tertantang. Presiden saja berani, masa kita tidak?

Jika ISIS bermaksud memberi pesan bahwa mereka mampu menerobos pertahanan dan menimbulkan ketakutan di Indonesia, kehadiran Presiden Jokowi di Sarinah pun merupakan pesan tegas kepada mereka bahwa kami memang benar-benar tidak takut. Dan hal ini dibuktikan dengan kehadiran pemimpin tertinggi kami di lokasi tersebut.

Kekalahan Teroris

Polisi berhasil melumpuhkan lima teroris setelah sebelumnya sempat terjadi baku tembak. Kekalahan teroris ini memang menjadi prestasi tersendiri bagi pihak kepolisian. Terlebih lagi, kepolisian mampu mengembalikan suasana menjadi kondusif kurang dari 24 jam. Sebagai organisasi teror yang merasa paling hebat, ISIS seharusnya malu karena aksi teror mereka tidak mampu menimbulkan rasa takut yang signifikan di benak rakyat Indonesia.

Selain kehebatan polisi, kekalahan ISIS yang paling telak sesungguhnya terlihat dari bagaimana seorang tukang sate justru berdagang di lokasi pengeboman. Menariknya lagi, orang sekitar justru menonton kegaduhan yang sedang terjadi sambil menyantap sate. Bukan hanya tukang sate, pedagang kacang rebus pun justru mendekat ke arah kerumunan dengan harapan dagangannya akan semakin laku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun