Mohon tunggu...
Creativauz
Creativauz Mohon Tunggu... Freelancer - jasa pembuatan website
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jasa pembuatan website

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Riset Market Internet

30 November 2014   00:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang menurut saya sering disepelekan para pelaku bisnis adalah riset pasar. Memang ada banyak pengusaha sukses meski tidak melakukan riset pasar, namun saya sangat yakin (karena tidak ada data jadi saya cuma bisa yakin) jumlah pengusaha yang sukses dan melakukan riset pasar jauh lebih banyak dibanding yang tidak melakukan riset pasar. Baik dari segi kuantitas, maupun persentase. Itulah alasan saya mengapa riset pasar menjadi penting. Bahkan bagi usaha skala kecil dengan ruang lingkup RT, RW, ruang kelas kampus/sekolah, atau mungkin meraih hati gebetan atau calon mertua. Riset pasar tidak harus dilakukan dengan teknologi canggih, kajian ilmiah mendalam, atau biaya yang mahal. Tentu saja riset untuk skala besar cenderung membutuhkan hal tersebut. Namun untuk riset skala kecil, yang terpenting adalah mendapatkan data yang dibutuhkan tentang seperti apa karakter target pasar. Jenis-jenis Riset Pasar Riset pasar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu riset primer dan riset sekunder. Riset primer adalah pengumpulan data pasar yang sesuai dengan kondisi terkini dan dilakukan tepat pada pembeli ditargetkan, sementara riset sekunder adalah pengumpulan data pasar yang terlambat dari kondisi saat ini dan dilakukan dalam skala yang lebih luas oleh pihak ketiga. Selain berguna untuk mendapatkan kondisi terkini, riset primer juga dapat digunakan untuk memantau kompetitor berdasarkan perspektif pasar. Metode yang dapat dilakukan untuk riset primer dapat berupa: Wawancara (lewat telepon, chatting, atau tatap muka) Survey (online atau offline) Kuesioner (online atau offline) Focus Group Discussion (FGD) Riset primer seringkali belum cukup. Dalam skala yang lebih luas, kita membutuhkan data dari pihak ketiga yang bisa menjelaskan informasi lebih detail tentang target pasar. Lalu kapan kita mesti melakukan riset sekunder? Ketika riset primer belum sepenuhnya memberikan data yang kita butuhkan tentang pasar, baik secara demografis maupun psikografis. Metode riset sekunder tidak banyak berbeda dengan riset primer, hanya saja dilakukan pihak ketiga dan belum tentu menggambarkan kondisi terkini (bisa terlambat dalam rentang bulan hingga tahun). Informasi yang Mesti Diperoleh dari Riset Pasar Riset pasar harus mampu mendapatkan data berikut: Informasi industri Seberapa besar ukuran industri? Bagaimana prospek pertumbuhan ke depannya? Tren apa saja yang muncul di kemudian waktu dan seberapa besar/lama pengaruhnya? Karakteristik target pasar Apa yang menjadi kebutuhan pasar terkait produk/jasa yang anda sediakan? Nilai apa yang anda berikan pada produk/jasa untuk mengatasi kebutuhan tersebut? Siapa saja yang tertarik membeli produk/jasa kita? Bagaimana cara mereka tahu produk/jasa kita? Bagaimana mereka membelinya? Apa yang membuat mereka membeli kembali? Faktor apa saja yang membuat mereka membeli produk/jasa kita? Faktor apa saja yang membuat mereka puas dengan produk/jasa kita? Berapa biaya yang mau atau layak mereka keluarkan untuk membeli? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Kompetisi bisnis Siapa saja pesaing kita? Apa yang membuat target pasar memilih pesaing? Berapa harga yang mereka tawarkan? Seperti apa karakteristik pasar dari pesaing kita? Seberapa besar ancaman dari pemain baru di produk/jasa yang kita tawarkan? Adakah produk/jasa lainnya yang mempengaruhi penjualan kita? Informasi ini akan digunakan untuk mengembangkan strategi perusahaan (dalam bentuk data internal/eksternal yang kemudian digunakan pada analisis SWOT). Riset pasar yang lengkap dan akurat akan membuat strategi perusahaan menjadi lebih ampuh untuk mencapai target yang ditentukan. Riset Pasar Pada Usaha Startup dan UKM Riset pasar juga dibutuhkan bagi mereka yang baru memulai usaha dan usaha yang masih tergolong UKM. Ada dua jebakan yang sering muncul pada para pengusaha yang tergolong startup dan UKM yaitu: Hanya menggunakan data dari pihak ketiga Meluasnya penggunaan infographic membuat banyak startup (terutama yang masih muda) menggunakan data dari infographic (atau statistik lainnya) sebagai pedoman. Masalahnya: pertama data tersebut belum tentu valid/terpercaya, kedua data tersebut belum tentu menggambarkan kondisi pasar yang kita hadapi. Melakukan pengamatan tapi tidak berinteraksi dengan target pasar Kita mengadakan riset pasar, mengamati target pasar, dan merumuskan apa yang diinginkan target pasar. Menurut saya, hasil dari pengamatan tersebut kemungkinan besar tidak akurat. Mengapa? Karena sangat bias dan tidak melibatkan sudut pandang dari pembeli. Untuk mendapatkan data pasar yang tepat, hal yang terpenting adalah berkomunikasi dan berinteraksi dengan target pasar. Lakukan komunikasi dua arah, dan jika perlu, rasakan pengalaman yang juga dirasakan oleh target pasar. Sebelum melakukan riset pasar, hindari dulu kedua jebakan ini. Usaha yang bersifat startup atau UKM umumnya tidak memiliki modal yang banyak sehingga harus melakukan pemasaran secara efektif dan efisien. Pendapat saya bisa saja salah, namun kejadian kesalahannya menurut saya dibawah 10%, artinya kurang dari 10 orang dari 100 pengusaha yang berhasil meski terkena dua jebakan diatas. Setelah menghindari kedua jebakan ini, berikutnya yang mesti dilakukan adalah memulai riset primer. Setiap bentuk riset primer memiliki keunggulan dan kerugian masing-masing. Metode mana yang sebaiknya dipilih? Saya mengelompokkan metode yang ideal berdasarkan perputaran pembeli. Artinya seberapa lama pembeli akan datang kembali untuk membeli produk/jasa. Berikut hasil analisis saya. Lakukan wawancara atau FGD untuk produk/jasa dengan perputaran yang lambat Wawancara atau FGD dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam terhadap target pembeli. Jika pembeli butuh waktu yang lama (misalnya 5 hari) untuk kembali membeli produk/jasa yang kita jual, maka wawancara atau FGD adalah pilihan yang lebih baik. Pasar tidak selalu datang untuk membeli produk/jasa yang kita sediakan. Penting bagi kita untuk memahami keinginan pasar sekaligus menyusun cara agar produk/jasa dapat berkesan bagi pembeli. Wawancara lebih murah dan mudah dilakukan dibanding FGD. FGD lebih cepat dan luas dalam menjangkau target pasar dibanding wawancara. Jika bujet lebih, melakukan keduanya bisa jadi lebih baik bagi bisnis. Lakukan survei atau kuesioner untuk produk/jasa dengan perputaran yang cepat Survei dan kuesioner dapat menjangkau target pasar yang lebih luas. Pada produk/jasa dengan perputaran yang cepat, terutama yang dapat dibeli setiap hari, survei atau kuesioner merupakan pilihan yang lebih sesuai. Apa perbedaan survei dan kuesioner? Survei umumnya hanya berisi pertanyaan tertutup, sedangkan kuesioner memiliki pertanyaan terbuka (question). Survei juga menggambarkan data yang bersifat kuantitatif seperti tinggi badan, ukuran kaki, frekuensi membeli, dan data lain yang diukur secara valid. Sementara kuesioner berisi data yang bersifat kualitatif seperti tingkat kepuasan pembeli, tingkat keinginan, dan berbagai parameter lain yang cenderung subjektif. Setelah menentukan metode, langkah berikutnya adalah menentukan jumlah sampel. Untuk usaha UKM dan startup, semakin banyak sampel maka akan semakin banyak waktu yang akan dihabiskan sementara usaha mesti tetap berjalan. Oleh karena itu, UKM dan startup mesti menentukan jumlah sampel yang optimal agar mampu mendapatkan informasi pasar sekaligus menjalankan bisnis. Idealnya jumlah sampel yang harus diriset dapat dihitung mengikuti teori ilmiah tertentu. Misalnya mengikuti distribusi normal. Dalam jumlah sampel terbatas, idealnya jumlah sampel yang diriset mesti mencapai 30 persen dari total potensi target pasar. Lalu bagaimana jika UKM dan startup tidak memiliki modal untuk melakukan riset sebanyak jumlah sampel yang ideal? Turunkan jumlah sampelnya sampai setidaknya kita mendapatkan insight terkait informasi pasar yang kita butuhkan. Riset pasar merupakan salah satu bagian penting dari bisnis agar kita tidak melalui terlalu banyak fase trial and error. Semakin akurat data riset yang diperoleh, maka akan semakin mudah kita melakukan penetrasi pasar sekaligus membuat usaha semakin berkembang. Sumber : Jasa Pembuatan Website

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun