Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kegagalan Adalah Sebuah Cermin

1 Juni 2010   10:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:49 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_155542" align="aligncenter" width="500" caption="foto : google"][/caption] Setiap kita pasti sering bercermin, entah untuk melihat seberapa cantik atau gantengnya kita, atau untuk melihat seberapa bersih dan kotornya wajah kita. Cermin menjadi hal yang penting, terutama bagi kita yang sering berinteraksi dengan dunia luar. Tentunya kita selalu ingin berpenampilan baik. Atau bahkan  berbeda dengan orang lain. Ada ungkapan, cermin tidak akan pernah berbohong. Ungkapan yang sangat familiar di telinga kita. Tentu saja ungkapan itu benar adanya, tak mungkin cermin berbohong. Cermin menampilkan sesuatu yang ada di depannya, tanpa mengubah apapun. Orang lain bisa saja berbohong dengan menilai kita baik, tetapi sebuah cermin tidak akan pernah berbohong. Orang yang sering berlama-lama di depan cermin, bisa jadi adalah seorang perfeksionis, orang yang selalu ingin tampil sempurna dalam hal apapun. Sebaliknya, orang yang tidak suka bercermin, bisa jadi adalah seorang penakut, takut menghadapi kenyataan. Orang seperti itu biasanya tidak peduli terhadap segala sesutau yang terjadi. Orang yang terlalu cepat menyerah pada keadaan. Orang yang selalu menerima, tanpa berusaha memperjuangkan sesuatu, atau setidaknya membuat dirinya lebih baik. Dalam kehidupan ini, sebagai seorang manusia biasa tentu saja kita pernah mengalami kegagalan. entah kegagalan dalam bentuk apapun. Tidak semua kegagalan itu buruk. Di balik kegagalan, pasti ada sesuatu yang baik. Orang yang suka bercermin pasti tahu, bahwa kegagalan adalah sebuah proses untuk menjadi manusia yang lebih baik. Coba saja kita bercermin, dan lihatlah. Apakah kerah baju kita sudah benar dan rapih? Apakah rambut kita sudah tersisir dan berkilau? Apabila terdapat hal-hal seperti itu, tentu kita akan segera memperbaikinya. Merapikan kerah baju kita, menyisir rambut kita, atau membersihkan noda kecil pada wajah kita. Seperti itulah kegagalan. Sesuatu yang mampu membuat kita terjatuh, terjerembab ke dalam situasi yang membuat seakan-akan hidup ini tidak ada gunanya lagi. Padahal, kalau saja kita mengikuti falsafah cermin, kita akan mampu keluar dari segala macam persoalan yang mengganjal. Jadikanlah kegagalan sebagai cermin. Cermin yang memantulkan refleksi dari diri kita sendiri. Sehingga dari sebuah kegagalan, kita akan memperoleh keberhasilan. Lihatlah kegagalan itu sebagai diri kita. Cobalah perbaiki. Rapikanlah  yang belum rapi, bersihkanlah noda-noda yang ada. Hitam putih hidup ini adalah pelajaran. Begitu juga dengan kegagalan. Banyak orang yang ketika mengalami kegagalan, tidak bercermin kepada kegagalan tersebut sehingga mereka tidak mengetahui mengapa mereka gagal, dan bagaimana caranya agar mereka tidak gagal lagi. selamat bercermin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun