Mohon tunggu...
Tryian Darmawan
Tryian Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby saya berenang. Saya merupakan mahasiswa universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sampah Plastik

30 Juni 2023   03:43 Diperbarui: 30 Juni 2023   11:43 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3) Bahaya mikroplastik, Plastik dapat berubah jadi mikroplastik jika terpapar sinar ultraviolet panas, mikroba dan gesekan fisik. Mikroplastik adalah partikel plastik berbentuk serat dengan ukuran 0,1 hingga 5 mm, karena sangat kecil seringnya mikroplastik termakan oleh ikan-ikan di perairan dan masuk ke rantai makanan.

Bukan hanya di laut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik juga ditemukan pada air tanah, air ledeng, bahkan salju di kutub utara. Para ilmuwan masih meneliti dampak mikroplastik pada 0,1 tubuh manusia, diketahui mikroplastik tidak dapat dicerna sehingga sebagian besar akan keluar bersama feses. 

Namun ketika jumlahnya sangat tinggi, mikroplastik sangat mungkin tertahan dan menumpuk pada organ tubuh sehingga berpotensi menyebabkan penyakit mulai dari gangguan sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, hingga meningkatkan resiko kanker.

Mikroplastik juga bersifat layaknya transporter yaitu memiliki kecenderungan mengikat bahan-bahan lain seperti limbah, logam berat, detergent dan pestisida. Saat masuk ke dalam tubuh bahan-bahan lain tersebut mungkin saja terserap dan meracuni tubuh.

4) Mengurangi hasil panen, ini dapat terjadi karena kesuburan tanah berkurang. Penyebabnya adalah tumpukan sampah plastik di atas permukaan tanah yang menghalangi penyerapan air dan peredaran udara di dalam tanah. Penumpukan sampah plastik di saluran air dan sungai-sungai dapat menyebabkan penyumbatan aliran air atau pendangkalan sungai.

5) Termakan oleh hewan laut, beberapa hewan laut seperti penyu dan burung laut mengira plastik sebagai makanan mereka. Penyu kerap mengira sampah plastik sebagai ubur-ubur, penyu akhirnya bisa mati karena plastik yang termakan tidak dapat dicerna. Salah satu contohnya adalah penyu hijau yang mati di pantai Poto Batu, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Dari mulut penyu ini ditemukan banyak sampah plastik termasuk bekas botol minuman dan masih banyak lagi.

Untuk itu "AYO" mulai sekarang kita menjadi warga negara yang cerdas, kita harus mengurangi penggunaan plastik dengan cara :

1) Mengganti kantung plastik menjadi tas yang bisa dipakai kembali seperti totebag.

2) Membawa botol minum tumbler saat ingin berpergian dari rumah.

3) Membawa tempat makan sendiri guna menggantikan plastik saat ingin jajan makanan di luar.

4) Mengganti sedotan plastik menjadi sedotan berbahan stainless. 

5) Serta memisahkan sampah yang bisa didaur ulang dan tidak bisa di daur ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun