Mohon tunggu...
Tryas Puput
Tryas Puput Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK

sukanya jalan-jalan dan wisata kuliner

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahan Ajar Geguritan

4 Desember 2022   09:13 Diperbarui: 4 Desember 2022   09:18 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Beberapa alasan pentingnya bahan ajar geguritan bagi siswa. Pertama, siswa masih bingung dalam pembelajaran geguritan sehingga dibutuhkan bahan penunjang dalam pembelajaran geguritan. Kedua, buku tentang geguritan belum begitu banyak di jumpai di lapangan. Saat ini buku-buku yang tersedia masih bersifat umum dan menggunakan bahasa Indonesia atau hanya berupa kumpulan antologi geguritan saja. Belum ada buku bahan ajar mengenai geguritan yang ditulis secara khusus untuk siswa kelas SMP dalam bahasa Jawa.

Ketiga, belum tersedianya buku khusus mengenai geguritan di lembaga sekolah tingkat SMP/ sederajat. Dibutuhkan penyesuian dan adaptasi agar bahan ajar dapat digunakan pada tingkatan tersebut. Buku yang sesuai, diharapkan dapat tepat digunakan dalam pembelajaran geguritan bagi siswa SMP. Keempat, siswa cenderung suka dengan buku-buku yang menyenangkan, baik dari segi isi maupun kemasannya. Bahan ajar ini merupakan perwujudan dari keinginan siswa terhadap bahan ajar yang sesuai.

Berdasarkan pengamatan, hal yang selama ini menghambat dalam pembelajaran geguritan yaitu kurangnya media yang mendukung, dan sumber belajar (buku-buku) yang kurang menunjang dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton dan kurang menarik.

Pada pembelajaran apresiasi sastra ada yang menganggap bahwa geguritan itu sulit, mungkin karena banyak yang belum paham mengenai geguritan itu sendiri. Kenyataan di lapangan siswa kurang menguasai karena minimnya bahan ajar mengenai geguritan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengembangan bahan ajar geguritan bermuatan budi pekerti dari majalah-majalah berbahasa Jawa ataupun antologi geguritan yang kelak dapat dijadikan sebagai bahan ajar geguritan bagi siswa SMP.

Geguritan bebas tidak terikat pada metrum atau patokan seperti pada puisi Jawa tradisional yang tidak bisa diganggu gugat seperti halnya tembang, sehingga geguritan dapat disebut puisi jawa modern gagrak anyar dimana bentuknya tidak jauh berbeda dengan puisi modern bahasa Indonesia. Sekarang ini geguritan sudah banyak dikenal masyarakat melalui majalah atau koran mingguan. Geguritan saat ini juga dijadikan sebagai bahan ajar Bahasa Jawa di sekolah-sekolah khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Geguritan dapat pula diartikan sebagai puisi. Tarigan (1984:4) mengatakan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani "poeisis" yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris puisi disebut Poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair dan poem berarti syair, sajak. Arti ini kemudian dipersempit pengertiannya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan.

Diperoleh kesimpulan bahwa dalam pembelajaran geguritan guru belum efektif. Selain itu dari faktor siswa yang menjadi kendala adalah bahasa dimana siswa masih kesulitan dalam memahami kosakata yang digunakan dalam geguritan, kurangnya bahan ajar yang digunakan juga berpengaruh terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan mengakibatkan ketidakefektifan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun