Pergumulan memilih kado untuk menghadiri sebuah  undangan.
Sebagai anggota masyarakat sering kita mendapatkan undangan seperti pertunangan, pernikahan, peresmian rumah baru, ulang tahun. Menghadiri undangan tenyata tidak semudah membalikan tangan. Di balik itu muncul beberapa pertanyaan dan pertimbangan yang memerlukan doa, hikmat, dan kebijaksanaan.
Salah satu pertanyaan itu misalnya adalah hadiah apa yang cocok? Berupa kado barang atau uang? Kalau bentuknya barang, maka barang apa yang cocok dan kalau berupa uang, berapa besaran jumlah uangnya yang pantas atau sesuai?
Apalagi dalam undangan sudah dicantumkan tulisan "tanpa mengurangi  rasa hormat, kami tidak menerima kado berupa barang, ditambah gambar kado yang disilang". Bagaimana pendapat Anda?
Ada apa hubungan undangan dengan kado?
Undangan dan kado adalah dua hal penting, masing-masing memiliki makna dan nilai  yang sangat berharga dalam sebuah hubungan dengan sesama. Undangan memiliki sebuah nilai yang mencerminkan penghargaan dan penghormatan  kualitas nilai sebuah persahabatan maupun  kekeluargaan.
Undangan dan kado  mencerminkan nilai dan makna sebuah sejarah (histori)  relasi waktu masa lalu, waktu  sekarang. Merenungkan  masa lalu  yang penuh liku-liku  serta pergumulan saling menghibur, mendukung dan menguatkan yang bisa dipertahankan sampai sekarang.
Kado dan undangan juga memiliki makna dan nilai untuk waktu yang akan datang, artinya melalui silaturahmi berbentuk undangan dan kado sebagai penghargaan dan pengharapan dalam  mempertahankan dan meningkatkan kualitas hubungan yang lebih baik dan lebih bermakna.
Undangan dan kado adalah ungkapan nilai kasih. Itulah sebabnya sering kali kita mendengar ucapan "Terimalah pemberian kami, jangan dilihat  besar kecilnya dalam ukuran materi dan harga  rupiah, mahal dan murahnya, tetapi terimalah ketulusan kami".
Keduanya membutuhkan penghayatan sebagai bentuk ungkapan kasih, ketulusan. Kasih itu menunjukan kerelaan berkorban dalam bentuk waktu, tenaga, dan barang. Ingatlah makna sebuah hadiah yang penuh dengan makna yang dibawa oleh orang Majus dalam sejarah Natal.
Sebaiknya berhikmat dan hati-hati dengan undangan dan kado yang tidak tulus akan menjadi sebuah jebakan, perangkap bagi materialisme, "udang di balik batu" bagi sebuah usaha terselubung yaitu "gratifikasi".