ABSTRACT
Integrated learning connects various aspects of learning, enabling students to acquire meaningful knowledge and skills through direct experiences. Unlike conventional methods, integrated learning focuses on themes, not following the traditional subject structure. This approach is effective in social studies (IPS), helping students become knowledgeable and responsible citizens, despite facing challenges such as teacher unpreparedness and limited resources. To improve the quality of education and help students compete globally, the 2013 Curriculum introduces character education into both academic and non-academic competencies. Integrated learning provides direct experiences, facilitating concept comprehension and linking them to other concepts, making learning more meaningful and students more active. Its characteristics include being student-centered, flexible, and developing student interests and needs. Achievement measurement is conducted to evaluate the attainment of instructional objectives after learning. Keywords: Effectiveness of Integrated Learning, Social Studies (IPS), Skills, Competencies, Integrated Learning
ABSTRACT
Pembelajaran terpadu menghubungkan berbagai aspek pembelajaran, memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermakna melalui pengalaman langsung. Berbeda dengan metode konvensional, pembelajaran terpadu berfokus pada tema, tidak mengikuti struktur mata pelajaran tradisional. Pendekatan ini efektif dalam mata pelajaran IPS, membantu siswa menjadi warga negara yang taar dan dapat bertanggung jawab, meskipun menghadapi tantangan seperti ketidaksiapan guru dan keterbatasan sarana. Dalam meningkatkan kualitas pendidikannya serta membantu siswa agar bisa bersaing secara global, Kurikulum 2013 menghadirkan pendidikan karakter dalam kompetensi dalam hal akademik maupun non akademik. Pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung, memudahkan pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan konsep lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih aktif. Karakteristiknya meliputi: berpusat pada siswa, fleksibel, dan mengembangkan minat serta kebutuhan siswa. Pengukuran prestasi belajar dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan instruksional setelah pembelajaran.Â
Kata Kunci: Efektivitas Pembelajaran Terpadu, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Keterampilan, Kompetensi, Pengetahuan Terpadu
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan sebuah bangsa. Di era globalisasi saat ini, tantangan untuk menyediakan pendidikan berkualitas menjadi semakin rumit. Adapun cara dalam menghadapi segala tantangan ini, dengan mengembangkan model pembelajaran yang mampu mengintegrasikan berbagai mata pelajaran secara efektif. Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu muncul sebagai solusi yang menjanjikan (Kahfi et al., 2021) . Pembelajaran IPS Terpadu fokus pada pengintegrasian
berbagai aspek sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosial analisis, dalam sebuah kerangka pembelajaran yang menyeluruh. Konsep ini menawarkan pendekatan lebih komprehensif untuk dapat mengerti akan fenomena sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat (S, 2012) . Sekolah Dasar (SD) merupakan fase awal dalam proses pendidikan formal, di mana fondasi-fondasi penting dalam pemahaman anak-anak terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar dibangun. Oleh karena itu, penerapan Pembelajaran IPS Terpadu di tingkat SD menjadi sangat penting dalam membentuk pemahaman yang komprehensif dan holistik pada siswa (Amini et al., 2023).
Pada  kurikulum  2013,  guru  dituntut  agar  dapat  menyajikan  pembelajaran  berbasis  tematik  integratif, menggunakan  pendekatan  saintifik,  serta  menggunakan  model  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  kurikulum 2013.  Menurut Setiawan  (2019)Pembelajaran  tematik  adalah  metode  pembelajaran  yang  menekankan pemberian  tema  khusus  pilihan  untuk  mengajarkan  beberapa  konsep  kurikuler  Konsep  integrasi  beberapa subjek  untuk  mengajar  di  sekolah  Indonesia.  Selain  itu,  menurut Wahyuni (2016)pembelajaran  tematik merupakan  pembelajaran  yang  didasarkan  dari  sebuah  tema  yang  digunakan  untuk  mengaitkan  beberapa konsep  mata  pelajaran,  sehingga  peserta  didik  akan  lebih  mudah  memahami  sebuah  konsep,  karena  hanya berdasarkan dari satu tema untuk beberapa pelajaran yang diajarkan
PEMBAHASAN
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang dirancang sebagai penghubung berbagai metode pembelajaran secara disengaja (Raharja et al., 2022) . Melalui metode ini, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara menyeluruh, sehingga mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang materi dan ide-ide yang diajarkan lalu menggabungkan dengan pengalaman langsung mereka sehingga akan ada pembelajaran secara tidak langsung dalam prosesnya. Pengalaman langsung setiap siswa diperhitungkan ketika merancang pembelajaran terpadu (Amini et al., 2023). Raharja et al. (2022) telah mencatat bahwa sementara pembelajaran terintegrasi dan pembelajaran non- terintegrasi sebanding secara umum, pembelajaran terintegrasi berbeda karena tidak mematuhi kerangka topik yang kaku. Sebaliknya, pembelajaran ini dimulai dengan tema tertentu, yang memungkinkan untuk memberikan informasi dengan cara yang lebih komprehensif dan relevan. Dengan demikian, siswa dapat menerapkan hubungan antara konsep yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seperti diketahui, pendidikan kontekstual memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter moral siswa (Sukma, 2021).
Kekuatan pembelajaran terpadu untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif bagi siswa terletak pada kapasitasnya untuk membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya dan pengalaman yang baru diperoleh. Untuk mendukung pembelajaran siswa yang efektif, pembelajaran terpadu menciptakan pengalaman baru. Siswa dapat menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai hasilnya. Selain itu, tujuan pembelajaran terpadu adalah untuk meningkatkan keterampilan dan bakat pemecahan masalah. Karena itu, pendidikan IPS terpadu harus menjadi landasan untuk mengembangkan karakter kritis anak-anak sejak usia dini, terutama di sekolah dasar, karena mereka akan menghadapi banyak tantangan di sana.
Setiap sesi pembelajaran terpadu, khususnya dalam studi sosial, menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya sehingga konten yang disampaikan berpusat di sekitar tema. Kursus studi sosial, menurut Kahfi et al. (2021), secara konseptual dibuat untuk mengajar siswa bagaimana menjadi warga dunia yang taat hukum, bertanggung jawab, dan cinta damai. Ada tiga komponen utama pendidikan IPS yang perlu diperhitungkan: aspek intelektual. Komponen intelektual berusaha untuk meningkatkan kapasitas siswa untuk berpikir kritis, pemahaman ilmu sosial, dan kemampuan pencarian informasi.Â
Konsep studi sosial di sekolah dasar mencakup ide-ide dari humaniora, sains, ilmu sosial, dan topik dan tantangan sosial. Materi yang dibutuhkan pada tingkat ini kurang menekankan pada disiplin karena unsur- Â unsur pedagogis dan psikologis, serta sifat-sifat kemampuan berpikir holistik siswa, lebih penting.(Kahfi et al., 2021).
Menurut Septiana, (2023) , beberapa masalah yang sering dihadapi dalam pembelajaran IPS terpadu antara lain:
1. Guru yang belum siap mengajar IPS terpadu, terutama karena jumlah guru yang terbatas.
2. Kurangnya fasilitas dan sarana pendukung untuk pembelajaran IPS.
3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
4. Kurangnya pemahaman guru tentang metode pengajaran yang efektif dan esensi dari ilmu-ilmu sosial.
5. Masih banyaknya penggunaan metode pembelajaran konvensional.
6. Adanya campuran antara guru honorer dan guru tetap.
7. Terbatasnya kesempatan bagi guru untuk mengembangkan profesi mereka.
8. Adanya asumsi negatif bahwa IPS adalah disiplin ilmu yang kurang penting dibandingkan disiplin ilmu lainnya.