Mohon tunggu...
Yoshua Reynaldo
Yoshua Reynaldo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang : Kristen, Filsuf Stoa amatir, penikmat sejarah era tengah dan modern, dan manusia yang terbiasa menganalisis dan kritis pada banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Edward Snowden, Pahlawan atau Penjahat?

9 Februari 2016   11:44 Diperbarui: 9 Februari 2016   12:11 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Edward Snowden mungkin nama yang bukan asing lagi didengar oleh pengamat politik. ES merupakan bekas agen NSA (National Security Agency) NATO yang membelot dan mencari suaka ke Rusia. Bagi banyak penduduk di daerah barat pun, yang melihat borok pemerintahan, ES dianggap sebagai tipe pahlawan keadilan yang membongkar kebusukan NATO. Bagi sebagian lainnya, khususnya warga Amerika Serikat, Snowden adalah pengkhianat yang menjual kesetiaannya kepada negaranya demi uang dari Russia, dan sebagian lagi menanggap ES adalah Honorable Antagonist atau Anti-Hero Protagonist, yang artinya ES tidak memiliki karakter hitam sempurna (jahat) atau putih sempurna (pahlawan).

Meskipun kredibilitas ES tidak perlu dipertanyakan, karena uang pun bisa jadi motorik orang berkata jujur, ditambah dengan idealism dalamnya, sebenarnya banyak alasan mengapa Snowden tidak layak disebut pahlawan ataupun penjahat. Banyak orang yang persepsikan ES sebagai Patriot yang ingin menyelamatkan negaranya dari kekelaman idealismenya atau sebagai orang yang sakit hati dan ingin mengungkapkan kebenaran dari institusi dimana ia dulu bekerja.

Tapi toh, ES memiliki lubang di zirah keadilannya yang serius – Mencari SUAKA ke Rusia. Snowden yang mengutuk tindakan NATO yang melakukan pelanggaran privasi yang dianut oleh negara itu, malah mencari keamanan di negara yang tidak menghormati privasi bahkan lebih dari Amerika.  ES yang pernah mengatakan bahwa USA dan Inggris pernah ‘melanggar’ privasi Turki dengan mengirimkan mata-mata ke eselon pemerintahan Turki saya rasa pasti memiliki dokumen yang tidak mengenakan bagi Russia dan sekutunya.

Di sinilah titik argumennya, apakah ES berani membeberkan sejarah kekelaman yang dimiliki Russia dari data NSA? ES sudah mempermalukan tanah airnya sendiri dengan membeberkan kehitaman pemerintahannya, beranikah Snowden membeberkan kejahatan Russia? Tentu saja tidak. Kalau iya, dia bakal, seminimal mungkin akan diusir dari negara itu. Dan dengan keyakinan yang tinggi, tentu Snowden pasti memiliki dokumen itu, logikanya kalau Turki yang sesame NATO saja dimata-matai dengan separah itu, apalagi Russia yang menjadi musuh Amerika? Saya yakin Amerika menggunakan peribahasa yang dimiliki mereka sendiri : “Keep your friends close, and your enemies closer.” (berusahalah dekat pada temanmu dan dekati lebih jauh lagi musuhmu)

Tidak ada yang tahu mengapa ES memilih Russia menjadi negara perlindungannya, menurut saya masih ada negara yang lebih bersih dari Russia dalam pemerintahannya dan relatif netral dengan Amerika –Jepang, Meksiko, Brazil, Argentina, Uruguay, Paraguay, dan lainnya, mungkin lebih aman berlindung di musuh Amerika daripada negara yang netral. Tapi ‘musuh Amerika’, tidak sesuai pendapat public, bukanlah orang suci, tapi rata-rata orang yang pernah melumurkan darah di tangannya. Musuh bebuyutan Amerika seperti  Russia, China, Kuba, Vietnam, dan Korut bukanlah negara yang pasif, tetapi negara yang dibangun dengan pertumpahan darah yang banyak, bahkan melebihi Amerika sekalipun.

Mungkin ada yang berargumen : “Ya,itu kan karena ES mencari keamanan, kalau tidak begitu nanti dia bisa ditangkap.”

Argumen itu valid, kalau anda berhasil membuktikan bahwa ES memang adalah pahlawan dan suatu saat akan membongkar borok-borok Russia yang tentu saja akan disembunyikan dia dulu, entah sampai kapan suakanya berakhir. Dan argument seperti ini malah justru akan menimbulkan masalah ke idealisme Snowden dan argumentasinya. Jika ES mengatakan mencari suaka adalah necessary evil atau hal yang perlu dilakukan sebagai prioritas Hirarki moral, orang pasti terpaksa bertanya, mengapa Snowden tidak mengganggap NSA hanya melakukan hirarki moral dengan melanggar hak privasi yang dianut mereka sendiri, toh badan intelijen adalah milik semua negara, dan negara menyimpan sebuah rahasia adalah hal yang REALISTIS. Hal ini diperlukan untuk mencegah musuh mengetahuinya dan mencegah adanya masalah yang tidak diperlukan. Apakah sebelum ES membelot, ia sudah memikirkan hal itu? Atau impulsivitas Snowden menghalangi dia berfikir rasional saat dia membelot? Entahlah, hanya TUHAN dan ia saja yang tahu.

Jadi kesimpulannya, apakah snowden adalah pahlawan atau penjahat? Mungkin tidak keduanya, jika ia pahlawan pun, saya harus membagi kata bijak yang didapat dari sebuah game RPG :

“In the end, Heroes are also human.”

Dan whistleblower pun bukan pengecualian.

 

Salam,

Neo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun