Tsaltsa Zia Aini (Mahasiswa MPI/S1 MPI VE UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Perkembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek vital dalam keberlangsungan dan pertumbuhan organisasi. Menurut Hasibuan, efektivitas proses perkembangan SDM ditentukan oleh lima elemen utama, yaitu sasaran, kurikulum, sarana, peserta, dan pelatih.Â
Dalam esai ini, fokus pembahasan akan diberikan pada aspek kurikulum sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pengembangan SDM. K
urikulum, dalam konteks pengembangan SDM, merujuk pada rancangan pembelajaran yang mencakup materi, metode, dan pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi individu. Hasibuan menekankan bahwa kurikulum yang efektif harus relevan dengan kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan, sehingga mampu menjembatani kesenjangan antara kemampuan aktual dan kemampuan yang diinginkan.
Kurikulum yang dirancang dengan baik memiliki beberapa karakteristik adalah sebagai berikut:
Pertama: Relevan dengan Kebutuhan Organisasi, Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan strategis organisasi. Misalnya, jika perusahaan sedang mengadopsi teknologi baru, kurikulum pelatihan harus mencakup materi yang mendukung penguasaan teknologi tersebut.
Kedua: Berbasis Kompetensi, Kurikulum harus dirancang untuk mengembangkan kompetensi tertentu yang relevan dengan peran peserta di organisasi, seperti keterampilan teknis, kepemimpinan, atau manajemen waktu.
Ketiga: Terstruktur dengan Jelas, Kurikulum yang efektif memiliki alur yang sistematis, dimulai dari dasar-dasar hingga ke tingkat yang lebih kompleks. Hal ini memastikan bahwa peserta dapat memahami dan menguasai materi secara bertahap.
Keempat: Fleksibel, Kurikulum harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan dengan kebutuhan individu peserta. Tidak semua peserta memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang sama, sehingga kurikulum harus memungkinkan adanya penyesuaian.
Kelima: Berorientasi pada Hasil, Kurikulum yang efektif dirancang dengan tujuan spesifik, seperti peningkatan produktivitas, efisiensi kerja, atau kemampuan inovasi. Hal ini mempermudah evaluasi keberhasilan program pelatihan.
Kurikulum sebagai Landasan Efektivitas Pelatihan. Kurikulum yang baik tidak hanya mempengaruhi proses pelatihan, tetapi juga hasil akhir yang diharapkan. Sebagai contoh, organisasi yang menghadapi tantangan digitalisasi membutuhkan kurikulum yang fokus pada literasi digital dan kemampuan adaptasi teknologi.