Mohon tunggu...
Tsalfadilla Yaritsha
Tsalfadilla Yaritsha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Upaya Stimulasi Keterampilan Bicara Anak: Story Telling dan Visual Ads

10 Oktober 2024   09:19 Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Bercerita di Kelas/dokpri

Masa tumbuh kembang anak usia batita merupakan periode krusial dalam perkembangan bahasa. Pada tahap ini, anak berada di fase yang disebut "golden age" di mana mereka memiliki kemampuan optimal dalam menyerap informasi. Hal ini memberikan peluang bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan stimulasi yang tepat agar keterampilan berbahasa anak dapat berkembang dengan baik. Salah satu bentuk stimulasi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak adalah dengan kegiatan bercerita dan pemberian objek visual.

Kemampuan berbahasa anak juga memberikan dasar yang kuat untuk perkembangan selanjutnya baik dari perkembangan bahasa itu sendiri maupun perkembangan kognitif, termasuk kemampuan memahami konsep-konsep abstrak, berpikir logis, dan memecahkan masalah. Perkembangan bahasa yang baik juga berhubungan erat dengan perkembangan sosial-emosional anak, karena bahasa memungkinkan anak untuk mengekspresikan perasaan, berbagi pikiran, dan berinteraksi dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini beberapa diantaranya yaitu stimulasi, pola asuh, dan jenis kelamin. Beberapa tahap yang dialami anak usia batita dalam perkembangan kemampuan berbahasa yaitu pengucapan kata, pembentukan kalimat, dan pemahaman bahasa. 

Beberapa kendala yang biasanya terjadi pada masa perkembangan bahasa anak antara lain keterlambatan perkembangan bahasa, kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa. Penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memahami stimulasi yang tepat.  Stimulasi harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain, dan lain-lain, sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal.

Bercerita juga dapat memberikan pengetahuan baru bagi anak-anak melalui kegiatan dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Dengan tambahan alat peraga bergambar dengan tema transportasi, warna, bentuk, angka, hewan, dll dapat membantu mengenalkan objek kepada anak. Sehingga diharapkan setelah adanya kegiatan bercerita dengan menggunakan alat peraga objek visual dapat menambah pengetahuan anak mengenai kehidupan lingkungan. 

Metode pembelajaran yang diterapkan di kelas Batita Daycare Agriananda IPB ini  menggunakan 6 cerita dengan tema variatif yaitu Tanggung jawab, Kasih sayang, Tolong menolong, dan Disiplin. Buku cerita menyajikan banyak objek visual dimulai dari hewan, alat transportasi, warna-warni, profesi, dll dengan tujuan untuk menstimulasi anak mengucapkan dan melakukan tanya jawab dengan objek yang sedang dibahas dalam cerita tersebut. 

Kegiatan Bercerita di Kelas Batita/dokpri
Kegiatan Bercerita di Kelas Batita/dokpri

Sebagai contoh, cerita dengan judul "Ulang Tahun Ayah". Penulis akan membacakan cerita tentang Ibu menanyakan apakah Adik akan memberikan kado untuk Ayah, kemudian Adik diminta untuk memikirkan barang apa atau warna apa yang Ayah suka. Buku cerita kemudian di desain untuk menampilkan gambar dekorasi ulang tahun untuk seorang Ayah dengan hadiah dan balon-balon yang warna-warni. Saat Adik memberikan kado kepada Ayah, anak-anak diminta untuk menyebutkan barang dan warna apa yang Adik berikan untuk Ayah. Di akhir cerita, anak-anak diminta untuk bernyanyi lagu "Selamat Ulang Tahun". Sebagai penutup, penulis dan Guru-guru melakukan tanya jawab interaktif tentang kapan anak-anak berulang tahun, berapa usia mereka, hadiah terbaik apa yang pernah mereka dapat yang kemudian dijawab dengan semangat oleh anak-anak.

Kegiatan ini dilakukan selama 6 kali pertemuan, setiap pertemuan diharapkan anak-anak dapat meningkatkan kemampuan melafalkan, menceritakan pengalaman mereka semampunya, dan dapat melakukan tanya jawab mengenai pengalaman diri sendiri dengan baik. Dibantu oleh Guru-guru yang selalu berusaha menetralkan kondisi kelas dan membuat perhatian anak fokus pada apa yang sedang disampaikan. Karena salah satu tantangan pada pembelajaran di kelas batita adalah untuk mempertahankan fokus anak-anak yang mudah teralihkan karena satu dan lain hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun