Mohon tunggu...
Syafiqi
Syafiqi Mohon Tunggu... Lainnya - Dibalik kesusahan pasti ada kebahagiaan

Kesuksesan itu didapat setelah penderitaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masjid Sunan Ampel

2 April 2023   14:29 Diperbarui: 2 April 2023   14:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menguak sisi beragaman Pembangunan masjid sunan ampel surabaya

Masjid merupakan tempat beribadah dan juga tempat wisata religi bagi semua orang khususnya orang muslim salah satunya masjid yang dibuat seperti itu adalah masjid Sunan Ampel yang terletak di Desa Ampel yang sekarang disebut sebagai Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Masjid tersebut didirikan oleh Raden Muhammad Ali Rahmatullah yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel dan dibantu dengan sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji serta para santrinya. 

Masjid ini juga memiliki 5 gapura yang disimbolkan sebagai rukun islam dan juga memiliki 16 tiang utama yang terbuat dari kayu yang di ambil dari beberapa wilayah. Masjid Sunan Ampel dibangun pada tahun 1421 Masehi di atas sebidang tanah seluas 120 x 180 Meter persegi. 

Seperti lazimnya masjid besar, masjid tersebut memiliki takmir atau pengurus masjid yang menggurusi dan menjaga kebersihannya, masjid ini sudah melakukan renofasi pada tahun 1965 Masehi tetapi gaya arsitektu jawa kuno dan nuansa Arabnya tidak dihilangkan sehingga kelihatan masih asri. Bukan hanya gaya arsirekturnya saja tetapi arsitektur bangunannya juga masih di pengaruhi dengan alkuturasi dari budaya lokal, hindu dan buddha.

Dengan adanya arsitektur bangunan yang mengakulturasikan budaya lokal, hindu dan buddha merupakan salah satu bukti pluralisme di masjid tersebut. Arsitektur bangunan yang mencerminkan pluralisme tidak luput dari tokoh sentral yang mendirikan masjid tersebut yakni Sunan Ampel, Sunan Ampel disebut sebagai tokoh agama serta waliyullah yang menyiarkan agama islam di Pulau Jawa dengan begitu lembut dan juga pluralisme terhadap ajaran-ajaran terdahulu sehingga bisa diterima oleh semua kalangan.

Metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Ampel sesuai dengan ajaran islam “Rahmatan lil alamin”. Pluralisme dalam kehidupan sangat dibutuhkan agar dapat menjalani hidup yang harmonis dengan orang lain karena setiap orang memiliki komponen yang berbeda. Perbedaan dianggap sebagai pelengkap kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun