Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tolong, Jangan Salahkan Islam

9 Maret 2010   17:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali merebaknya kasus terorisme di Aceh seakan membuka luka lama yang di alami Bangsa ini beberapa waktu silam. Kita semua pasti mempunyai pendapat yang sama dalam menyikapi terorisme, bahwa tindakan teror dengan melakukan pengeboman dan sebagainya adalah merupakan tindakan yang sangat keji dan tidak ber-pri kemanusiaan. Apapun alasan yang digunakan, tindakan terorisme merupakan tindakan yang salah dan tidak ada pembenaran di dalamnya.

Namun pendapat yang mengatakan bahwa tindakan terorisme merupakan implikasi dari tidak adanya rasa menghargai perbedaan bagi saya merupakan pendapat yang sangat memojokkan Islam. Saya adalah seorang muslim, dan saya tidak setuju dengan terorisme, terutama apabila tindakan tersebut mengatas namakan jihad di jalan Allah. Saya kurang mengerti masalah agama, jadi rasanya kurang pantas kalau saya menjelaskan pengertian jihad menurut agama Islam. Sepengetahuan saya, Islam sangat menghormati perbedaan. Nabi Muhammad S.A.W tidak pernah memaksakan orang untuk mengikuti ajaran agama Islam. Lakum Dinukum Waliyadin, Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Potongan ayat dari surat Al-Kafirun ini menurut saya sudah sangat menjelaskan bahwa Islam sangat menghormati perbedaan. Islam tidak ingin mencampuri urusan agama orang lain. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan yang kemudian di gunakan untuk "membantai" umat beragama lainnya kecuali dalam kondisi perang. Perbuatan terorisme yang mengatas namakan Islam sungguh merupakan kesalahan dari individu masing-masing. Bukan karena ajaran agama Islam.

Pernahkah kita mencoba berfikir secara logika? Mengapa Indonesia yang notabene mayoritas masyarakatnya beragama Islam, bahkan tertinggi di dunia saat ini menjadi sasaran tindakan terorisme? Dimana apabila terjadi suatu tindakan terorisme di Indonesia masyarakat yang beragama Islam mungkin saja menjadi korban. Pernahkah kita bertanya, ada apakah di balik semua itu? Apa tujuan mereka melakukan itu? Logikanya adalah, mereka tidak akan mungkin melakukan tindakan terorisme yang mengatas namakan Islam di negara mayoritas beragama Islam tertinggi di dunia. Berarti mereka bukan Islam. Kita semua sudah setuju bahwa tindakan membunuh dan membinasakan orang banyak merupakan tindakan yang sangat keji. Saya tidak mempunyai kepentingan apa-apa, tetapi bagaimana dengan Amerika, Israel dan negara-negara penjajah lainnya yang juga melakukan tindakan-tindakan keji bahkan secara terang-terangan? Indonesia adalah sebuah negara plural. Dan Islam sebagai mayoritas menghargai hal tersebut. Umat Islam di Indonesia tidak mungkin akan membunuh saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air. Lalu mungkinkah terjadi "brain wash"? Lalu siapa yang melakukannya? Mengapa harus Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang harus segera kita temukan jawabannya bersama. Pemimpin-pemimpin teroris juga kebanyakan bukan berasal dari Indonesia.

Untuk menjaga keharmonisan kita sebagai warga negara Indonesia yang berbeda-beda tetapi tetap satu jua, marilah kita sejenak menjernihkan pikiran. Bersama-sama bergandengan tangan untuk membangun bangsa yang semakin terpuruk ini. Janganlah mengkotakkan suatu tindakan terorisme ke pada salah satu agama. Saya tidak akan menyalahkan apabila ada yang menganggap bahwa tulisan ini merupakan pembelaan saya sebagai umat Islam. Tetapi Islam memang begitulah adanya. Jadi tolong, jangan salahkan Islam..

Salam persaudaraan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun