Mohon tunggu...
Tryas Fredicia De Ganza
Tryas Fredicia De Ganza Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perselisihan Karena Perbedaan

18 November 2024   21:12 Diperbarui: 18 November 2024   21:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

IPA dan IPS, tentu kedua jurusan yang pastinya sangat berbeda sehingga membuat mereka tidak akur, tetapi ketidakakuran itu seketika berubah drastis saat Davina datang ke sekolah mereka. Semua berawal dari pertandingan yang justru mempersatukan mereka. Namun, sebelum Davina hadir di International High School. Ezra dan Alvaro saling benci, hingga membuat murid jurusan IPA dan IPS juga ikut bermusuhan. Ezra adalah anak yang  nakal dan memiliki paras yang tampan, sedangkan Alvaro merupakan anak yang pintar dan memiliki paras yang sama tampan nya dengan Ezra. Saat SMP Ezra dan Alvaro adalah teman dekat, tetapi semenjak SMA dan masuk di jurusan yang berbeda mereka jadi saling membenci.

Suatu hari di adakan pertandingan basket antara jurusan IPA dan IPS, dan pertandingan tersebut di menangkan oleh jurusan IPS yaitu kelas Ezra, dengan kemenangan tersebut Ezra pun mengejek Alvaro dengan berkata "Mana yang katanya jago, ayo sini lawan lagi kalo berani", ia mengatakan hal tersebut sambil tertawa bersama teman -- teman nya. Tidak terima di rendahkan di depan banyak orang, Alvaro pun langsung menghajar Ezra habis -- habisan sambil berkata "Sombong banget sih jadi orang, belum juga apa -- apa, sini ku kasi balasan nya!". Dengan perkelahian tersebut mereka pun langsung dilerai dan di pisahkan dengan orang sekitar.

Di pagi yang menyegarkan diumumkan bahwa ada seorang murid pindahan yang akan masuk di kelasnya Alvaro beberapa waktu kedepan, beberapa hari pun berlalu sampai akhirnya, "Permisi, kelas XI IPA 1 di mana ya?", kata seorang perempuan cantik yang seketika membuat Alvaro tenggelam di dalam tatapannya. "E -- eh IPA 1 ya?, sini ikut aku", Alvaro pun menunjukan di mana letak kelas tersebut. Tak disangka ternyata Perempuan cantik itu adalah Davina, murid pindahan yang diumumkan beberapa waktu lalu. Kedatangan Davina tersebut ternyata juga diketahui oleh Ezra, ternyata bukan hanya Alvaro yang terpikat tetapi Ezra juga terpesona dengan kecantikan Davina. Hari  - hari pun berlalu dan pertrandingan basket antara jurusan IPA dan IPS untuk kedua kalinya pun diadakan, Ezra dan Alvaro pun Kembali berhadapan, kali ini mereka setuju untuk melakukan taruhan.

Mereka bertarung untuk mendapatkan sang pujaan hati, yaitu Davina. Sebelum bertanding ternyata berita pertaruhan tersebut sampai di telinga Davina, dengan amarah yang menggebu -- gebu Davina pun mendatangi Ezra dan Alvaro untuk menyuruh mereka membatalkan pertaruhan yang mereka buat. "Kalian itu apa -- apaan sih, mau tanding kok malah taruhan, liat dulu tuh performa kalian belum ada yang seberapa, daripada sibuk taruhan mending sibuk perbaiki performa dan pertemanan kalian yang hancur itu". Mendengar kata itu seperti tersambar petir Ezra dan Alvaro pun sadar bahwa yang mereka lakukan ini bukanlah hal terpuji, mereka juga mengingat Kembali momen di mana mereka masih bersama dan berteman dengan baik. "Davina, Ezra, aku minta maaf ya memang ga seharusnya ini terjadi, ini semua hanya amarah spontan yang akhirnya malah makin menjauhkan aku dan Ezra, aku sekarang sadar dan mengakui semua kesalahan ku, aku janji ga bakal ngulangin lagi", kata Alvaro yang telah mangakui kesalahan nya. "Iya Davina, Alvaro, aku juga mau minta maaf karena aku udah egois dan malah ngelakuin hal yang salah", kata Ezar yang menyusul perkataan Alvaro.

Setelah mereka saling meminta maaf, Ezra dan Alvaro pun mengakhiri pertaruhan tersebut dengan pelukan hangat yang menjadi pertanda bahwa telah usai semua masalah mereka, dan menjadi awal mereka untuk hidup rukun Kembali. Dengan berdamai nya Ezra dan Alvaro maka berdamailah juga jurusan IPA dan IPS di sekolah itu, sekarang mereka pun hidup berdampingan dengan damai tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun