Mohon tunggu...
Nur Tsabita Gemantari B
Nur Tsabita Gemantari B Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnal

Mahasiswa UNIBI 19 program studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebijakan Ojol Saat Pandemi Covid-19

15 April 2020   08:00 Diperbarui: 15 April 2020   17:01 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah masuk ke wilayah Indonesia dan menyebar secara luas, Covid-19 menjadi bencana bagi para pekerja contohnya seperti ojek online atau masyarakat biasa menyebutnya dengan sebutan ojol. Bagaimana tidak? 

Ojol yang biasanya berlalu lalang dijalanan dengan jaket hijau ciri khas nya kini menjadi berkurang, salah satu akibatnya adalah para penumpang atau orderan yang sepi. Karena telah adanya himbauan dari pemerintah agar masyarakat tetap diam dirumah termasuk anak sekolah, kuliah hingga pekerja kantoran. Jadi, yang biasanya dijam-jam pulang orderan ojol sangat tinggi kini menjadi berkurang bahkan tidak ada.

Seperti Toni (34) yang saat ini berprofesi sebagai ojol. Sebelum adanya Covid 19 orderannya dalam sehari bisa mencapai 20 lebih sedangkan sekarang hanya 12. 

Ia juga tidak menerima orderan tumpangan selama Covid-19 berlangsung seperti yang dia bilang “Saya tidak berani mengambil order tumpangan, karena saya takut yang menular atau ditular kan tidak ada yang tahu, jadi saya hanya mengambil order barang atau makanan saja” ujar Toni saat diwawancarai Selasa (7/4/20) sore.

Tindakan Toni tersebut ternyata bukan kebijakan perusahaan tetapi kebijakan dirinya sendiri. Memang benar Covid 19 ini menyebar lewat kontak manusia lebih parahnya lagi para pasien tidak mengetahui dirinya posistif Covid 19 karena telah banyak kasus pasien Covid 19 yang tidak memiliki gejala sebelumnya.

Persiapan Toni pun dalam situasi seperti ini sudah cukup lengkap, seperti selalu memakai masker, membawa hand sanitizer atau antiseptik, madu, dan selalu membawa minum dari rumah.Sebelum mengantar barang atau makanan juga tidak lupa dirinya memberikan antiseptik ke tangannya. 

Dalam hal penghasilan juga sebelum dan setelah adanya Covid 19 sangat jauh “Biasanya sehari saya bisa mendapatkan dua ratus sampe tiga ratus nyampe karena mengambil order tumpangan juga kalau sekarang mah hanya seratusan lebih lah ada”.

Hingga jam pulang, saat ini Toni menjadi lebih siang dari biasanya karena memang sudah tidak ada yang order, tadinya sebelum order sampai pun telah ada yang masuk lagi tapi sekarang memang sangat sepi.

“Yaa semoga aja corona cepet pergilah, semoga gak ada lagi pasien yang positif kena corona biar gak sepi lagi orderan saya ” ungkap Toni saat diminta untuk memberikan harapan dalam pandemi Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun