Mohon tunggu...
Truly Pudya Utama
Truly Pudya Utama Mohon Tunggu... -

just wanted to pour ... what I see .. what I heard ... and what I think into written form

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Seorang Pencandu Narkoba

1 Agustus 2010   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa saat lalu kita dikejutkan oleh tertangkapnya lagi seorang artis karena kedapatan mengkonsumsi narkoba . Padahal sebelumnya sang artis pernah tertangkap juga dengan kasus yang sama. Hukuman kali ini mungkin akan lebih berat karena selain mengkonsumsi, sang artis diduga mengedarkan barang haram tersebut ke sesama artis.

Sebelumnya kita juga mendengar, salah seorang vokalis band papan atas di negri ini, tertangkap tangan kedapatan sedang mengkonsumsi narkoba di suatu tempat. Kasusnya sudah masuk peradilan dan sang vokalis diganjar hukuman satu tahun. Cerita tentang narkoba dan sisi-sisi negatifnya terlalu sering kita dengar melalui banyak media. Apa yang membuat seseorang sulit keluar dari kecanduannya walau dia sudah mengikuti proses rehabilitasi, saya sendiri belum bisa menjawabnya.

Saya ada sedikit cerita tentang kisah seorang pencandu narkoba yang sadar setelah mengalami kejadian luar biasa dalam hidupnya, kisah saya dengar dari suatu media komunikasi audio yaitu radio.

Sebenarnya bisa dibilang dia anak baik-baik, tapi mungkin karena pergaulan yang salah membuatnya terjerumus ke limbah dosa tersebut. Bisa di bilang dia cerdas di sekolahnya dan prestasinya cukup baik sebelum terjerat narkoba. Singkat cerita akhirnya sang orang tua tahu bahwa sang anak kesayangan mereka sudah terjerumus ke limbah dosa yang dibenci Tuhan yaitu narkoba. Kedua orang tuanya akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya masing-masing untuk lebih berkonsentrasi demi mengembalikan sang anak ke Jalan yang benar .

Satu persatu harta benda dari kedua orang tuanya terjual, dari rumah yang tadinya ada tiga menjadi hanya bisa mengontrakdi tempat yang kurang layak. Dari mobil yang jumlahnya tiga hingga hanya bisa menggunakan angkutan umum. Si anak sempet sadar untuk kembali ke jalan yang benar dan di sekolahkan diluar kota, tapi kekejaman narkoba memang tiada batas. Sang anak kembali ke pergaulan yang salah akibat masih berhubungan dengan sesama teman pencandu narkoba. Harta, pikiran, tenaga semakin tercurah untuk untuk meluruskan jalan yang kembali berbelok dari sang anak.

Sampai pada suatu titik dimana orangtuanya tak mampu lagi menolong sang anak akibat keduanya menghadap sang khalik, sungguh tragis. Tapi pada akhirnya proses kematian kedua orangtuanya lah yang membuat sang anak sadar dari ketergantungan pada obat terlarang. Terkadang Pukulan yang sangat Berat dari sang khalik kepada hambanya yang melenceng baru akan menyadarkan hambanya dari ketidaksadaran. Semoga bisa jadi inspirasi. salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun