Mohon tunggu...
Tsabita El Azmi
Tsabita El Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan menggambar merupakan beberapa hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Popularitas TikTok

24 September 2024   08:05 Diperbarui: 24 September 2024   08:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 tentu saja menjadi suatu kejadian tak terlupakan untuk kita semua. Bagaimana tidak, kegiatan sekolah yang seharusnya diliburkan untuk dua minggu pertemuan ternyata harus terhenti hingga kami—para murid kelas sembilan saat itu, tahu-tahu sudah lulus dan duduk di bangku kelas dua belas ketika pandemi berakhir. Bagi kalian yang mungkin belum tahu, pandemi Covid-19 bermula ketika ditemukannya penyakit virus korona yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Tiongkok. Virus korona ini cepat sekali menyebar serta menular dari orang ke orang dan mulai masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.


Covid-19 menyebar terutama melalui droplet pernapasan yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi berbicara, batuk, atau bersin. Gejala yang umum meliputi demam, batuk, sesak napas, kelelahan, dan kehilangan indra penciuman atau perasa. Pada kasus yang lebih parah, Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan kematian, terutama pada kelompok rentan seperti lansia atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu.

Setelah meluasnya penyebaran Covid-19 yang terus mengalami peningkatan, lockdown pun dilakukan. Lockdown adalah suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan salah satu cara mengendalikan penyebaran virus atau penyakit tertentu. Nah, selama kira-kira dua tahun lebih kami diharuskan untuk sebisa mungkin menetap di rumah sebagai upaya pengurangan penyebaran virus. Keluar jika hanya memiliki kepentingan semata, itu pun diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, dan tidak boleh melakukan kontak fisik apapun dengan orang lain.


Menderita? Jelas. Bagi diri saya sendiri, hal itu rasa-rasanya seperti terperangkap dalam suatu ruang yang disebut “rumah” tetapi sama sekali tidak merasa bahagia di sana. Berdiam diri di dalam kamar, setiap hari, melakukan kegiatan yang sama secara berulang. Isolasi sosial ini menimbulkan dampak psikologis, seperti stres, kecemasan, dan kesepian.


Maka, hal yang biasa kami lakukan tidak lain tidak bukan adalah bermain handphone. Pandemi memaksa peralihan besar-besaran ke dunia digital, dan handphone menjadi salah satu alat utama untuk mendukung aktivitas ini. Ini juga membantu mengalihkan perhatian dari stres dan ketidakpastian. Membuka semua platform media sosial, mengecek apakah ada notifikasi pesan hari ini, dan tentunya menonton video-video menghibur di aplikasi TikTok. Yup! TikTok sangat disukai dan booming.


Dari situ, terjadilah fenomena yang sangat terasa di mana meningkatnya penggunaan aplikasi TikTok. Laporan Status Literasi Digital di Indonesia pada 2020 menunjukkan, persentase pengguna media sosial TikTok di Indonesia hanya 17%. Jumlahnya bertambah 13 poin pada 2021 menjadi 30%. Lalu, persentase pengguna TikTok di Indonesia meningkat lagi menjadi 40% pada 2022. Ini artinya, pengguna TikTok di Indonesia meningkat hingga 207,69% dibandingkan tahun pertama pandemi atau pada 2020.


Adapun beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan popularitas pada aplikasi TikTok di antaranya adalah waktu luang yang banyak, konten yang disajikan pada aplikasi tersebut menyenangkan dan dapat menghibur, menjadi wadah yang menampilkan tren viral, serta pergeseran dari media tradisional.

Mayoritas pengguna TikTok menggunakan aplikasi ini karena ingin menghilangkan bosan, oleh karena itu konten yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi yaitu konten video lucu, memes, dan kegiatan vlog kehidupan sehari-hari. Orang-orang menggunakan humor sebagai cara untuk mengatasi stres dan kecemasan yang timbul dari situasi pandemi. Dan terkhusus pada situasi lockdown, terjadilah peningkatan dalam vlog yang menggambarkan kehidupan sehari-hari selama pandemi. Konten ini mencakup rutinitas harian, adaptasi terhadap kehidupan di rumah, dan bagaimana orang-orang berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman mereka secara virtual.


TikTok memberi warna baru pada kehidupan karena platform ini menawarkan cara yang menyegarkan dan kreatif untuk menghibur diri, berkomunikasi, serta mengekspresikan diri, terutama selama masa-masa yang penuh tekanan seperti pandemi. Dengan adanya aplikasi TikTok, keseharian kami selama pandemi menjadi sedikit lebih terhibur dan produktif. Namun balik lagi, dampak buruk yang dihasilkan adalah kecanduan menggunakan aplikasi TikTok. Jam tidur tidak semakin membaik, penglihatan dirasa semakin kabur, dan satu hal yang mengganggu, yakni adanya “standarisasi baru” atas konten-konten yang diproduksi di TikTok. Aplikasi tersebut menampilkan gambaran yang tidak realistis tentang kehidupan sehari-hari, yang dapat menciptakan tekanan untuk memenuhi standar atau ekspektasi yang tidak dapat dicapai oleh banyak orang. Ini bisa memperburuk rasa ketidakpuasan diri dan meningkatkan stres. Meski sebenarnya, ini dikembalikan lagi kepada perspektif dan pola pikir masing-masing orang.


Seiring berjalannya waktu, efek dari meningkatnya konsumsi aplikasi TikTok adalah menghasilkan evolusi konten dan fitur. TikTok terus menghadirkan fitur dan konten baru yang menarik untuk menjaga minat pengguna. Penambahan fitur seperti efek baru, format video yang berbeda, atau kolaborasi dengan kreator terkenal dapat membantu menjaga keterlibatan. Banyak orang yang awalnya bergabung untuk mengatasi kebosanan selama lockdown tetap aktif menggunakan platform ini karena kontennya yang beragam dan relevan. Bahkan setelah pandemi, TikTok terus menambah jumlah pengguna baru, khususnya dari kalangan muda dan dewasa muda.


Setelah pandemi, TikTok terus menjadi platform utama untuk melahirkan tren-tren baru yang memengaruhi budaya populer. Tren ini sering kali muncul secara organik dari berbagai komunitas kreator, dan cepat menyebar ke berbagai platform sosial lain. Misalnya, tren dance atau meme di TikTok sering kali menjadi viral dan diikuti oleh jutaan orang di seluruh dunia. Selain sebagai platform hiburan, TikTok telah diperluas ke berbagai industri, termasuk musik, film, dan mode. Banyak artis musik yang memanfaatkan TikTok untuk mempromosikan lagu mereka, dengan lagu-lagu yang viral di TikTok sering kali menduduki tangga lagu utama. Di industri film dan mode, TikTok digunakan untuk mempromosikan film baru, tren mode, dan koleksi brand, memperluas jangkauan pemasaran ke audiens yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun