Mohon tunggu...
Triyono Eko
Triyono Eko Mohon Tunggu... -

Masih terus semangat sampai izzah kudapat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Awal Pertemuan

20 September 2012   04:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saat itu bertepatan di bulan ramadhan tepatnya hari Minggu, dimana aku dan teman – teman se organisasi mengagendakan acara sahur buka bareng, acaranya biasa – biasa saja sih, Cuma,, ada dua nih yang membuat acara ini jadi makin spesial terutama bagiku, pertama… yaitu sebuah rasa saling kerja sama antar temanmakin terjalin, walaupun kebanyakan teman- teman itu belum semuanya kenal dengan teman yang lainnya, ya.. mungkin karena masih baru, ditambah baru kenal waktu itu juga, jadi agak canggung - canggung gitu, tapi ya lumayanlah teman- teman sudah dapat berinteraksi dengan baik, nyatanya acaranya sukses,, hehe Alhamdulillah….

Nah itu tadi yang pertama.. yang kedua ini yang menjadikan aku ndredek (:gugup), tertegun melihat sesosok gadis yang kalem banget duduk bersama Ririn, kata temanku Si Marsono gadis itu unyu – unyulah gitu, hehe memang alay banget itu si Marsono, dan sejak aku memandang dia serasa kaya di dideportasi ke kutub utara nih, brr… dingin ditambah angin sore yang buat aku semakin dingin, nggak bisa berkata deh, perasaan makin nggak karuan, hmmm memang sesuatu banget gadis itu. Hohoi…

Di sela – sela aku tertegun gara - gara gadis tadi, tiba – tiba si Lilia, si seksi konsumsi manggil - manggil bala tentara se seksi konsumsinya, “Hoiii..tolong angkatin piring – piring itu dong, udah jam lima nih,,!! aku kerepotan buat dawet tau”, kata lilia. “Eh iya..iya..saya angkatin… byuh kurang banter mbak…!! tapi masa ya sebanyakgini sih,,” sahut Aziz. Ya jangan sendirian dong.. suruh yang lain buat angkatin gitu lo!,,,yang bagian konsumsi suruh sini semua!”. Sewot Lilia. Oke..siap komandan bawel!!” wani piro,,hehe???, sahut Aziz seraya dengan gayanya yang suka meledek. Memang si temanku Aziz ini bisa dibilang teman yang sangat humoris alias pencair suasanalah dikala suasana lagi genting. Melihat kondisi yang mungkin bisa dibilang lagi riweh alias repot kaya gitu tadi, langsung saja aku menuju dapur seraya membantu yang belum rampung, “apa ini yang perlu aku bantu??”, Tanyaku.“piring,,nasi,,es,,semangka,,diangkat semua ke tempat acara ya pak,,hehe”, jawab Pipit. “La kok banyakmen aku,, ya sudah bareng - bareng saja ya,,”tukasku, sembari menawar hehe.. .” hoalah..” sahut pipit. “ yuk lekas cepat aja udah manjing ni”, sahutku. Dan akhirnya semua serentak mengangkat makanan ke tempat acara buka bersama.

Satu persatu makanan aku angkat dengan teman teman, “ nah gini enteng kan??..coba kalau aku sendiri, bisa – bisa nggak ikutan buka bareng no!, gara – gara aku pingsan duluan hehe, pokoknya seberat apapun pekerjaan kalo dikerjakan bareng pasti ringan..insyaallah,,”tukasku sembari menyemangati teman – teman. “nggeh,,pak”, sahut Aziz, seraya menganggukkan kepalanya.

Di saat aku mengangkati barang dan makanan - makanan tadi, sesosok gadis yang lagi duduk dengan Ririn tadi juga tidak kunjung - kunjung memasuki tempat acara buka bersama, padahal sebentar lagi bedug Maghrib hampir ditabuh, “hmmm… mungkin karena jarang ketemu dan lamanya nggak ngobrol bareng dengan teman lama, jadi.. keenakan ngobrol kali”, pikirku.

Melihat mereka berdua tak kunjung – kunjung masuk, akhirnya dengan sedikit keberanian, aku beranjak menyapa dan mempersilahkan mereka untuk segera memasuki tempat acara, hmm… walaupun sedikit canggung aku beranikan, dan akhirnya kulangkahkan kakiku untuk menghampiri dan mempersilahkan mereka “ emm ..mbak - mbak silahkan masuk bentar lagi mau maghrib lo! Yuk lekas masuk aja! Yang lain juga dah masuk kok”, kataku sembari melambaikan tangan kaya recepsionis hotel bintang lima di jakarata nih haha… Dan Alhamdulillah akhirnya mereka berdua masuk ke tempat acara juga.

Pra acarapun dimulai dan sambutan – sambutanpun juga telah terucap. Jampun menunjukkan pada pukul 17.46 Wib, menunjukkan telah masuknya waktu Maghrib di wilayah Ponorogo dan sekitarnya, “Tok,,,tok,,,tokk,,, dung..dung…”, suara bedug masjid sebelahpun menandai berakhirnya puasaku dan teman – teman dihari itu, “Alhamdulillah……”, ucapan serentak teman – teman yang penuh dengan pengharapan pahala dan berakhirlah sudah puasaku dan teman - temanku dihari itu. Setelah selesai memanjakan perut dengan hidangan yang mantap ala cheff Lilia dkk, Kegiatanpun diteruskan dengan sholat maghrib berjamaah, sekaligus saat itu juga aku ditunjuk untuk yang jadi imamnya. Di sela – sela hikmatnya memimpin sholat, tiba – tiba di rakaat terakhir hatiku terlintas pikiran tentang sesosok gadis yang duduk dengan Ririn tadi, hatiku bertanya – Tanya “siapakah gerangan yang duduk bersama Ririn tadi ya??”, seolah – olah menjadi pertanyaan yang harus secepatnya aku pecahkan, sampailah pada salam dan shalatpun segera aku akhiri,di dalam do’aku kuselipkanlah doa pengharapan ke dia, ‘’ Ya Allah siapakah dia tadi?, kenapa hati ini tiba – tiba bertanya–Tanya?, ya Allah semoga di lain waktu Engkau pertemukan hambamu dengannya amiiinn!!.”, doaku yang penuh dengan sebuah harapan.

Setelah usai shalat berjamaah, sudah menjadi tradisi bagiku untuk berjabat tangan dengan teman – teman dibelakangku, aku yang saat itu sebagai imam segera saja membalikkan badanku kebelakang untuk berjabatan tangan dengan teman – teman, saat itu pula aku menengok lebih jauh kebelakang karena niat hati ingin melihat makmum yang putri, siapa tahu sesosok gadis yang kalem tadi ikut sholat berjamaah, wah.. dan ternyata dia tidak ada dalam jamaah sholat tadi, mungkin dia pulang duluan atau mungkin dia ikut sholat terus langsung pulang gitu, ah aku tak tahu. hmm.. semakin kuat pertanyaan itu timbul dalam diriku, “ Siapakah dan siapakah???”gumamku dan hatiku nggak karuan banget saat itu, Seakan-akan otakku bergerilya atas keingin tahuanku tentang seorang gadis itu dan ingin segera aku tawan, biar nggak pergi – pergi dariku. Hehe…

Jam menunjukkan 18.40 wib, “Ayo tikernya lekas digulung”, kata Marsono. “ iya cepat digulung aja!, bentar lagi juga mau isya’.. “. Sahut prasetyo. Sambil menggulung tikar aku pun ngobrol dikit dengan Uson. “ eh ntar kamu jangan pulang dulu ya Son!”, perintahku. “Kenapa pak?”, jawab Uson. “ada yang mau aku tanyakan pak,,hehe”, celotehku. Dengan santainya Usonpun menambahi “ oke – oke… wani piro???”. “ gampang son !!”,sahutku.

“Alhamdulillah… kelar dah! Oya pak eko aku tak pulang dulu ya, soalnya nanti aku bagian bilali shalat tarawih lo!”, kata Prasetyo, si Prasetyo ini disamping rumahnya jauh, dilingkungannyasatu – satunya remaja yang sering ditunjuk untuk bilali shalat tarawih. “O… gitu yadah kalo gitu terima kasih banyak pak ya, atas parisipasinya.. hati – hati dijalan !”, jawabku sambil mengangkat tumpukan tikar. “Oke pak bro”, jawab Prasetyo. Prasetyo pun pulang dilanjutkan yang lainnya juga pulang, dan akhirnya tinggal aku dan Marsono di tempat itu, “eh son, kamu tau nggak gadis yang waktu sore tadi duduk sama Ririn??”, aku mencoba mengawali obrolankudengannya, “ yang mana lo pak?”, jawab uson. “ tadi lo… kalo nggak salah dia tadi pakek kaos item gitu,” aku berusaha menjelaskan ke Uson. “Oalah,,, Isna ya??”,sahut uson. “Wah cocok.. Eko terusannya kan Isna…”,gumamku kegirangan sambil tersenyum dan diam sejenak, “ heh pak eko kok diem?”, Tanya Marsono, sambil memukul bahuku. Serentak akupun kaget dan spontan aku berkata: “Isna pak???. “ Iya Isna pak Eko.. ada apa??”, pertanyaan polos Uson keluar, seolah – olah dia tidak tahu apa yang sedang aku alami waktu sore tadi, padahal hatiku ketika memandang dia dag di dug der rasanya hoho.. , “ emm.. rumahnya mana pak son?”, tanyaku. “ itu..dekete rumahe gupy..!”, jawab uson, “oh… situ Punya nomor Hpnya nggak pak?, kalo punya coba aku minta pak! ni..hehe “, seraya aku menyodorkan Hpku ke uson, “hayyo… kenapa tiba – tiba minta nomor Hp segala pak?, naksir ya sama Isna?? Ngaku - ngaku…!!”, wah Usonpun mulai menaruh curiga sama aku. “ Ketemu aja baru satu kali, masa langsung naksir sih pak,,,??” kataku sembari berusaha meredam kecurigaan uson, padahal memang benar hehe... “ Ini pak, tak kirim aja!”. uson mengirimkan nomor Hp Isna lewat sms. “Kringgggg…kringggggg” Hpku bunyi dan setelah aku buka terpampang secarik nomor bertuliskan “ Isna Sewelut”, “Alhamdulillah….”, gumamku. Perasaan senang menghampiriku. “wah terima kasih banyak pak son ya!, ucapan terima kasihku yang kegirangan seketika itu. “ oke pak.. sama – sama… “, balas uson dengan sedikit senyum curiganya. Dan akhirnya obrolanku dengan Usonpun usai, akupun juga bergegas pulang karena mengingat waktu sudah masuk isya’. “Ya sudah aku tak pulang juga pak son, barang – barangnya kaya spiker dll, taruh dikamar ruangan sebelah aja!, soalnya aku nggak bisa bawa ni, dan ini nanti kuncinya kamu kasihkan ke pak Samuji ya!!”, perintahku. “iya pak eko, yadah hati – hati aja!”, kata uson. “Yuhu pak..da..!”, seraya aku menarik gas motor.

Diperjalanan pulang perasaan penasaran dan keinginan untuk segera meng sms dia semakin kuat, saking kencangnya aku naik motor, wah..rasanya naik motor kaya nggak terasa, haha.. kaya jadi rosi yang mau lagi ke garis finis gitu, Go…go… haha. Dan Alhamdulillah akhirnya akupun sampai juga di garis finis alias rumahku hehe… dan pas itu juga suara iqomah dimasjid sebelah rumahku berkumandang, “ ah.. dah qomat..”, gumamku. Perasaan untuk jamaah sholat isya’ dan sholat tarawih pun akhirnya menipis, dan terpaksa sudah akhirnya akupun nggak sholat berjamaah, alias shalat dirumah saja. Hoho…

Seusai shalat seperti biasanya, aku berbaring diatas kasurku sembari mengutak atik hpku, aku baca satu persatu sms yang sudah aku kirim ke teman – temanku ataupun sms dari teman – temanku yang belum sempat aku baca karena acara buka bersama yang cukup merepotkan tadi, dan akhirnya tibalah saat aku membuka sms dari Marsono tadi, yang berisi nomor hp si gadis yang menjadikan aku penasaran stadium akut, haha .. parah. “ hemmm… yang tadi sorenya cuma bisa memandang saja, sekarang malamnya aku dapat nomor hpnya, hemm.. “, syukurku yang tiada terkira kupanjatkan kepada -Nya. “ sms??… nggak??.. sms??… nggak??”, gumamku. Dan akhirnya aku putuskan untuk sms dia keesokan harinya saja, karena mengingat kondisi badanku yang sudah letih. Aku mulai tarik selimut dan lanjutpindah channel kealam mimpi, berharap si gadis tadi nongol dimimpiku, hehe…

“Sahur… sahur… sahur…!!!”, poro bapak, poro ibu, lan poro mas – mas, mbak – mbak ugi poro adik – adik ingkang badhe nindhaaken siyam… kulo aturi inggal – inggal sahur… sameniko sampun jam kaleh, sahur.. sahur…!!”, suara remaja masjid yang saat itu lagi bangunin orang – orang untuk sahur, lewat spiker masjid. Dan akupun langsung bangun dari tidur, kemudian bergegas untuk ambil air wudhu untuk sekedar menyegarkan mukaku, aku santap makanan sahurku bersama adik dan ibuku tercinta, disela menyantap makanan sahur, sudah menjadi kebiasaanku setiap hari yaitu curhat kepada ibu, “ Buk aku tadi waktu buka bersama ketemu gadis namanya isna, kata temanku anak sewelut buk”, isi curahanku terhadap ibu. Ibuku pun hanya tersenyum, mungkin karena sambil nonton tv acara sahur, jadi ibu tidak terlalu memperhatikan curahan hatiku tadi. “ wah ibu malah malah asyik liat tv sih!!”, gumamku. Segera saja aku selesaikan makan sahurku dan bergegas untuk menuju masjid seraya menunggu shalat shubuh tiba. “Allahu akbar..”. aku kumandangkan adzan dan kuteruskan shalat shubuh berjamaah, hemm… pengakhiran malam yang indah.

Pagipun menjelang dengan hembusan udaranya yang segar, hembusan udara yang membuat suasana menjadi indah dan damai. Dan aku awali pagi dengan sederetan agenda aktifitasku sehari – hari, akhirnya sampailah pada jam istirahatku, aku istirahatkan sejenak tubuh ini, dan hp menjadi teman yang asyik dikala kesepian melandaku didalam kamar, Isna dan Isna nama yang akhir – akhir ini mengelilingi otakku, dan mulai menguatkan aku untuk segera saja menghubungi dia lewat hpku. Ku ketik nama isna di kontak hpku, muncullah nama Isna Sewelut, aku pencet tombol hijau di hpku, dan panggilan untuk diapun aku mulai, “Tut… tut…”, suara panggilan. Dan tiba – tiba terdengarlah suara seorang gadis dengan nada yang kalem, sekalem hatinya hehe…, “Hallo.. siapa ya?”,Tanya dia. “Eh.. assalamu’alaikum.. maaf ini benar Isna sewelut kan??”, kataku. “ wa’alaikum salam.. iyya ini saya dengan Isna sendiri… kamu siapa ya?”, wah suaranya saat itu juga membuat aku sorak – sorak bergembira haha.. “Ini saya Eko… yang waktu kemarin sempat ketemu di acara buka bersama..”, jawabku. “Yang mana ya..?? Tanya dia. dia agak sedikit nggak tahu, soalnya kemarin memang banyak banget cowoknya,. “ Hehe… saya memang nggak nampakin diri didepan umum”, kataku. Dan obrolankupun semakin panjang dengan dia, sampai pada saat obrolan yang membahas tentang boneka, akupun mulai bertanya lebih detail masalah itu, karena menurutku itu sebuah seni yang membutuhkan ketelatenan dalam membuatnya, dan akhirnya aku tahu kalau dia mempunyai bakat membuat kesenian boneka, tidak tanggung – tanggung diapun ternyata sudah banyak di pesani oleh teman – temannya untuk membuatkan boneka buatan tangannya, dan akupun yang saat itu kagum kepada dia, akhirnya aku ikut – ikutan memesan hasil karya bonekanya itu, “ Eh isna, aku pesen boneka bolehkan??”,tanyaku. “Boleh mas, pesan yang kaya apa?”,jawabnya. “ emm cowok yang pakek peci ditambah pakek sarung is !”,kataku sambil memikir – memikir. “ oh itu… iyya saya usahakan tapi ininanti setelah hari raya aku baru bisabuat.. trus kalo masalah sarung motif kainnya jarang aku temuin lo, gimana mas?”, Tanya dia dengan sedikit pemberitahuannya. “ iyya nggak apa - apa Is, untuk masalah motif sarungnya terserah kamu ajalah is !”, jawabku. Dan tahu nggak kalau yang mesan boneka itu kebanyakan yang pesan adalah teman – teman ceweknya, haha… parah dan mungkin akulah satu – satunya cowok yang pesan boneka ke dia. Dan di sepanjang obrolanku itu tadi dia juga sempet nyuruh aku melihat boneka – boneka buatannya, yang ditaruh difoto album facebooknya, “Oya mas kalo pengen liat lebih jelas bonekanya, bisa kamu liat di album facebook saya dan alamatnya adalah “Ini teh Izzna!”, kata dia. “ Oh iyya .. terima kasih is!”,sahutku. “ eh mas sudah dulu ya! Aku kayaknya mau disuruh ibu, saya udahin dulu ya assalamu’alaikum..!”, tukas isna. “O.. ya nggak apa – apa is,, terima kasih banyak lo ya? Wa’alaikum salam..”,jawabku. “Iyya mas..!”, sahutnya. “glek.. tut…tut”, suara hp menandakan berakhirnya obrolanku dengan Isna lewat selular. Wah saat itu juga hatiku rasanya kaya diterbangkan ke langit ke tujuh terus tembus ke surga, dan menemui suara bidadari didalamnya, siapa bidadarinya? Isna pastinya hehe….

Seketika obrolanku dengannya sudah selesai, pikiranku seakan tak henti – henti untuk memikirkannya, sempat juga saat itu malamnya aku memimpikan dirinya,” wah… apakah ini yang dinamakan cinta… mimpi”.gumamku.

Bersambung…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun