Kemarin lusa, saya mendapat telpon dari saudara saya di Palembang, Kak Santi namanya. Dia mengucapkan selamat ulang tahun yang terlambat. Kebetulan kami lahir pada bulan yang sama (hanya tahunnya yang berbeda). Setelah ngobrol beberapa saat, Kak Santi memberitahu bahwa besok dia akan mengirimkan paket. Mungkinkah kado ulang tahun? Duh, senangnya.... Sejak telpon ditutup, saya sudah membayang-bayangkaan kado apa yang bakal saya terima. Saya mengira-ngira Kak Santi akan memberikan tekwan (makanan khas Palembang kesukaanku,hihihi). Malam harinya saya sulit tidur karena terus memikirkan hal yang sama (tapi akhirnya tertidur juga,he...). Besok akhirnya tiba. Saya meminta bantuan teman yang kebetulan seorang salesman untuk mengambil paket di ekspedisi. Saya tunggu dengan hati berdebar-debar. Ternyata temanku lupa mengambilnya. Tapi dia berjanji akan mengambil paket itu sepulang kerja. Benar. Ia memang pegang janji. Disodorkannya bungkusan persegi itu. Dilihat dari bungkusannya yang kecil, tak mungkin itu tekwan,  mungkinkah yang lain. Hatiku makin berdebar. Betapa kecewanya saya ketika tahu itu bukan hadiah, hanya sebuah buku, dan di dalamnya bertuliskan, "Fen, tolong berikan buku ini kepada Kak Sur. Makasih".
"Sama-sama...", gumamku dalam hati beserta harapanku yang sama-sama pergi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H