Judul tulisan diatas, saya ambil dari syair lagu yang berjudul distorsi, karya Achmad dhani. Syair di lagu ini benar-benar menunjukkan kondisi bangsa kita. Dekadensi moral yang terus menerus terjadi pada Bangsa tercinta ini. Kaum tua semakin gila hormat, kaum muda kritis, tetapi terkadang memberontak dalam keadaan mabuk. Hampir tidak ada rasa saling percaya lagi.
Begini lirik lagunya :
"Maunya selalu memberantas kemiskinan
Tapi ada yang selalu kuras uang rakyat
Ada yang sok aksi buka mulut protas protes
Tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol
Yang muda mabuk, yang tua korup
Korup terus, mabuk terus
Jayalah negeri ini, jayalah negeri ini
(Merdeka...!!)
Maunya selalu menegakkan keadilan
Tapi masih saja ada sisa hukum rimba
Ada yang coba - coba sadarkan penguasa
Tapi sayang yang coba sadarkan
Sadar aja nggak pernah
Setiap hari mabuk....
Ngoceh soal politik
Setiap hari korup
Ngoceh soal krisis ekonomi
Perut kekenyangan bahas soal kelaparan
Kapitalis sejati malah ngomongin soal keadilan sosial
Selalu monopoli!
Ngoceh soal pemerataan
Setiap hari tucau
Ngoceh soal kebobrokan"
Korupsi sering dilakukan dengan menjual nama rakyat. Atas nama rakyat, demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat.
Demonstrasi sering brutal, merusak fasilitas umum, saling lempar, kadang seperti tak berakal dan sering melupakan tujuan utamanya.
Banyak yang mengatakan, bahwa semua itu merupakan proses berdemokrasi. Ah, seandainya itu semua benar, saya lebih memilih tidak berdemokrasi. Apakah demokrasi harus dengan kebohongan? Apakah memperjuangkan demokrasi harus dengan kekerasan?
Bila ingin menghilangkan korupsi, buat saya cuma ada satu cara. Hukuman mati! Sehingga akan tercipta efek jera, dan orang akan berfikir jutaan kali untuk melakukannya.
Turun kejalan untuk menyampaikan aspirasi, merupakan sebuah cara yang baik dan efektif. Tetapi hendaknya, dilakukan dengan baik dan benar. Tidak secara brutal, merusak fasilitas umum. Mari memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak, tanpa merugikan masyarakat..
-BIG RESPECT-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H