Mohon tunggu...
TRIZI MAEZARHAMED LEHANA
TRIZI MAEZARHAMED LEHANA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Teruslah melangkah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jerih Payah

21 November 2024   08:40 Diperbarui: 21 November 2024   08:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hendra seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi abdi negara, ia ingin membuat kedua orang tua nya bangga. Sejak kecil Hendra terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah nya adalah seorang petani yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Ia sangat ingin mengangkat derajat orang tuanya.tanpa memberikan beban yang begitu berat kepada orang tuanya. Untuk mewujudkan cita citanya ia berjanji akan terus belajar dengan bersungguh-sungguh. Memang benar usaha tidak akan mengkhianati hasil, setiap kenaikan kelas Hendra selalu mendapatkan juara 1 kelas berturut-turut hingga sampai dia sekarang menduduki bangku SMA.

Sekarang Hendra berada di kelas 12 SMA, ia sangat memikirkan apakah ia dapat mewujudkan cita-cita nya untuk menjadi abdi negara. Setiap waktu bel siang berbunyi Hendra selalu pergi meninggalkan kelas untuk menyempatkan waktunya pergi ke musholla untuk melakukan sholat dhuhur, disetiap ia dzikir Hendra tiada habisnya untuk mendoakan sesuatu yang telah diharapkan.Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 Hendra segera bergegas pulang, setiap pulang sekolah ia selalu disambut oleh ibunya

"Assalamualaikum buk, Hendra pulang" Ucap Hendra

"Waalaikumsalam, makan dulu nak..." Jawab Ibu Hendra sambil menyiapkan sepiring nasi dan lauk tempe tahu.

"Bu, setelah lulus Hendra mau daftar abdi negara ya Bu?" tanya Hendra kepada sang ibu

"Bismillah saja nak, Ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu" ucap Ibu Hendra.

Mendengar perkataan dari sang ibu Hendra semakin bersemangat untuk mewujudkan cita cita nya. Tapi disamping itu ia berfikir bagaimana ia bisa membayar biaya untuk mendaftar abdi negara, karena ia tahu orang tua nya pasti tidak mampu membiayainya Akhirnya ia memutuskan untuk menjual lumpia di sekolahnya yang hasilnya nanti di tabung. selang beberapa hari kemudian Hendra menjual lumpia di sekolahnya, sekumpulan teman teman Hendra menghampiri Hendra dan sengaja mengobrak abrik dagangan milik Hendra, hingga menyebabkan kekacauan di sekolah Hendra. 

Keributan terjadi di sekolah Hendra berkelahi dengan temannya karena tidak terima. Sehingga keributan tersebut terdengar oleh para guru, guru BK pun menghampiri dan langsung melerai pertengkaran Hendra hingga kedua nya masuk ke ruang BK. Hendra menceritakan semua apa yang telah terjadi dan memang ini kesalahan mereka berdua, mereka mengaku bersalah dan menyelesaikan nya dengan meminta maaf satu sama lain. Setelah insiden itu Hendra tetap melanjutkan usaha nya sampai ia tamat sekolah. Uang tabungan yang ia simpan sudah cukup untuk ia menyiapkan pendaftaran nya menjadi Abdi Negara.

Langkah demi langkah Hendra jalani dengan penuh kesabaran, semasa SMA Hendra terus belajar untuk dapat menggapai impiannya,dengan cara ia belajar dan mengikuti tes yang akan muncul pada saat waktu daftar abdi negara,selama ia belajar Hendra tetap melanjutkan penjualan lumpia supaya dapat mencukupi ekonomi nya, saat pertama pendaftaran, Hendra ternyata gagal pada saat waktu sesi psikolog, dengan kegagalan itu, Hendra menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman untuk melanjutkan pendaftaran berikutnya.

Sampai 2 tahun berlalu Hendra terus berusaha untuk melakukan pendaftaran berbagi Pendidikan Abdi negara, setelah lama ia berusaha ke 7x pendaftaran Hendra telah diterima di pendidikan TNI -AL disitu Hendra sangat senang sekali karena sekian lama ia berusaha telah membuahkan hasil yang sangat maksimal. Keluarga Hendra sangat gembira ketika melihat kabar tersebut mereka pun tidak kecewa dengan perjuangan Hendra selama ia belajar. Dengan keberhasilan itu Hendra semakin yakin bahwa setiap terjadi nya kesulitan pasti ada jalan untuk kemudahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun