Wisata Kabupaten Bantul, dan Dosen STIPRAM.
Pada malam hari ini, bertempat di Embung Gajah Wong Bedukan Pleret, telah dilaksanakan pendampingan dari Dinas Pariwisata yaitu ketua FORKOM Pokdarwis Kabupaten Bantul, Ketua FORKOM DesaAcara pendampingan ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Destinasi Wisata seperti Mbulak Wilkel, Embung Gajah Wong, Taman Senja Ngelo Kanoman, Tempuran Banyu Kencono, dan Lereng Sentono. Turu hadir pula Lurah PLeret, Taufiq Kamal S.Kom, M.Cs, Wakil ketua Rintisan Budaya, Pengurus Pokdarwis Kalurahan Pleret dan Pengelola Desa Wisata.
Pada kesempatan kali ini, pendamping memberikan pengarahan kepada seluruh pelaku wisata. BapaK Agus Jati Kumala S.E selaku Ketua FORKOM Desa Wisata memaparkan poin-poin penting dalam mempersiapkan Kalurahan untuk bisa meraih predikat Desa Wisata.Â
Tentunya hal itu tidak bisa terlepas dengan yang namanya sertifikat CHSE. CHSE sendiri merupakan singkatan dari Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, Safety atau keamanan, dan Environment Sustainability atau kelestarian lingkungan.Â
Semua kriteria ini pada akhirnya juga untuk mendukung pengunjung dalam melaksanakan protokol Kesehatan. Selain CHSE, Â menjadi Desa Wisata dituntut harus memiliki paket wisata.Â
Terkait keamanan (CHSE) turut hadir pula dari SAR yaitu Bapak Bondan yang menjelaskan tentang mitigasi untuk wisata berbasis air, terutama di musim hujan tentu harus lebih siaga. Oleh sebab itu akan dilaksanakan diklat SAR sebagai upaya memberi pelatihan kepada pengelola wisata supaya lebih siap.
Selain itu dipaparkan pula oleh Bapak Nur Ahmadi selaku Ketua FORKOM Pokdarwis Kabupaten Bantul terkait peran Pokdarwis terutama tentang SAPTA PESONA dan jenjang atau tahapan SK Pokdarwis.. Lalu Bapak Eko selaku dosen STIPRAM menjelaskan lebih banyak terkait kepariwisataan, terutama Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat.
Dalam ranah kepariwisataan di tengah Pandemi, memang pelaku wisata di hadapakan situasi yang tidak mudah. Harus memiliki kreatifitas dan semangat tinggi untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah.Â
Butuh kesabaran, keuletan dan kepedulian dengan lingkungan sekitar untuk bisa mewujudkan pariwisata yang bertumbuh baik dan disegani. Pendampingan dari Dinas Pariwisata ini rencananya akan dilaksanakn selama tiga bulan.
 Sehingga waktu ini bisa dimaksimalkan oleh seluruh pengelola destinasi untuk bisa mewujudkan Kalurahan Pleret menjadi Desa Wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H