Implementasi dan Dampak Pembelajaran Diferensiasi
ICC Al-Anshar memilih pembelajaran diferensiasi sebagai tonggak perubahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Implementasi metode ini melibatkan peserta KKN-Dik mengontrol 3 peserta didik, untuk pemberian materi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari sisi kepahaman pembelajaran. Selain itu untuk mendukung pembelajaran yang optimal diperlukan dalam mengatur ulang mata pelajaran berdasarkan pentingnya pemahaman calistung di ICC Al-Anshar Bahau. Pembelajaran diferensiasi di sini bukan hanya sekadar strategi, tetapi menjadi bagian integral dari budaya pendidikan, menciptakan lingkungan di mana setiap siswa dihargai dan didorong untuk mencapai potensinya maksimal.
Selama kegiatan KKN-Dik dilaksanakan dampak positif mulai terlihat. Siswa tidak hanya mencapai hasil akademis yang lebih baik, tetapi juga menunjukkan peningkatan dalam keterampilan sosial, kreativitas, dan rasa percaya diri. Guru juga melaporkan kepuasan dalam mengajar, merasa lebih terhubung dengan siswa mereka, dan mampu memberikan bimbingan yang lebih personal. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan kelas non-formal dengan rentang usia 7-12 tahun di ICC Al-Anshar Bahau mencatat pencapaian luar biasa dalam berbagai aspek pembelajaran. Penghafalan lagu nasional, kreativitas anak-anak, pemahaman calistung, hafalan surah, dan kemampuan berhitung menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dalam hal pemahaman calistung, hasil penelitian memperlihatkan bahwa sejumlah anak dapat membaca dengan lancar, sementara beberapa anak lebih memerlukan bimbingan ekstra dalam mengeja. Menulis juga menjadi fokus pembelajaran diferensiasi, dengan beberapa anak mampu menulis dengan rapi, sementara yang lain masih memerlukan lebih banyak latihan. Kemampuan berhitung siswa juga meningkat, dengan sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Kreativitas anak-anak di ICC Al-Anshar Bahau menjadi poin luar biasa dalam penelitian ini. Mereka tidak hanya mampu mengikuti materi pelajaran dengan baik tetapi juga menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi. Guru hanya perlu memberikan sedikit pengarahan, dan hasilnya mencapai 100%. Keberhasilan ini mencerminkan bahwa pembelajaran diferensiasi bukan hanya tentang pemahaman materi, tetapi juga tentang memupuk kreativitas dan pemikiran kritis siswa.
Dalam pembelajaran agama, siswa di ICC Al-Anshar Bahau berhasil menghafal surah dengan tingkat keberhasilan mencapai 66% hingga 100%. Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Lahab dapat dihafal dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran diferensiasi tidak hanya berkutat pada mata pelajaran umum tetapi juga efektif dalam konteks pembelajaran agama.
Pembelajaran calistung menjadi sorotan dengan hasil yang mencapai 40% peningkatan. Ini menunjukkan bahwa, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan, pembelajaran diferensiasi telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan siswa dalam pemahaman mata pelajaran tersebut
Harapan Pembelajaran Diferensiasi di Indonesia dan Malaysia
Harapan ke depan ICC Al-Anshar dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) sangatlah besar, terutama dalam menjadi pelopor dalam penerapan strategi pembelajaran diferensiasi di seluruh PTMA di Indonesia. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam dunia pendidikan Indonesia, menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
Langkah pertama yang diharapkan adalah menyebarluaskan hasil pembelajaran dan praktik terbaik yang telah berhasil diimplementasikan di ICC Al-Anshar. Dengan berbagi pengalaman, kurikulum, dan metode efektif, PTMA di seluruh Indonesia dapat dengan mudah mengadopsi pendekatan pembelajaran diferensiasi sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal mereka. Selain itu, diharapkan adanya kolaborasi lebih lanjut antara PTMA di Indonesia untuk saling mendukung dan memperkuat implementasi pembelajaran diferensiasi, pertukaran ide, pelatihan guru, dan kerja sama dalam penelitian pendidikan dapat menjadi kunci kesuksesan bersama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif.