3. Jejak Audit yang Tidak Memadai:Â
Sulit untuk menentukan siapa yang melakukan perubahan spesifik, kapan, dan mengapa. Berbeda dengan sistem yang lebih canggih, spreadsheet menawarkan kemampuan terbatas dalam mencatat riwayat modifikasi, yang mana hal ini penting untuk transparansi dan akuntabilitas.
4. Masalah Skalabilitas:Â
Seiring dengan berkembangnya kompleksitas dan ukuran model keuangan, spreadsheet menjadi sulit digunakan dan lambat, sehingga memengaruhi produktivitas. Mereka tidak dirancang untuk menangani kumpulan data besar secara efisien, yang dapat menyebabkan hambatan kinerja.
5. Masalah Keamanan:Â
Spreadsheet sering kali tidak memiliki fitur keamanan yang kuat, sehingga data keuangan sensitif rentan terhadap akses tidak sah dan potensi pelanggaran.
6. Kesulitan dalam Tinjauan Kolaboratif:Â
Proses audit model keuangan memerlukan kolaborasi, namun spreadsheet tidak memfasilitasi akses multi-pengguna secara simultan atau pembaruan waktu nyata, sehingga menghambat kerja tim yang efektif.
7. Kemampuan Pengujian Terbatas:Â
Berbeda dengan lingkungan pemrograman seperti Python, spreadsheet menawarkan dukungan minimal untuk pengujian sistematis model keuangan, yang sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keandalan.
Dengan beralih ke Python untuk audit model keuangan, para profesional dapat memanfaatkan kemampuan bahasa tersebut untuk mengatasi keterbatasan ini. Python menyediakan platform untuk menulis kode yang jelas, ringkas, dan dapat diuji, dengan alat yang mendukung kontrol versi, kerja kolaboratif, dan pemrosesan data skala besar, sehingga meningkatkan kualitas keseluruhan dan kepercayaan audit keuangan.