Kita adalah anak-anak bintang. Bukan bintang filem atau bintang sinetron, tetapi bintang yang sebenarnya, yang ada di langit.
Dahulu atom didefinisikan sebagai bagian terkecil dari zat yang tak dapat dibagi atau diuraikan lagi. Sekarang tidak lagi begitu, karena sudah menjadi pengetahuan umum bahwa atom dapat diuraikan lagi menjadi proton (bermuatan positif), elektron (bermuatan negatif), dan neutron (netral, tak bermuatan). Bobot proton jauh lebih besar dari elektron, namun besaran muatan listrik proton sama dengan besaran muatan listrik elektron, hanya saja tandanya berlawanan. Sehingga kalau proton berada bersama-sama dengan elektron, muatannyasaling meniadakan.Sehingga dalam sebuah atom, bila jumlah proton dan jumlah elektronnya sama, maka atom itu netral.
Neutron bobotnya hampirsama dengan proton (lebih berat), sehingga bersama-sama dengan proton ia menentukan berat atom. Neutron adalah proton yang “kemasukan” elektron.
Kalau sebuah atom memiliki 80 buah proton dan 120 neutron, maka berat atomnya kira-kira 200.
Atom terkecil adalah atom hidrogen. Atom hidrogen hanya terdiri atas satu proton dan satu elektron. Itulah sebabnya hidrogen juga disebut protium (hanya proton).
Di muka bumi, atom hidrogen (H) tidak dapat berdiri sendiri, dan ditemukan dalam bentuk molekul hidrogen,yakni gabungan dua atom hidrogen, biasa ditulis H2. Di luar angkasa, setiap meter kubik ruang berisi kurang lebih satu proton (inti atom H).
Proton, neutron, dan elektron adalah benda generik, atau sama bagi setiap zat atau unsur (bahasa Inggris-nya: element). Proton pada hidrogen sama dengan proton pada helium, sama dengan proton pada lithium, dan seterusnya. Demikian pula dengan neutron dan elektron.
Satu proton yang memiliki satu elektron adalah hidrogen atau protium.
Satu proton yang memiliki satu elektron dan satu neutron, masih hidrogen (memiliki sifat-sifat kimia hidrogen), tetapi karena berat atomnya kini menjadi dua, maka ia disebut deterium.
Satu proton yang memiliki satu elektron dan dua neutron, masih hidrogen (memiliki sifat-sifat kimia hidrogen), tetapi karena berat atomnya kini menjadi tiga, maka ia disebut tritium.
Kalau deterium dan tritium didekatkan sampai hampir bersentuhan, terjadilah peristiwa yang disebut fusi, yakni terbentuknya unsur lain, dalam hal ini helium, sebagai akibat bergabungnya inti atom deterium dan tritium (masing-masing satu proton) menjadi satu inti atom dengan dua proton (helium). Peristiwa ini disertai dengan pelepasan energi dan satu neutron. Karena fusi adalah pembentukan unsur baru yang lebih berat sebagai akibat dari penggabungan unsur-unsur lain yang lebih ringan, maka ia disebut juga sebagai nukleosintesis.
Fusi (nukleosintesis) hidrogen menjadi helium inilah yang membuat matahari menyala, dan memberi kita terang pada siang hari dan sinar bulan pada malam hari. (Matahari kita sudah separuh baya, 4,5 milyar tahun umurnya, dan tersisa 4,5 milyar tahun lagi sebelum seluruh hidrogen-nya habis menjadi helium).
Jadi matahari kita adalah pabrik helium. Belum jelas benar apakah setelah itu matahari akan melanjutkan nukleosintesisnya, mengubah helium menjadi unsur lain yang lebih berat lagi.
Pada pokoknya, unsur-unsur yang lebih berat dimulai dengan nukleosintesis hidrogen menjadi helium. Bila nukleosintesis dimulai dengan jumlah hidrogen yang cukup banyak, maka nukleosintesis akan berlanjut, dan dapat berakhir dengan ledakan. Selama ledakan, terjadi lagi nukleosintesis yang menghasilkan unsur-unsur yang lebih berat lagi. Serpihan ledakan ini bertebaran di angkasa luar, terperangkap dalam awan atau kumpulan debu luar angkasa, menggumpal lagi karena gravitasi, menjadi bintang baru, atau menjadi planet seperti bumi tempat kita tinggal.
Inti bumi adalah besi cair. Besi memiliki 26 proton. Selain itu kita juga menemukan unsur unsur lain yang lebih berat (emas, 79; air raksa, 80; uranium, 92; dll).Unsur-unsur yang lebih berat ini pastilah merupakan produk fusi tahap lanjut pada bintang-bintang terdahulu, yang kemudian meledak, dan serpihannya nyangkut pada gumpalan besi yang kemudian menjadi bumi kita ini.
Bumi menjadi tempat yang sesuai untuk kehidupan setelah berevolusi bermilyar tahun, dengan bantuan bintang-bintang sebelumnya, yang melengkapinya dengan unsur-unsur yang menunjang kehidupan (karbon, nitrogen, dsb.).
Jadi, kita ini anak-anak bintang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI